Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

8 Tips Mengatasi Kekhawatiran Menjelang Pidato

Ilustrasi Mengatasi kekhawatiran menjelang Pidato (Sumber  foto: pelayananpublik.id)

Menurut bahasa sehari-hari, pidato  adalah kegiatan berbicara di hadapan umum, dalam rangka menyampaikan suatu atau beberapa masalah, untuk mencapai tujuan tertentu. 

Pidato merupakan komunikasi satu arah. Satu yang berbicara, yang lainnya sebagai pendengar.

Tidak semua kita dikaruniai keahlian dalam berpidato. Banyak orang berilmu tinggi, tetapi  mereka kurang mampu membagikannya kepada  khalayak dengan cara pidato.

Sebaliknya, ada pribadi yang punya pengetahuan alakadarnya, dia pintar menyampaikannya. Ketika berpidato di podium suaranya lantang penuh percaya diri, sehingga apa yang dia ucapkan jadi menarik dan enak didengar.

Banyak  gangguan tatkala  kita hendak berpidato. Terutama bagi pemula. Mulai kekhawatiran ditertawakan audiens, khawatir tidak menguasai tema pidato, khawatir membuat kesalahan, khawatir isi pidato tidak dimengerti pendengar, khawatir  mendapat kritik, sampai ke  grogi tanpa alasan.

Efeknya, lutut dan tangan bergetar, jantung berdenyut lebih kencang, keringat berlebihan, dan muka dan telinga jadi merah.  Giliran eksekusinya, bahan yang telah disiapkan bisa menguap tak tentu arah.

Demam kekhawatiran seperti ini bisa melanda setiap orang yang akan berpidato. Baik pemula maupun yang sudah punya jam terbang tinggi. Hanya levelnya kekhwatirannya yang berbeda. 

Sejatinya banyak hal yang menyebabkan  munculnya kekhawatiran menjelang pidato. Bentuknya  bisa bervariasi pada lain-lain orang.

Untuk mengatasi problem tersebut, berikut disampaikan 8  tips mengatasi kekhawatiran menjelang berpidato.

1. Lakukan Persiapan yang Matang

Suka atau tidak suka, sebelum berbicra di hadapan halayak, Anda harus melakukan persiapan yang matang. Baca kembali naskah pidato sehingga Anda menguasai tema pidato. Anda pun dapat mengatur gerakan yang menunjang pidato, bukan melakukan banyak gerak yang tidak penting. Kapan perlu lakukan latihan di depan cermin. 

2. Meninjau Tempat Pidato

Kalau tak salah ingat, kata Pak Guru kami di sekolah dahulu  upaya ini di sebut “menguasai panggung”. Datanglah terlebih dahulu ke tempat pidato. Survei lokasi agar Anda ngetahui situasi. 

Waktu mengundang Pak Ustad untuk memintanya mengisi ceramah pada kegiatan pengajian, sering kita ditanyai tentang kondisi masyarakat setempat. Ini termasuk salah satu strategi mereka untuk menguasai panggung. 

Aturlah waktu keberangkatan dari rumah menuju lokasi supaya tidak datang terlambat. Namun tidak pula hadir terlalu cepat, supaya tidak menunggu terlalu lama.

3. Mengatur Pernapasan

Pertama berdiri diatas atas podium dan berhadapan dengan publik, perasaan grogi pasti ada. Terutama bagi pemula. Untuk menenangkan diri, bernapaslah secara teratur.  Hirup napas panjang, tahan selama 5 hitungan.  Kemudian hembuskan perlahan-lahan.

Dalam berpidato, hindari berbicara tergesa-gesa, supaya pendengar bisa memahami apa yang Anda sampaikan. Biasanya orang yang neveous bicaranya terburu-buru. Sehingga  nafasnya tidak stabil.

4. Fokus

Fokus merupakan bagian penting dalam berpidato. Jika pikiran Anda kemana-mana, topik yang disampaikan tak tentu arah. Pendengar jadi tidak mengerti. Ketika konsentrasi buyar, rasa gugup semakin parah bahkan tidak terkendali. 

5. Ingat, bahwa  Manusia tiada yang Sempurna

Makin takut akan melakukan  kesalahan, malah makin banyak Anda melakukannya. Bersikaplah setenang  mungkin. Kesalahan adalah  hal yang manusiawi. Jangan tertekan dengan kekhawatiran akan membuat kesalahan.

Ketika rasa negatif itu datang menyerang, lawan dengan memikirkan hal-hal yang positif.

Pendengar pun akan maklum jika pembicara melakukan kesalahan sekali dua. Namun Anda tetap berupaya  menampilkan pidato yang terbaik.

6. Menganggap Pemirsa Sebagai Kawan

Dengan menganggap pemirsa sebagai kawan, perasaan  Anda akan lebih tenang.  Anda seakan-akan berada di kerumunan sahabat sendiri. Anda akan merasa lebih santai karena tidak berhasrat terlalu tinggi untuk memuaskan semua pendengar.

Dengan demikian, Anda tidak segan melakukan kontak mata dengan pendengar. Hal ini dapat menciptakan kondisi yang  lebih kondusif.

7. Menyisipkan Humor dalam Pidato

Mahir menyisipkan humor dalam berpidato  akan membuat suasana menjadi cair. Bahkan dapat menciptakan kondisi yang baik dan menyenangkan. Carilah humor yang berkaitan dengan isi pidato.

 Atur juga gerakan tubuh saat berpidato. Hindari  melakukan gerakan yang tidak penting. Umpanya mundar-mandir di hadapan penonton.

8. Tempat dan Waktu

Berpidato terlalu lama, membuat waktu tersedot oleh satu pembicara saja.  Sehingga pembicara lainnya tidak kebagian.  Boleh jadi mengganggu waktu salat atau jadwal lainnya. Sebab setiap orang punya kepentingan berbeda-beda.

Patuhilah waktu pidato yang telah ditetapkan panitia. Tanyakan kira-kira  barapa menit waktu yang dijatahkan untuk Anda. 

Pengalaman saya ikut kegiatan BKMT di kecamatan.  Suatu saat, ketuanya BKMT Kabupaten terlalu lama mengantarkan kata sambutan. Hingga penceramahnya tidak kebagian. Beberapa menit lagi masuk waktu Ashar.

Begitu sang penceramah berdiri di panggung,  beliau membukanya dengan salam, terus berpidato, “Di Indonesia ini terlalu banyak sambutan-sambutan.” Kemudian diiringinya dengan salam penutup. 

Semua pemirsa pasti tahu, bahwa Pak Ustat yang diundang jauh-jauh  dari luar kecamatan itu sangat jengkel.

Zaman sekarang serba praktis. Sumber informasi bertebaran dari segala penjuru, di dunia maya dan alam nyata. Untuk apa nyinyir terlalu lama. Kuno.

Demikian 7 tips mengatasi kekhawatiran menjelang pidato. Sebenarnya masih banyak kiat lain untuk menghilangkan kekhawatiran tersebut. Namun 8 tips di atas dianggap cara yang umum. Semoga bermanfaat. 

Baca juga:   

****

Penulis,
Hj. NURSINI RAIS
di Kerinci, Jambi

_________

Sumber:

Samad, Adi Abdul  dan Indriani. 2010. Belajar dan Mengenal Teknik Berpidato. Jakarta: Penerbit Trans Mandiri.

10 komentar untuk "8 Tips Mengatasi Kekhawatiran Menjelang Pidato "

  1. wah... cocok nih untuk yang mau jadi politisi ....

    bermanfaat dan nambah wawasan

    BalasHapus
  2. Terima kasih telah mengapresiasi, Mas Tanza. Selamat sore dari tanah air.

    BalasHapus
  3. Sy jd ingat dulu pas pertama kali memberisambutan saat jd ketua panitia... Saat itu sy gemeteran bicara depan umum karena gak ada persiapan... Tp setelah ke2x ditunjuk buat beri sambutan sy gak grogi lg karena sy sdh nyiapin semuanya persis tips ibu nur yg diatas

    BalasHapus
    Balasan
    1. 100 buat ananda Fahrul. Bagiku, pidato punya maknet tersendiri. Sudah dipraktik sekali, pengennya sekali lagi. he he ...Selamat malam, ananda Fahrul. Terima kasih telah hadir.

      Hapus
  4. ngomong di acara resmi yang isinya temen2 sendiri aja malunya bukan main, apalagi kalo di depan orang lain. Wah mending ngumpet aja deh, bun. Saya cuma berani ngomong via siaran radio aja, gak berani tampil langsung. Hehehehe

    BalasHapus
    Balasan
    1. He he ... Sama, ananda Naia. Bunda juga begitu. Terlebih sejak pensiun tidak pernah lagi bicara di depan umum. Terima kasih telah singgah. Selamat malam.

      Hapus
  5. Huwaaaa, saya belum bisa Bu, jangankan ngomong di depan umum, ngomong di kamera aja belepotan, apalagi mau pidato, berasa mau pingsan deh hahaha

    BalasHapus
    Balasan
    1. Setiap manusia punya kelebihan. Ananda Rey diberi kelebihan pintar nulis. Saya juga kurang pandai berpidato. Terlebih semenjak pensiun. Kalau dahulu, skop kecil sering melakukannya. Selamat sore. Maaf telat merespons. Kami di sini seharian mati lampu. Baterey habis. Baru nyala sejam lalu.

      Hapus
  6. Ini bermanfaat banget, Bu 😆. Tapi sayangnya aku telat taunya tips ini. Seharusnya jaman kuliah dulu aku sudah paham tentang tips ini, biar setiap kali waktu presentasi gak sport jantung terus. 🤭

    BalasHapus
    Balasan
    1. Lebih baik terlambat daripada tidak sama sekali, ananda Roem. Sekarang dan untuk di dunia kerja tips ini juga dibutuhkan. Selamat pagi, terima kasih telah mengapresiasi. Doa sehat untuk keluarga di sana

      Hapus