Staycation: Dari Hotel Amaris ke ICU
Traveling
Memasuki Area Hotel Amaris
Tujuh jam perjalanan dari Kerinci, pukul 15.30, kedua mobil yang kami tumpangi sampai di Hotel Amaris, Muara Bungo, Provinsi Jambi.
Petualangan ini kami lakukan hari Sabtu 05 Maret lalu, dengan anggota 9 jiwa. Mobil pertama si bungsu dan istri serta 4 anaknya, mobil ke dua, saya, bapaknya, dan 1 sopir.
Kami disambut oleh petugas Hotel Amaris dengan prokes yang ketat. Semua tamu wajib menggunakan masker. Sebelum masuk ruangan, cuci tangan, cek suhu tubuh, dan telapak sepatu disemprot pakai disinfektan.
Wow ... Ramenya minta ampun. Maklum, anak-anak 1-12 tahun. Sesibuk-sibuknya ayah bundanya membagi kamar, yang satu bilang lapar, yang lainnya minta makan.
Dan yang paling nyaring usulannya Rukayya anak nomor 3. Dia minta berenang. Ha ha ..... Terlihat jelas gadis 3,5 tahun itu kecanduan ber-staycation ria. Pantasan, dari malam sebelum berangkat dia minta ke ayah bundanya nginap di hotel.
Lain cucu, beda pula neneknya
Lain cucu, beda pula neneknya. Begitu masuk ruang tunggu, matanya jelalatan memperhatikan apa yang ada di depan mata. Sesekali membidik kamera HP ke beberapa objek. Ahay .... Namanya saja blogger gaek. Saat nyemplung di momen spesial bigini, yang ada di benaknya pasti konten blog. Walaupun staycationnya nebeng. He he ....
Ternyata, di ibukota kabupaten seperti Muara Bungo ini terdapat juga hotel bagus seperti Amaris. Pelayanannya nyaris serupa dengan hotel bintang 3 Swiss Belinn Medan, yang pernah saya singgahi Awal Januari lalu. Sama bersih dan sama rapi, ditambah personelnya yang ramah cantik dan ganteng. Hanya jumlahnya kalah banyak.
Uniknya, tamu tidak diperkenankan mengambil menu sendiri. Cukup beritahukan pada petugas suka lauk ini atau sayur itu, sambil berdiri depan meja sajian. Konon peraturan begini berlaku selama pandemi.
Tetapi, bagi saya itu sudah lumayan. Yang penting cukup, bersih, dan nyaman. Sesuai dengan kost yang dikeluarkan. Lebih mewah dari itu, tentu tarifnya lain lagi. Saya tak tega memberatkan penyandang dana. Serasa menghisap hasil keringat anak. Meskipun dia ikhlas untuk membahagiakan orang tuanya.
Di mata saya, ada 2 poin yang membuat hotel berlantai 4 ini spesial.
Pertama, lokasinya di tengah kota, tetapi tidak bising. Mungkin karena posisi kamar kami berada di tempat yang tinggi.
Ke dua, pemandangannya cantik, bebas hambatan. Dari lantai 3, sesayup mata memandang tampak rumah-rumah penduduk dan perkampungan. Kondisinya sama di segala arah, utara selatan, timur dan barat. Seolah-olah kita berada di puncak tertinggi.
Bagi kalian yang melakukan perjalanan ke Muara Bungo, tak ada salahnya mencoba nginap di Hotel Amaris. Alamatnya di jalan Jl. Sultan Thaha N0. 103 Muara Bongo, Jambi, 37211.
Sekali merengkuh dayung dua tiga pulau terlampau
Sejatinya kami ke Muara Bungo bukan semata untuk melakukan staycation. Tetapi ada agenda penting yang harus kami tunaikan. Ibu mertua anak sulung saya meninggal dunia Selasa 01 Maret lalu.
Saya telepon si bungsu di tempat dia berdomisili Kota Bengkulu. Biar enak takziahnya bersama-sama. Bisa pula ngumpul sama si kakak yang hampir 2 tahun mereka tak ketemu.
Besoknya dia langsung pulang, memboyong anak dan isterinya. Maka jadilah acara syafari kami rame-rame.
Agenda berjalan sesuai rencana. Bak pribahasa orang tua-tua, “Sekali merengkuh dayung dua tiga pulau terlampau.” Maknanya, melayat lunas, staycation pun dapat.
Kebahagiaan staycation pupus
Paginya kami bersiap-siap untuk pulang. Si bungsu telah merancang perjalanannya dengan rapi. Dari sana dia sekeluarga langsung ke Bengkulu via Sarolangun Lubuk Linggau (Sumsel). Bukan lewat Sumatera Barat. Emak, bapaknya, dan Pak Sopir balik ke Kerinci.
Mujur tak dapat diraih, malang tak bisa ditolak. Saat mandi bersama kakaknya yang nomor 2, tiba-tiba gadis lincah Rukayya jatuh. Kepalanya terbentur ke semen pembatas lantai toilet dan tempat mandi.
Tampaknya tidak terlalu parah. Hanya keningnya sedikit bengkak. Tetapi tangisnya kencang. Terus muntah beberapa kali, tubuhnya lemas. Kaki tangannya dingin mukanya pucat.
Di Rumah Sakit Daerah H. Hanafie Muara Bungo, telah menunggu adik ipar si sulung yang kebetulan juga seorang dokter.
Alhamdulillah, tampa banyak prosedur, cucu saya langsung masuk ke ICU, terus dipasang oksigen. Saya dan bundanya menunggu di kamar hotel dengan harap-harap cemas.
Kata ayahnya, sebelum mendapat pertolongan medis, Rukayya sempat tak bisa menangis. Mukanya mulai cerah setelah diinfush. Duh, mengerikan sekali.
Alhamdulillah, pukul 14.30, dia sudah bisa diajak ngomong dan bermain. Rencana pulang ke Bengkulu tertunda.
Staycation mereka berlanjut satu malam di ruang VIP rumah sakit. Besoknya Rukayya harus menjalani scan. Hasilnya baru bisa dibacakan Senin siang. Syukur, tidak terjadi gangguan apa-apa di kepala cucuku Rukayya.
Demikianlah kisah Staycation dari Hotel Amaris ke ICU. Semoga bermanfaat.
Baca juga:
- 8 Tips Aman Traveling 2 Ribuan Kilometer
- Jajan Ropi Canai Tandak Malik, Anti Buncit Tetap Kenyang
- 3 Teknik agar Terlihat Awet Muda
- Menjawab Keluhan Pemilik Toko Sepi Pembeli
*****
Penulis,
Hj. NURSINI RAIS
di Kerinci, Jambi
anak anak, terlalu excite atas segala sesuatu....
BalasHapusAlhamdulillah nggak terjadi apa apa akibat terjatuh....
# Menarik, seperti baca cerpen...
👍👍👍👍
Amin, Mas Tanza. Syukur. Cuman kepulangannya tertunda satu hari. Terima kasih telah singgah. Doa berkah untuk keluarga di sana.
Hapus👍👍👍
HapusWah sungguh bersyukur saya bisa menemukan Bu Nur di blog pribadi, terutama karena Bu Nur sehat.
BalasHapusSemoga cucunda sudah pulih normal.
Terima kasih Bu Nur, saya ikut menikmati meriahnys staycation.
Hotmat saya.
Wow ... Senang sekali dapat kunjungan dari Mas Pudji. Terima kasih. Salam sehat pula buat keluarga di sana. Amin.
HapusDeg2an bacanya bu nur, untung masih bisa ditangani dan gak terlalu parah,,, semoga sehat selalu
BalasHapusAmin, ananda Alul. Terima kasih tanggapannya.
HapusWah blog nenek sudah beriklan 👍👍👍 pengalaman yang tidak akan terlupakan ya nek ketika membawa anak-anak ☺️
BalasHapusIkut memeriahkan, ananda Dinni. He he .... Terima kasih tanggapannya.
HapusDuh, untungnya rukayya cepat dikasih pertolongan. Kalo anak terbentur ke semen pembatas agak bahaya itu Bu apalagi kena kepala Sudah tepat sih dibawa ke RS.
BalasHapusMaaf kalo komennya agak berlebihan, soalnya ada anak tetangga disini yang juga pernah jatuh kepalanya terantuk tembok. Orang tuanya sebenarnya mau bawa ke rumah sakit soalnya benjol tapi anaknya ngga mau. Akhirnya dibiarkan. Tapi tiga hari kemudian muntah-muntah tuh anak sampai kejang baru dibawa ke RS.
Alhamdulillah, si cucu saat itu juga dilarikan ke Rumah Sakit, Mas Agus. Atas saran dokter juga. Duh, Allahuakbar. Kami semua jadi panik. Mana di negeri orang pula. Untung cepat pertolongan. Sekarang di sudah sembuh. Terima kasih tanggapannya, Mas Agus. Maaf telat merespon.
HapusYa Allah, kasian si dedek ya Bu, ini sama kayak anak bungsu saya Bu, minta ampun tingkahnya, kaki dan tangannya penuh luka, kepalanya benjol terus, saking banyak tingkah, manjat-manjat lah, jatuh lah karena lari-larian, astagaaa rasanya jantung saya mau copot setia harinya hiks
BalasHapusAnak cowok memang begitu. Beberapa kali jatuh dia tak mau kspok. Bekas luka itu, setelah dia dewasa dijadikannya bukti sejarah dalam hidupnya. Terima kasih telah mengapresiasi, ananda Rey. Maaf telat merespon.
Hapusmantul nek ceritanya
BalasHapusTerima kasih tanggapannya, ananda Nita.
HapusAlhamdulillah cucu tidak sampe terjadi apa apa bunda
BalasHapusAlhamdulillah, amin, ananda Nita. Terima kasih telah singgah. Selamat siang.
Hapushave a nice weekend
BalasHapusUcapan yang sama, Mas Tanza. Terima kasih telah singgah.
HapusYa ampun... hati2 kak, semoga cepat pulih ya biar bisa staycation di tempat lain lagi
BalasHapusAmin, Mbak. Sekarang dis sudah sehat. Terima kasih telah mengapresiasi.
HapusAllahu. Memang risau kalau budak-budak terjatuh. Lagi bahaya kalau muntah. Tindakan yang tepat membawa ke hospital. Biasalah kan hidup ada suka duka.
BalasHapusAda hotel memang dinding dan tingkapnya kalis bunyi. Mungkin Amaris begitu
Boleh jadi begitu, ananda Sal. Terima kasih tanggapannya. Selamat sore dari jauh.
Hapusmemang area basah sperti itu harus hati2 ya
BalasHapusIya, Mbak. Udah basah, badannya sedang bergelimang sabun pula. terima kasih tanggapannya. Selamat sore.
HapusIni juga yang saya takutkan kalau si kecil nggak bisa diem, ada aja tingkahnya, takut terjadi hal2 yg tidak diinginkan seperti ini.
BalasHapusUntunglah luka Rukayya tidak parah, speed recovery ya Rukayya.
Betul ananda, Ursula. Kadang2 hal di luar dugaan begini masalahnya kecil. Tapi bahayanya besar. Selamat sore. Terima kasih telah singgah.
HapusSemoga lekas sembuh ya Bu Nur..
BalasHapusAmin, Mas Warkasa. Terima kasih telah mengapresiasi. Selamat sore.
Hapusikut deg-deg an baca alurnya bun...
BalasHapussyukurlah rukayya nggak papa.
Alhamdulillah, sekarang Rukayya sudah sembuh, ananda Amirul. Terima kasih doanya. Terima juga telah mengapresiasi.
Hapus