Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Yuk, Cari Tahu Kelebihan dan Kekurangan Nasi Ampera Padang

Kuliner

Salah satu warung nasi ampera di Kota Sungai Penuh (Dokpri)

Siapa yang tak kenal nasi ampera Padang.  Saking merakyatnya, kuliner legendaris  ini dapat ditemui di hampir seluruh Indonesia, dari desa sampai ke kota.  

Kulinernya masyarakat menengah ke bawah

Nasi Ampera Padang dan  Tambuah Ciek  (Dokpri)

Sekilas terlihat, nasi ampera padang identik dengan masyarakat  kecil. Sebab, menu tersebut banyak dijual  di warung nasi kecil-kecilan.  Harganya pun  ringan di kantong. 

Tetapi di daerah saya (Kerinci),  peminat ampera tidak hanya masyarakat akar rumput. Orang-orang berada pun banyak yang menjadi pelanggan di Rumah Makan ampera Padang. 

Dengan demikian, ampera adalah kulinernya masyarakat  menengah ke bawah. Karena sejatinya, ampera versi nasi padang yang dihidangkan sama. Sama-sama masakan Minang. Cita rasanya pun bersaing.

Yang membedakan cara penyajiannya saja.  Nasi ampera,  disuguhkan sekaligus bersama lauk pauknya dalam satu piring.  Sedangkan yang bukan ampera , lauk pauk dan nasinya dihidangkan dalam piring kecil terpisah. Jumlah dan jenis sambalnya bervariasi.

Tetapi, jangan salfok. Bukan setiap restoran/restoran padang menyediakan nasi ampera. Kecuali ada merek amperanya. Umpamanya Rumah Makan Ampera  Anduang,  Rumah Makan ampera Uni Mar, dan sebagainya. 

Lalu apa saja kelebihan dan kekurangan nasi ampera Padang?  Baca ulasan  di bawah ini sampai tuntas.

A. Kelebihan 

Ampera Padang dan Nasi Tambuah (Dokpri)

1. Harganya murah meriah.  Semua pembeli pasti suka barang murah. Namun, bukan murahan. Dalam kontek nasi ampera Padang, murah saja tidak cukup. Harus dilengkapi dengan unsur-unsur lain. Di antaranya, 

(a) memenuhi standar kesehatan dan aman untuk dikonsumsi, yang  mencakup kebersihan, kerapian penyajian, termasuk juga lokasi warungnya yang  bebas dari bau busuk  seperti lingkungan limbah ikan, dan   sampah-sampah yang mengeluarkan aroma tak sedap.  

(b) rasanya yang  kena di lidah. Bak Filosofi orang tua-tua kampung, “Lidah cendrung ke yang enak, mata condong ke nan elok, alias rancak, alias sedap dipandang.”  Rumah makan ampera yang tahu selera pelanggan akan diserbu oleh pembeli. 

Menyantap Nasi Padang yang Dihidangkan (bukan ampera) sumber foto: Dokrpi

Terkait harga, zaman sekarang  di Kota Sungai Penuh dan kabupaten Kerinci, rata-rata satu porsi nasi ampera  dibandrol Rp 15 ribu. Bahkan ada juga yang menjualnya Rp 13 ribu. Sementara nasi padang yang  bukan ampera antara Rp 23-25 ribu jika ambil luknya  sepotong. Kalau lauknya  2 atau 3 hitungannya lain lagi. 

Tetapi,  Rumah Makan Ampera yang punya brand berani pasang tarif tinggi. Minimum,  Sama dengan nasi kelas non ampera. Bahkan lebih mahal.  

2.  Diyakini lebih higenis. Sebagian orang  berasumsi nasi ampera lebih higenis dibandingkan nasi Padang non ampera. Sebab, satu porsi  hanya untuk  satu kali sajian. Jika ada unsurnya yang tersisa, langsung dibuang.  

Lain halnya dengan nasi yang dihidangkan.  Lauk dan sayurannya bisa disuguhkan berulang-ulang untuk  pelanggan  berbeda.  Mana tahu ada pelanggan nakal. Mereka berani mencolek sambal  yang tidak tercatat pada struk pembayaran. 

B. Kekurangan 

Makan Siang di Restoran Padang Bukan Ampera. (Dokpri)

1. Tidak banyak pilihan. Saat makan, penikmat ampera fokus menyantap apa yang ada di piringnya saja. Karena nasi dan sambalnya telah dijatahkan sesuai porsi.

Bukan berarti  tamu tidak diberikan kebebasan memilih lauk kesukaannya.   Pilihan disampaikan saat mengajukan pesanan.  

Beda dengan  yang sambal dan lauknya digelar terpisah. Pelanggan dihadapkan dengan banyak pilihan. Suka rendang atau dendeng, atau ayam goreng dan lain-lain. Mau ambil lauk dua atau lebih. Yang penting  sebelum beranjak meninggalkan restoran, pengunjung  wajib merogoh kocek sesuai angka  tertera di lembaran bill. 

2. Porsinya  kurang proposional.  Yang namanya nasi ampera,  takaran menunya  selaras dengan selera  penyedia layanan.  belum tentu  sama dengan keinginan konsumen. Kadang-kadang kepedasan karena kebanyaan sambal, kebanyaan kuah. Tak jarang juga kekurangan cabe dan sayur.  

3. Porsinya kurang banyak.  Nasi yang sedikit adalah ciri khas ampera padang.  Hanya semangkuk kecil ditangkupkan dalam piring makan. Kemudian ditambah lagi setangkup nasi putih berkuah gulai atau dadak randang. Tambahan inilah yang disebut  “tambuah ciek.”  Nasi tambuah ini boleh diambil boleh tidak.  Kost-nya tetap sama. 

Pramusaji Restoran Padang Unjuk Kebolehan Menenteng Nasi di Atas Tangan (Dokpri)

Untuk ukuran perut saya,  tanpa batambuah nanggung banget.  Satu nasi induk/nasi gadang plus tambuah ciek itu pas kenyangnya.  Buat si kakek cowok  gantengku, seringnya  bukan tambuah ciek, tetapi tambuah duo. Ha ha ..... 

Sejarah lahirnya rumah makan ampera

Maaf, bagian ini agak melenceng dari tema.  Tapi tak apa. Anggap saja imformasi tambahan.  Pada kesempatan ini   saya ingin sedikit berbagi  kisah tentang asal muasal nama “nasi ampera”. 

Berbagai sumber yang pernah saya baca menjelaskan, pada zaman kolonial, yang mampu makan di Restoran Padang hanya kaum berduit dan orang Belanda saja. Mengingat harganya yang mahal dan tidak terjangkau oleh masyarakat akar rumput.

Di lain sisi, pemilik rumah makan padang  yang pribumi asli, ingin supaya masyarakat Indonesia kelas bawah juga bisa menikmati  masakan daerahnya  sendiri.  

Maka luncul  ide. Caranya, pedagang menjual nasi  dengan tidak makan di tempat. Tetapi dibungkus. Dikasih  porsi  agak banyak, supaya pembelinya bisa berbagi dengan kerabat atau anggota keluarga yang lain. 

Terkait pemberian nama ampera, yang merupakan singkatan dari Amanat Penderitaan Rakyat,  nasi ampera boleh dimaknai sebagai gambaran dari penderitaan rakyat yang tertindas oleh kaum penjajah pada zaman itu. 

Setelah itu, bermunculanlah rumah makan padang yang memakai  label ampera. Untuk menikmatinya,   boleh makan di tempat, bisa juga dibungkus.

Demikian kelebihan dan kekurangan nasi ampera padang sependek yang saya tahu, dan sedikit kisah tentang asal muasalnya. Semoga bermanfaat. Terima kasih.  

 Baca juga:

*****
 Penulis,
Hj. NURSINI RAIS
di Kerinci, Jambi

38 komentar untuk "Yuk, Cari Tahu Kelebihan dan Kekurangan Nasi Ampera Padang"

  1. Kalau di tempat kami, nasi ampera ini barangkali sama dengan nasi campur. Dalam sepinggan nasi ada lauknya sekali.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Persis, Ami. Indonesia dan Malaysia itu satu rumpun. Bahasanya pun beda tipis.

      Hapus
  2. salah satu makanan favorit.... hangat dan segar...

    BalasHapus
  3. Saya baru ngerti beda Ampera sama yg lain bund...di sekitar rumah saya juga banyak rumah makan Padang,tapi bukan yg Ampera...enak..lezat..kolestrol tinggi😁karena santan semua kebanyakan..asal ga berlebihan

    BalasHapus
    Balasan
    1. Gak juga, ananda. Yang memicu kolesterol tuh, kalau masakannya dipanas berulang2. Misalnya, sisa sambal hari ini, besoknya dipanasin terus makan lagi.

      Hapus
  4. Bunda, jujur saya itu tidak begitu banyak tahu tentang kuliner, bagi saya enak di lidah dan harga bersahabat itu sudah terbaik hehhee dan masakan padang salah satu kesukaan saya, sambalnya yang enak itu yang menggugah selera bangat. Jadi soal kelebihan dan kekurangan disesuaikan dengan lidah (pengecap) bunda hehe... salam sehat selalu bunda...

    BalasHapus
    Balasan
    1. Sepakat ananda. Bunda juga begitu. Asal rasanya kena di lidah, harganya ringan di kantong, okey2 saja. He he ....

      Hapus
    2. Apalagi di dalam kondisi Ekonomi yang sedikit berdampak seperti ini ya bunda. apa kabar bunda?

      Hapus
    3. Alhamdulillah, sehat, ananda. Maaf telat merespon. Karena bunda berada di luar daerah.

      Hapus
  5. Baru tau bedanya, padahal saya suka mkn di nasi ampera😄terima kasih untuk penjelasannya yang panjang dan lebar bu Nur..

    BalasHapus
    Balasan
    1. Terima kasih apresiasinya, Mas Warkasa. Di Pekanbaru pasti banyak rumah makan ampera padang. Karena di sana tempat ngumpulnya perantau dari Sumbar. Selamat sore. Doa sehat selalu untuk keluarga di sana ya.

      Hapus
  6. Berarti nambah lagi bedanya nih, nasi Padang biasa, nasi Kapau, dan nasi Ampera 😄.

    Saya pribadi suka semua bunda. Mau yang langsung ditaro di piring, ataupun dipisah. Yang penting chef-nya pinter meracik menu 😄.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Sama ananda. Makan di ampera tidak membuat bunda merasa gengsi. Yang penting cocok dengan selera. Terima kasih telah mengapresiasi. Selamat sore.

      Hapus
  7. Aku sudah pernah makan nasi ampera yang langsung dicampur jadi satu piring atau lauknya disajikan terpisah dalam piring lain. Harga yang terpisah sedikit lebih mahal. Tapi untuk porsi tidak jauh beda. Untuk lauk sebetulnya pilihannya lebih banyak yang dipisah.

    Aku menikmati nasi padamg dengan segala cara penyajiannya. Seringnya dibungkus biar lebih banyak :D

    BalasHapus
    Balasan
    1. Betul, Mas Rivai. Kalau dibungkus porsinya lebih banyak. Cukup untuk makan berdua. Mungkin karena tidak termasuk biaya cuci piringnya. terima kasih telah mengapresiasi. Selamat malam.

      Hapus
  8. Kalo saya lebih suka yang dicampur dalam sepiring gitu sih, biasanya harganya lebih terjangkau dan lebih higenis

    BalasHapus
    Balasan
    1. Lebih terjangkau dan higenis, porsinya juga lebih jumbo. Cukup untuk jatah 2 orang. Rasanya juga enak, karena didalamnya dibubuhkan ber-macam2 sambal. Terima kasih telah singgah, ananda Rudi. Selamat malam.

      Hapus
  9. Baru tahu ternyata label ampera berarti harganya lebih terjangkau dan porsinya disajikan langsung dalam satu piring. Selama ini mikirnya hanya nama2 rumah makan Padang saja :)

    BalasHapus
    Balasan
    1. Hm .... Terima kasih apresiasinya, ananda Uphiet. Iya, saat mau makan ke ampera padang, tinggal bilang "Ampera ciek Uda". Artinya, " ampera satu, Bang." he he....

      Hapus
  10. Tambah duo, hehe..
    Oh jadi singkatan Ampera itu Amanat Penderitaan Rakyat, mungkin karena itu porsinya dikasi sedikit aja 😅

    BalasHapus
    Balasan
    1. Betul srkali, ananda Jaey. Karena idenya terbentuk atas pertimbangan penderitaan rakyat yang terjajah pada zamannya.

      Hapus
  11. Baru tahu Teddy Nek ada nasi Ampera. Teddy kira semua nasi Padang sama saja.

    BalasHapus
    Balasan
    1. He he .... Beda, ananda. Tapi disegi rasa tetap sama.

      Hapus
  12. aku belom pernah sih makan nasi ampera padang, tapi kalo yang nasi padang paket 10k sering banget di jkt dulu :D

    BalasHapus
    Balasan
    1. Nah, barangkali, itulah yang disebut ampera padang, Mas Khanif.

      Hapus
  13. Hmmmm nasi Padang juga kesukaan saya. Di tempat saya RM Ampera itu makanan khas Sunda 😁

    BalasHapus
    Balasan
    1. Iya, ananda. Yang ini versi Pangnya. Terima kasih telah mengapresiasi. Selamat malam.

      Hapus
  14. Baru tahu Ampera itu AManat Penderitaan Rakyat Bu. Saya suka banget masakan Padang ketimbang masakan Jawa, cuman di sini susah cari masakan padang yang sesuai selera saya.
    Ada langganan saya, tapi selepas pandemi ini, yang jual ganti. Duh nggak keurus jadinya, jijik banget pas makan ada tikus mondar mandir, mana lauknya kan disimpan gitu aja di bagian depan ya

    BalasHapus
    Balasan
    1. Nah, kslau begitu. kondisinya, siap2lah rumah makan itu gulung tikar. Saya dan suami juga begitu. Kalau rumah makannya kotor, jangan harap kami mau singgah di sana.

      Hapus
  15. Disini ada warung nasi Padang tapi bukan Ampera Bu. Harganya cukup terjangkau sih, 12 ribu satu porsi bahkan ada yang 10 ribu. Tapi yang 10 rasanya agak kurang, mungkin bumbunya dikurangi kali ya.

    Berarti Ampera dari kata amanat penderitaan rakyat ya.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Umumnya, rumah makan tarif murah begitu dan cara penyajiannya dicampur sambal dan nasinya, itu namanya ampera, Mas Agus. Mungkin labelnya tidak ditulis. Ampera sering juga dijual pakai gerobak.

      Hapus
  16. Saya kira Nasi Padang ampera itu dari Palembang bu, krn di Palembang ada jembatan Ampera hehehe

    BalasHapus
    Balasan
    1. Gak Mas Joe. Sayangnya saya tak tahu sejarah penamaan jembatan ampera.

      Hapus
  17. kayak nasi campur ya, tapi lihat lauknya mirip masakan padang di daerah saya sih.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Memang benar ampera padang, Mas Ifrod. Terima kasih telah singgah ya. Selamat malam.

      Hapus
  18. Kalau di perantauan saya sering makan nasi padang bu, tapi belum pernah nyoba yang ampera, tak jadikan list habis lebaran tahun ini lah

    BalasHapus