Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Luar Biasa ...! Pelepasan Calon Haji Tanjung Tanah Kayak Ngarak Pengantin

Ilustrasi Pelepasan Calon Haji  Tanjung Tanah (Warga mengarak calon jamaah dari Masjid ke pinggir jalan raya)

Pelepasan calon haji  Tigo Luhah Tanjung Tanah kayak ngarak pengantin. Tradisi ini telah berlangsung  secara turun temurun dari dahulu sampai kini. 

Kondisi tersebut  menunjukkan bahwa masyarakat setempat sangat memuliakan warganya yang akan menunaikan Rukun Islam ke 5.  

Ilustrasi Pelepasan Calon Haji  Tanjung Tanah (Momen  calon jamaah diarak ke pinggir jalan raya. Foto Mohd Alriwayani Yusuf)

Saking respeknya, sebelum jamaah calon haji berangkat, banyak kegiatan yang  sengaja mereka tunda.  Misalnya, turun ke sawah,  panen padi,  mau ke luar daerah, diaspora  kembali ke rantau, dan sebagainya.  Meskipun yang  pergi haji bukan keluarga terdekatnya.

Ingin tahu ritualnya seperti apa? Yuk ikuti saya ke Tigo Luhah Tanjung Tanah, Danau Kerinci, Kabupaten Jambi, Jambi. 

Persipan Awal Pelepasa Calon Haji

 a. Syukuran

Ilustrasi Pelepasan Calon Haji  Tanjung Tanah (Salah satu calon  jemaah haji diantar ke Masjid)

Aroma pelepasan calon haji mulai  merebak sejak beberapa minggu  usai  lebaran Idul fitri.  Salah satunya ditandai dengan  acara syukuran. Hampir tiap Jumat ada saja calon haji mengadakan kenduri. Perhelatan digelar di rumah calon haji masing-masing. 

Kenapa hari Jumat? Umumnya masyarakat Tanjung Tanah memilih hari Jumaat  untuk menggelar syukuran. Apapun jenis syukurannya. Sedikit sekali yang memilih hari lain.  Sebab, pemilik hajatan berharap, begitu keluar dari Masjid usai jumatan,  tamu langsung ke tempat  sedekahan.

Tidak tanggung-tanggung.  Acaranya lebih wah daripada jamuan pernikahan.  Seluruh masyarakat Tigo Luhah Tanjung Tanah (tiga desa) diundang.  Ada juga kerabat dari desa lain. 

Seiring perkembangan zaman, para petinggi desa,  dari unsur ninik mamak, tuo Tengganai dan kaum adat  Tigo Luhah Tanjung Tanah sepakat, agar kenduri seperti  ini ditiadakan.  Karena dinilai memberatkan,  baik moril maupun materil.

Sebagai ritual pengganti  cukup  syukuran secara kolektif saja.  Biayanya digotong oleh semuapeserta.

Tetapi  calon jemaah tetap bersikukuh dengan  budaya lama.  Mungkin mereka tidak puas dengan  perhelatan secara bersama-sama.  Ya sudah. Mau bagaimana lagi, mengubah peradaban masyarakat yang sejak lama  memumi  tidak semudah mengerdipkan mata. 

Masalah dana yang disebut-sebut memberatkan,  mereka telah memprogramkan secara matematis  jauh sebelum memutuskan untuk berhaji. Istilah kasarnya, mampu pergi  haji, siap duit untuk kenduri. 

lhamdulillah, musim haji tahun 2023 ini,  mereka sudah mulai  menyadari.  Imbauan yang telah berusia lebih kurang 7 tahun itu berangsur  diterima oleh masyarakat dan calon haji.   

Kegiatan dilaksanakan di 2 Masjid. Sebagian di Masjid Al Ihsan, sisanya di Babussalam. Konsumsi dibagikan ala take away. Acara  berlangsung tertib, aman, dan sukses.  

Kurang  apa sedekahan dimasjid, coba! Di rumah membaca doa, di masjid juga baca doa. Di rumah ada acara salam-salaman dengan calon jamaah, di Masjid juga ada acara bersalaman. Malah lebih tertib dan terkoordinir.  

Apakah masih ada calon haji yang tidak  mematuhi? Tentu saja ada. Urunan  di masjid dia ikuti,  perhelatan pribadi  tetap berlangsung.  Iya ..., mungkin mereka beranggapan, tanpa kenduri di  rumahnya sendiri, perjalanan suci  tersebut  diringan-ringankan atau kurang khususk.  Allahu alam bish shawab. 

b. Tale naek jei 

Ilustrasi Pelepasan Calon Haji  Tanjung Tanah (Calon jamaah haji bersalaman dalam Masjid usai upacara pelepasan dari desa)
 
Tale adalah lagu khas daerah Kerinci yang didendangkan dalam berbagai momen. Termasuk untuk persiapan melepas keberangkatan calon haji. Masyarakat setempat menyebutnya  tale  naek jei  = tale naik haji  (Kerinci, Red).  

Setiap desa di Kerinci umumnya  punya grup  tale naek jei. Anggotanya emak-emak dan bapak-bapak  bersuara merdu. Mereka tampil secara bergantian dari rumah calon jamaah satu ke yang lainnya. Waktunya kira-kira satu bulan sebelum keberangkatan calon haji.

Syairnya berkisah tentang perjalanan dan perjuangan sang tamu Allah menjemput  haji mabrur. 

Apabila tale naek jei disenandungkan, kedengarannya  syahdu menusuk kalbu. Semakin jauh  malam kian mendayu-dayu membuat hati  terhanyut rindu. Tak sabar rasanya ingin segera memenuhi  panggilan  Allah Yang Maha Agung.

Sangat disayangkan, beberapa tahun terakhir di wilayah  Tigo Luhah Tanjung Tanah budaya ini telah terkikis oleh zaman.  

Alasannya,  biar tuan rumah (calon Jamaah) bisa istirahat dan tidur yang cukup. Sebab, grup  yang menawarkan diri untuk bertale cukup banyak. Jika ada 5 grup yang tampil, 5 malam pula waktu tidur mereka tersita. 

Acara Puncak Pelepasan Haji

Nah, inilah momen yang paling ditunggu-tunggu oleh masyarakat Tigo Luhah Tanjung Tanah, yang saya sebut bak megarak pengantin. Berikut tahapannya:

a. Salat Subuh berjamaah

Ilustrasi Pelepasan Calon Haji  Tanjung Tanah (Suasana di salah satu rumah calon jemaah haji sebelum diantar ke Masjid)

Pada hari keberangkatan,   tuan rumah meminta, para tetangga, kerabat, atau orang terdekat melaksanakan salat subuh berjamaah di rumah mereka masing-masing.  Dirangkai dengan pembacaan doa,  mohon kadirat Allah SWT semoga  rombongan yang berangkat diberikan kemudahan dalam melaksanakan ibadah haji di Makkah, selamat pergi dan selamat pulang membawa haji mabrur. Lagi-lagi acara diakhiri dengan bersalam-salaman.

b. Azan

Ilustrasi Pelepasan Calon Haji  Tanjung Tanah (Warga menunggu kedatangan calon jemaah  haji di Masjid)
 
Sebelum  calon haji melewati pintu keluar, suara azan dikumandangkan. Momen  ini sukses membuat hati terenyuh. Air mata bergulir membasahi pipi. 

Calon haji siap diantarkan  ke Masjid Al-Ihsan Tanjung Tanah. Di sinilah para calon haji Tigo Luhah Tanjung Tanah berhimpun, untuk mengikuti apacara pelepasan resmi oleh pemerintah desa  dan masyarakat.

c. Pelepasan Calon Haji dari pemerintah desa

Ilustrasi Pelepasan Calon Haji  Tanjung Tanah (Calon jemaah haji Tigo Luhak Tanjung Tanah tahun 2023 mengikuti upacara pelepasan di Masjid)

Acara pelepasan  dari desa berlangsung hidmad.  Diiringi salawat para calon tamu Allah itu berjalan kaki diarak bersama-sama menuju jalan raya sejauh kurang lebih  100 meter.  Subhanallah. Lebih ramai daripada  arak-arakan pengantin.  

Di sana travel standby untuk mengangkut jamaah. Seanjutnya dibawa ke halaman Kantor Kementerian Agama,  tempat berkumpulnya Jamaah sekabupeten Kerinci. 

Selanjutnya rombongan diboyong ke kota Jambi, untuk diterbangkan ke Embarkasi  Hang Nadin Batam. Dari sana menerobos langit ke  Arab Saudi.

Penutup

Sebagai informasi tambahan,  dari dahulu sampai sekarang, warga Tanjung Tanah termasuk salah satu desa yang warganya paling banyak pergi haji jika dipersentasikan dari jumlah penduduknya.

Padahal perekonomian rakyatnya biasa-biasa saja. Hal ini menunjukkan cultur penduduknya yang agamais,  hingga keinginannya untuk menyempurnakan rukun Islam sangat tinggi. 

Bukti lain, banyak  warga setempat menjadi TKI  di Malaysia. Niatnya hanya untuk mencari biaya berhaji. Pulang-pulang bawa duit langsung daftar.  

Yang menarik,   hampir setiap tahunnya  para jamaah haji Tigo Luhah Tanjung Tanah didominasi oleh janda. Tahun ini komulatifnya  14 orang. Hanya  3 yang punya pasangan,  1 duda, 1 wanita  muda bersuami  (jamaah pengganti), sisanya  nenek-nenek usia 60-an.  

Sekian dan terima kasih. Semoga bermanfaat. 
*****
Penulis,
Hj. NURSINI RAIS
di Kerinci, Jambi

28 komentar untuk "Luar Biasa ...! Pelepasan Calon Haji Tanjung Tanah Kayak Ngarak Pengantin"

  1. Bunda.. kakak saya juga sedang naik haji. Semoga semua jemaah haji sehat2 selalu ya Bunda dan pulang ke tanah air dengan selamat

    BalasHapus
    Balasan
    1. Amin, Ananda. Terima kasih telah mengapresiasi. Selamat malam dan selamat istirahat.

      Hapus
  2. Waah lengkap sekali ulasannya bu Nur..salam

    BalasHapus
    Balasan
    1. Terima kasih telah hampir, mas Warkasa. Salam sehat selalu.

      Hapus
  3. "Bukti lain, banyak warga setempat menjadi TKI di Malaysia. Niatnya hanya untuk mencari biaya berhaji. Pulang-pulang bawa duit langsung daftar."
    Alhamdulillah. Rezeki Allah sama dikongsi sesama negara jiran.
    Saya sangat kagum dengan mereka. Sentiasa berusaha mendahulukan Allah dalam segala hal.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Betul Ami. Tuhan elah menaburksn rezeka untuk mereka di negeri jiran Malaysia. Mereka tinggal menjemput. Niat suci untuk berhaji dikabulkan Allah. Terima kasih apresiasinya. Selamat malam.

      Hapus
  4. Di sinipun sama bund. Seperti syukuran dan pengajian bagi yg mau melaksanakan ibadah haji..tapi ga semeriah kayak di sana bund😀..yg penting berangkat selamat dan pulang menjadi haji yg mabrur

    BalasHapus
  5. Ritual tersebut hanya tradisi. Tiada saran dalam agama. Kalau zaman dahulu itu wajar. Kerena pergi haji naik kapal laut mengharungi damudera, berbulan2 lamanya. Keluarga yang tinggal harap2 cemas nenunggu mereka pulang.

    BalasHapus
  6. sungguh luar biasa ya
    kampung saya juga hampir seperti itu
    ikut pelepasan jamaah haji
    naik bus bareng-bareng

    BalasHapus
    Balasan
    1. Mirip ya, ananda. Tandanya kita bersaudara, di bawah bhin ika tunggal ika.

      Hapus
  7. menarik laporannya....
    semoga semuanya sehat selalu di tanah suci.....

    BalasHapus
    Balasan
    1. Amin, Mas Tanza. Terima kasih doanya. Salam sehat untuk keluarga di sana.

      Hapus
  8. Pas baca ini, pas lg denger solawat. Jd mewek tiba2. Keinget keberangkatan bapak th lalu.

    Terharu banget pdhal cuma baca gak menyaksikan langsung. Ah tulisan bunda selalu ngefeel di hatiku

    Masyaallah, bisa gitu ya masyarakatnya. Allah sudah memanggil mereka untuk datang ke rumah-Nya. Semoga kita juga bisa. Aamiin

    BalasHapus
    Balasan
    1. Upacara pelepasan, ikut menambah semangat calon haji yang berangkat.
      Panggilan berhaji punya kenikan tersendiri dan hanya ditujukanNya pada orang tertentu saja. Banyak oknum berduit tetapi tak mau berhaji karena belum ada seruan. Terima kasih telah singgah, ananda Keza. Selamat malam.

      Hapus
    2. Iyaa bener banget, bunda. Jdi makin semangat. Smoga merrka dilindungi allah dan diberi umur panjang

      Iya bener banget bund. Kdang yg banyak duit malah gak terketuk untuk haji karena belm terpanggil.

      Hapus
    3. Kayaknya berhaji tuh kayak berjodoh. Kalau Allah mengizinkan, insyaallah tercapai

      Hapus
  9. Disini juga banyak syukuran ibadah calon haji Bu, dan memang kebanyakan milih hari Jumat, mungkin karena ini hari yang mulia.😀

    BalasHapus
    Balasan
    1. Betul, Mas Agus. Banyak pertimbangan orang menetapkan hari Jumat untuk mengadakan syukuran. Karena Jumamat termasuk hari mulia kaum muslim. Di sini malah libur kerja masyarakat umum hari Jumaat. selamat malam, Mas Agus.

      Hapus
    2. Om agus, gak tidur po. Jam setengah satu komen hihihi

      Hapus
    3. Penulis tuh tidurnya alakadarnya ajah. Cukup ngilangi ngantuk .... He he ....

      Hapus
  10. Waaah luar biasa, rame kali yaa bun pelepasan pemberantasan haji nya
    Semoga suatu saat saya juga bisa berangkat haji, aamiin

    BalasHapus
    Balasan
    1. Amin Mas Joe. Asal ada nist, insyaallah tercapai. Terima kasih telah singgah. Selamat malam.

      Hapus
  11. Di beberapa daerah memang masih kuat adat tradisinya ya bunda. Tapi bagus sih, saling mendoakan yg akan berangkat, lalu yg berangkat juga mengadakan kenduri dan syukuran. Sama aja dengan memberj makan banyak orang, pahalanya besar.

    Di tempat saya, ga ada lagi yg begini bunda. Kalo emang ada yg berangkat, ya sudah, malah kadang kita baru tahu setelah dia pulang bawa air zamzam 😅

    BalasHapus
    Balasan
    1. Seharusnya memang yang simpel2 aja ya, ananda Fanny. Tapi karena sudah jadi tradisi semacam kearifan lokal, kita pun perlu merawatnya supsya tidak hilang.

      Hapus
  12. wahhh meriahnya sambutan untuk meraikan para dhuyufur rahman... semoga merrka kembali dengan haji mabrur... aminnn

    BalasHapus
    Balasan
    1. Amin, iya. setiap pelepasan haji ramenya melebihi hari raya. Terima kasih telah singgah.

      Hapus
  13. Alhamdulillah.. Meriah suasananya..

    BalasHapus
    Balasan
    1. Yuk .., melancong ke sini, Sha. Bisa menyaksikan langsung budaya Indonesia.

      Hapus