Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Mengenang Kembali 2 Permainan Tradisional Anak SD Era 60 - 80-an


 Siswa SD 124 / III Cupak, Danau Kerinci, Tahun 1979. Foto NURSINI RAIS

Bermain kebutuhan pokok bagi anak-anak di samping makan, minum dan tidur. Zaman saya kecil era 60-an, banyak permainan anak-anak   kampung yang menarik dan asik untuk dinikmati.

Anak cowok usia SR / SD   main perang-perangan menggunakan bedil bambu kecil, main gasing, egrang, ketapel dan lain sebagainya. Semua peralatan produk mereka sendiri. Anak cewek utama masak-masakan. Membuat sambal dari bawang putih, bikin kue lebaran berahan dasar tanah.

Di sekolah (SR / SD),  anak-anak bermain sudah mulai terkodinir dan umumnya bersifat kompetitif. Misalnya main kambing dan harimau, lompat katak,   kucing buta dan permainan tradisional lainnya.

Kegiatan tersebut di bawah bimbingan guru kelas masing-masing. Karena zaman itu belum ada Guru Olahraga.   Kondisi serupa pada awal 70-an sampai akhir 80-an.

Selepas itu perlahan tapi pasti, permainan-permainan jadul itu tenggelam dari permukaan. Fenomena ini mungkin dampak dari keseringan gonta ganti kurikulum.

Ini adalah hukum alam. Setiap muncul barang baru,   produk lama pasti tergusur. Dan tiada inovasi tanpa risiko. Kita tinggal mengikuti kemana, perahu perubahan itu akan dibawa pulang.

Habis bagaimana lagi. Idealnya memang begitu. Suka atau tidak suka, sesuai dengan   catatan zaman pembaharuan Kurikulum merupakan suatu keharusan.

Di awal tahun 2021 ini saya ingin berbagi kenangan bersama rekan guru, dengan  mengajak beliau-beliau dan siswanya mempraktikkan kembali 2 permainan  tradisional bin kuno Era 60 - 80-an.

Pertama: Permainan Pacu Kuda

Sumber gambar: dipotret dari buku sumber. Oleh NURSINI RAIS

Atraksi ini hanya membutuhkan Lapangan.

Langkah-langkah pelaksanaannya sebagai berikut:        

1.      Buat dua garis sejajar (a dan b) dengan jarak 15 meter.   a adalah garis start dan b garis balik. (Perhatikan bambar)

2.      Bagi siswa menjadi beberapa kelompok dengan jumlah yang sama dan seimbang. 

3.      Masing kelompok membentuk pasangan. Tiap pasangan terdiri dari 2 orang. Satu   jadi kuda yang lainnya sebagai pengendara.

4.      Dengan aba-aba “Siap” naik ke punggung kudanya, dan   pasangan siap di belakang garis start.

5.      Dengan aba-aba “Ya”, kuda berpacu ke garis balik.

6.      Setelah melewati di garis balik,   segera bertindak.   Selanjutnya diadakan pergantian peran. Kuda menjadi pengendara, menjadi kuda. Lama-lama tanpa menunggu, mereka langsung kembali berpacu ke garis   mulai.

7.      Pasangan yang lebih dulu melewati garis mulai, jadi pemenang.

8.      Aba-aba “Siap” dan “Ya” dilanjutkan untuk pasangan ke dua. Regulasinya persis seperti yang pertama.   Begitu seterusanya sampai semua pekerjaan mendapat giliran.

9.      Kelompok yang akhir pertandingan mendapat kemenangan terbanyak, dinyatakan sebagai pemenang 1. Terbanyak 2 juara ke 2. dan seterusnya.

Catatan:

1.      Permainan ini untuk  siswa kelas 5 - 6. Khusus anak laki-laki.

2.      Aturan pertandingan bisa diubah. Asalkan sesuai dengan kemampuan siswa.

Ke dua: Saling Dorong dengan Bahu

Sumber gambar: dipotret dari buku sumber. Oleh NURSINI RAIS

Sama dengan   Berpacu Kuda, permainan ini cuma memerlukan lapangan.

Langkah-langkah Pelaksanaannya:

1.      Bagi siswamenjadi 2 kelompok dengan jumlah sama banyak dan seimbang.

2.      Buat sejumlah lingkaran berdiameter   kurang lebih 1 meter.

3.      Masing-masing kelompok mengeluarkan beberapa wakilnya untuk maju dalam lingkaran sehingga dalam lingkaran terdapat dua   siswa yang berasal dari kelompok berlawanan.

4.      Dengan aba-aba “Siap”   anak yang berada dalam lingkaran merapatkan siku pada badan. Kedua tangan berpegangan di depan badan, sikapnya siap menghalau lawan ke luar lingkaran.

5.      Dengan aba-aba “Ya”, setiap anak dalam lingkaran berusaha menghalau lawannya keluar dari lapangan. Caranya dengan mendorong lawan dengan badan atau samping tubuh. Sementara kedua tangan tetap terlipat di depan, kedua siku tetap merapat pada tubuh. 

6.      Lawan yang duluan tercampak ke luar lingkaran dinyatakan kalah.

7.      Setelah melewati durasi yang ditentukan guru, tetapi belum ada salah satu pemain yang kalah, permainan dinyatakan drow, dan harus memilih.

8.      Kemudian giliran anak-anak berikutnya sampai seluruhnya mendapat giliran

9.      Demikian pertandingan dilakukan sampai semua siswa mendapat giliran. Pada akhir pertandingan hitung jumlah lawan yang dikeluarkan dari lingkaran.

10.  Kelompok yang berhasil dikeluarkan lawan dalam jumlah terbanyak dinyatakan sebagai pemenang.

Catatan:

1.      Permainan ini cocok untuk siswa kelas   5   cowok dan cewek.

2.      Durasi permainan dalam setiap ronde diatur oleh guru secara adil. 

3.      Aturan permainan bisa saja diubah. Misalnya kedua tangan tetap berpegangan di depan badan, siku tidak perlu merapat. 

Inilah 2 permainan tradisional anak sekolahan era 60-80-an, sebagai hadiah awal tahun 2021. Khususnya buat Ibu dan Bapak guru SD dan siswanya. Semoga bermanfaat.

****

Pustaka:   Moeslim, Mochammad,  1973, Pedoman Mengajar Olahraga   Pendidikan di Sekolah Dasar, Jakarta, Depatrtemen Pendidikan dan Kebudayaan.

 

3 komentar untuk "Mengenang Kembali 2 Permainan Tradisional Anak SD Era 60 - 80-an"

  1. saya dulu pernah main pacu kuda pas pelajaran olahraga
    seringnya yang digendong karena saya kurus pas itu
    kalau sekarang mungkin saya yang gendong bu karena udah endut hehe

    BalasHapus
    Balasan
    1. Wah, Endut tandanya kehidupan super sejahtera, Mas Ikrom. He he .... selamat sore. Terima kasih apresiasinya. Salam untuk keluarga di sana.

      Hapus
  2. Saya baru tahu tentang kedua permainan ini berkat postingan Ibu, dan kedengarannya menarik banget buat dicoba! Dulu sewaktu kecil saya seringnya main apa ya... Mungkin congklak? Karena di sekitar komplek kami minim ada tanah lapang (nyaris nggak ada sih sebenarnya? haha) alhasil permainannya ya yang nggak makan banyak tempat seperti masak-masak, sekolah-sekolahan, congklak dan cublak-cublak suweng. Padahal kalau permainannya yang beregu seperti ini pasti lebih seru.

    BalasHapus