Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Liburan Asik Idul Fitri 2021, dari Aroma Peco ke Homestay Swarga

Lebaran dan liburan merupan bagian dari gaya hidup kekinian sebagian masyarakat Indonesia. Tak peduli apakah dia orang kaya atau tak punya, musim pandemi atau era normal. Saat Idul  fitri gatal kakinya mau pergi ketempat wisata.

Sepuluh ribu kali pun himbauan digaungkan pemeritah agar lebaran di rumah aja, tetap saja tak mempan. Termasuk saya. Padahal dari awal sudah bernawaitu lebaran tahun ini tidak akan keluar rumah.

Selasa 18 Mei lalu niat jadi nenek pingitan itu gugur, karena ajakan si sulung. “Yang penting taati protokol kesehatan.” katanya.   

Ya, sudah. Mumpung yang ngajak lagi mudik. Dan dia bisa nyetir sendiri, tak perlu repot nyari driver. Meskipun keluarga kami tidak utuh tersebab  ada yang tak bisa mudik.

 
Satu setengah jam menapaki jalan raya, pukul  11.30 kami berempat (Ratu cucuku, mamanya, saya dan cowok gantengku) sampai di Perkebunan Teh PTP VI Kayu Aro. Salah satu Objek Wisata terkenal  di Kerinci. Yaitu Kabupaten terbarat Provinsi Jambi.

Destinasi ini sengaja kami pilih, selain nuansa alamnya yang asri, areanya luas (kurang lebih 25 ribu hektar are). Sehingga pengunjung bebas memilih mau  nongkrong di mana, untuk menghindari kerumunan.

Banyak objek pelancongan di Kayu Aro ini yang patut dikunjungi. Ada Air Terjun Tlun Berasap, Danau Gunung Tujuh, dan lain-lain sebagainya. Untuk mempersingkat waktu, kami sengaja membatasi pada doa lokasi saja.

Liburan Asik di Aroma Peco

 
Aroma peco merupakan sebuah taman di area perkebunan teh. Di tengahnya  terdapat sebuah danau buatan, dengan airnya yang jernih, ditumbuhi ganggang liar yang berlapis-lapis.

Tempat ini  menjadi  tujuan utama bagi wisatawan. Baik saat lebaran maupun hari-hari biasa. Intinya, belum ke Kayu Aro namanya tanpa menyinggahi  Aroma Peco

Di tengah danau ada spot cantik yang memotong danau menjadi dua bagian. Selain sebagai penghubung  daratan yang satu dengan lainnya, bangunan tersebut  merupakan tempat favorit untuk  berfoto,  dan menikmati  keindahan danau peninggalan Kolonial Belanda tersebut.

Saat lebaran  begini, jembatan tersebut dialihfungsikan sebagai panggung untuk gelaran musik. 

Selain untuk umum, Aroma Peco juga sangat cocok dijadikan tempat rekreasi keluarga. Kerena tersedia pula arena bermain anak-anak.  Lengkap dengan beragam fasilitasnya seperti ayunan, junkit-jungkitan dan lain sebagainya. Tak heran, saat lebaran taman ini dipadati oleh pengunjung dari luar dan dalam Kabupaten Kerinci.

Dua tahun terakhir Aroma Peco bertambah elok dengan kehadiran 2 buah rumah pohon, dan rumah panggung bernuansa kayu. Sayangnya saya belum dapat informasi tentang peruntukannya. Apakah  tempat nginap tamu atau buat pos jaga petugas.

Mengingat banyaknya pengunjung yang berlalu lalang di sana  tanpa mengenakan masker,  kami hanya singgah sejenak. Sekadar numpang makan siang di rumah pohon. Habis itu, cuci tangan dan beruduk.

Saking takutnya bersempit-sempitan di musala, saya dan si kakek ganteng solat Zuhur di di rumah pohon saja,  beralaskan tikar milik sendiri. Kemudian buru-buru pergi. Untuk berfoto kami sengaja mencari  lokasi yang jauh dari pusat keramaian tersebut.

Liburan Asik di Swarga Loge and Homestay

 
Puas berswafoto di rerimbunan teh, kami meluncur ke kafe Swarga. Kata si sulung, dia mau ngajak ayahnya nyicip kopi arabika produk Kayu Aro asli.

Kami sampai di sana pukul 14.15. Wow  ...!  Saya terpana dengan apa yang saya saksikan saat itu. Lokasinya di puncak ketinggian Desa Lindung Jaya. Tak jauh dari hamparan perkebunan teh Kayu Aro dan Gunung Kerinci.  Di sana bercokol beberapa bangunan klasik terbuat dari papan.   

 Wajar, selain terkenal dengan letaknya yang  strategis dan pemandangan yang artistik, Swarga populer sebagai sebuah homestay mewah, tempat nginapnya kaum elit  dengan tarif  satu rumah  antara Rp 1,6 – 2,6 juta  per malam.

 
Pengunjung  Swarga tak kalah heboh dengan Aroma Peco.  Umumnya orang-orang ke sana bukan untuk menginap dan makan minum di kafe. Tetapi sekadar menikmati  keelokan panorama sekalian  berselfie ria.
Setelah berfoto  beberapa kali, si sulung mengajak kami masuk ke kafe yang kebetulan lagi sepi. Hanya 2 meja yang ditempati pengunjung.  

Nasib mujur lagi berpihak. Ternyata kami pengunjung terakhir untuk sore itu.  Sehingga kami bebas berlama-lama, di tengah alunan musik mengiringi penyanyi  “comotan”.

Sembari menyeruput kopi panas, satu persatu kebab mini lenyap dari piring sajinya.  Maklum, satu porsi digerayapi oleh 4 tangan.  

 
Hampir tak berkedip mata ini memandang ke halaman depan. Dari sanalah  posisi  paling pas untuk  membidik lanskap pemukiman penduduk berlatar Gunung Kerinci dari kejauhan.

Sayangnya, kerana cuaca yang kurang bersahabat,  wajah si cantik nan perkasa  itu tak tertangkap utuh.  Menit ke menit di tunggu, ada saja bagian-bagiannya yang tertututp awan.

 
Tanpa terasa, jam menunjukkan pukul  13.45 menit.  Tatkala bersiap-siap untuk pulang, eh, tiba-tiba cowok gantengku menawarkan pada pemain orgen,  agar saya menyumbangkan sebuah lagu,  sebelum akhirnya kami beranjak pulang. 

Beginilah liburan asik idul fitri 2021, dari Aroma Peco ke Homestay Swarga Kayu Aro, yang kami jalani bersama keluarga tidak utuh. Selamat Idul Fitri 1442 Hijriyah. Mohon maaf lahir dan batin.

Baca juga:    

****

Penulis, 

Hj. NURSINI RAIS

di Kerinci Jambi

16 komentar untuk "Liburan Asik Idul Fitri 2021, dari Aroma Peco ke Homestay Swarga "

  1. Keren view di Swarga dan Peco, bunda.

    Asik ..., jadi pengin denger bunda nyanyi , pasti merdu suaranya��

    BalasHapus
    Balasan
    1. He he ... Bisa dibayangkan merdunya suara nenek-nenek .... Yuk, main-main ke Kerinci, ananda. Di sini daerah pegunungan. Banyak destinasi wisata yang bagus yang dapat dikunjungi dan ananda bisa mereview seluas-luasnya. terima kasih telah mengapresiasi. Selamat pagi.

      Hapus
    2. Usul kalau boleh, sekali waktu yuk rekaman suara nyanyinya bunda di posting di blog 😊.

      Semoga ya bunda kelak aku bisa kesampaian plesiran ke Kerinci.

      Hapus
    3. Bunda maluuuu .... He he ....

      Hapus
  2. apa cuma saya aja ya yg melalui Idul Fitri kali ini gak kmn2... alias tiduran di kamar aja... haha... maklum, malam lebarannya abis begadang sih bantuin ibunya anak2 masak... :D

    BalasHapus
    Balasan
    1. Rasain. Gimana rasanya. Ngurus dapur. He he .... Baru bantu2 aja udah gak kuat keluar. Selamat sore, terima kasih telah mengapresiasi, Mas.

      Hapus
  3. Menarik juga Swarga dan Peco didaerah Kerinci...Kalau lihat dari pemandangannya selain untuk berwisata untuk dunia Fotograper juga menarik kayanya yaa Bu Haji..😊😊

    BalasHapus
    Balasan
    1. Menarik banget, Mas Satria. Datanglah ke sini. Ditunggu. Terima kasih telah mengapresiasi. Selamat sore.

      Hapus
  4. Masya Allah, bagusnya.. Pulang liburan jadi segar ya, Bu.. Jadi kangen liburan.. Hehehehe

    BalasHapus
    Balasan
    1. Betul-betul segar, ananda Naia. Yuk ke Sini. He he ... Terima kasih telah mengapresiasi. Selamat sore.

      Hapus
    2. Mau banget buuu.. tapi lokasiku jauh banget, jadi harus bersabar nunggu pandemi selesai dulu..

      Hapus
  5. wow.... indah lokasinya....
    pingin ke sana suatu waktu...

    # Informatif..... thank you for sharing

    BalasHapus
    Balasan
    1. Ditunggu Mas Tanza. He he ... Terima kasih tanggapannya. Selamat sore. Dari tanah air.

      Hapus
  6. Balasan
    1. Okey sip, ananda sayang. Terima kasih telah mengapresiasi.

      Hapus
  7. Pertama lihat di foto yang awal-awal, langsung nebak itu gunung Kerinci bu. Ternyata benar hehehe..
    Senangnya bisa dikunjungi anak, mantu dan cucu tercinta plus diajak berwisata ya

    BalasHapus