Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Tahun ke 2 Menggunakan Masker, Ini 6 Keuntungan yang Saya Peroleh

Kesehatan  

Kondisi di Mall Trona Jambi, Minggu 13 Juni 2021.  (Foto NURSINI RAIS)

Setahun lebih tak pernah ke keluar daerah, kemarin saya diajak si sulung jalan-jalan di Kota Jambi. Tapi hanya sekadar lihat-lihat dari dalam mobil, kemudian mampir sejenak di Mall Trona.

Kondisinya agak sepi dibandingkan sebelum pandemi. Yang patut diacungi jempol, tiada ditemui satu manusia tanpa mengenakan masker.  Luar biasa. Ternyata orang kota  jambi sangat patuh dan desiplin menjalani protokol kesehatan.

Jauh beda dengan tempat saya berdomisili di Kerinci sana. Terutama di daerah pedesaan. Era pandemi dan non pandemi sama saja. Orang cuek dengan urusan masker. Mau pakai silakan, mau tidak no problem. Tetapi, bukan itu fokus artikel ini.

Sejatinya, jauh sebelum berjangkitnya covid 19,  sebagian kecil warga Kerinci dan mungkin juga di tempat Anda, sudah ada yang pakai masker.

Entah itu untuk gaya-gayaan, atau buat berjaga-jaga agar tidak terpapar polusi udara.  Atau boleh jadi merintis rencana untuk berlanjut menggunakan cadar bagi kaun hawa. Sebab ada beberapa kenalan saya, semula kemana-mana dia sering pakai masker. Ujung-ujungnya berganti dengan cadar.

Bagi saya, saat seseorang sedang menggunakan  masker wajah mereka amat susah saya kenal. Terutama para perempuan berjilbab. Ketika mereka menyapa diiya-iyakan saja. Kalau kebetulan bertemunya di depan rumah, paling  sekadar basa basi dengan mengajaknya singgah. 

Tak jarang juga saya sok kenal. Ujung-ujungnya dia bertanya seraya membuka maskernya. “Ibu tahu saya?” Eh, ternyata dia mantan muridku. Dia tertawa terus memeluk saya.

Waktu itu, membayangkan masker nempel di mulut saja rasanya nyesek. Pasalnya saya tak mau ribet, suka terbuka apa adanya. Pakai masker berarti ada yang ditutup-tupi (versi saya).

Sejak pandemi, suka  tidak suka saya harus  berdamai dengan  masker. Setiap keluar rumah dan saat berada di tempat-tempat umum masker merupakan perlengkapan penting yang tak bisa ditinggalkan.

Memasuki tahun ke dua, apa yang terjadi? Saya malah sangat nyaman dengan perangkat prokes yang satu ini.

Sebab, selain diyakini dapat melindungi diri dan orang lain dari paparan covid 19, setidaknya ada 6  keuntungan lain yang bisa diperoleh dari pengguanaan masker.

Keuntungan Pertama: Tak Perlu Dandan Terlalu Serius

Tua-tua begini, kalau bepergian saya masih senang bersolek.  Ahay ... Tapi gayanya ala nenek-nenek.  Bersihkan wajah, pakai  pelembab, fundation, terus ditutupi bedak tabur, plus lipstik warna cerah alakadarnya. 

Selama pakai masker, cukup  olesi bedak bayi. Siap berangkat. Kecuali akan menghadiri acara-acara tertentu.  Toh bagi emak-emak berjilbab, bagian wajah yang terdedah  cuman kurang dari 50 %.

Keuntungan ke Dua: Irit, Efektif,  dan Praktis, 

Mengurangi alat kosmetik berarti penghematan.  Jika biasanya belanja perlengkapan kosmetik sekali  3 bulan, selama bermasker paling sekali 6 bulan.

Di segi waktu pun sangat efektif. Golibnya, kalau mau keluar bersama cowok gantengku,  beliau selalu mengingatkan supaya saya berpakaian lebih awal. Sementara doi sendiri belum mandi.

Selesainya  saya tetap belakangan. Tak jarang makai jilbab sembari ngunci pintu. Maklum, bapak-bapak kurang sabar menunggu.

Selama jatuh hati pada masker, kapan diajak pergi  dandanan tuntas dalam waktu 5 menit. Intinya,  menggunakan masker bukan bikin ribet. Tetapi mengubah urusan rumit menjadi lebih praktis.

Keuntungan ke Tiga:  Menambah Percaya Diri

Seiring bertambahnya usia, banyak kaum hawa belum siap menerima berubahan pada dirinya. Termasuk saya.

Pipi sudah kendor, kulit sudah kering, gigi sudah ompong, cakaran elang di sudut mata berjibaku. Dengan bermasker sebagian kelemahan tersebut jadi tertutupi.

Wanita muda pun tak luput memetik  keuntungan dari penggunaan masker. Terutama bagi kaum hawa yang kurang cantik, alias wajah sekadar memenuhi syarat seperti saya. He he ....

Semisal hidung yang  agak pesek, gigi yang kurang rata, bibir yang lebar dan kelemahan lainnya. Semua ngumpet di belakang masker.  

Hal ini sedikit banyaknya akan berpengaruh pada rasa percaya diri  saat berada di tempat-tempat umum. Atau kebetulan ketemu teman lama. He he ....

Keuntungan ke Empat: Kulit Wajah Terlindungi

Terlalu lama terpapar angin dan cahaya matahari,  kulit wajah menjadi kering, perih, memerah, dan kadang-kadang  gatal tersebab alergi. Gejala begini biasanya muncul setelah berwisata di alam terbuka, atau naik motor menempuh jarak jauh. 

Dengan mengenakan masker, dampak-dampak  seperti ini dapat dikurangi. Bahkan bisa dinolkan.

Keuntungan ke Lima: Mata Bebas Perih

Pernahkah Anda mengalami perih pada mata saat mengupas bawang? Sampai berair seperti menengis?  Cobalah pakai masker. Dijamin mata Anda aman dan bebas perih.

Aneh bukan? Mulut dan hidung yang ditutup, mata dapat enaknya. Saya telah membuktikannya.

Keuntungan ke Enam:  Pilek Sembuh dalam Hitungan Jam

Biasanya apabila terserang flu, saya dan mungkin juga Anda, butuh waktu lama untuk penyembuhannya. Semenjak menggunakan masker dalam 24 jam  pilek bisa sirna tanpa diobati.

Demikian 6 keuntungan yang saya peroleh memasuki tahun ke 2 menggunakan masker. Ayo! Yang belum tergerak menggunakan masker, ikuti jejak saya.  Semoga bermanfaat. Salam dari Pinggir Danau Kerinci.

Baca juga: 

****

Penulis,
Hj. NURSINI RAIS
di Jambi

18 komentar untuk "Tahun ke 2 Menggunakan Masker, Ini 6 Keuntungan yang Saya Peroleh "

  1. Berarti bawang yang bikin nangis itu bukan karena mata tapi karena hidung atau mulut yang terbuka mungkin ya, ketika di tutup pakai masker jadi ga nangis lagi saat ngupas bawang.

    Suruh kakek bersolek juga biar adil 🤣🤣 iya gapapa kan jaman sekarang cowok pakai bedak tipis2, kalau artis di tv kan cowok2nya rata2 pakai make-up termasuk lipstik.. kabuur 🏃‍♂️🏃‍♂️🏃‍♂️ 😅

    BalasHapus
    Balasan
    1. Ha ha .... Jangan ah, ntar datang warga rame2 bawa pasung. Dikirain si Kakek senewen setelah divaksin covid 19. Orang-orang lagi mencari celah agar masyarakat semakin takut divaksinasi. Selamat pagi, Mas Jaey.

      Hapus
  2. soal kulit wajah terlindungi tapi kadang kalau di saya itu justru jadi gatal bu di daerah masker. belum lagi kadang temen ada yang mengeluh karena timbul jerawat, karena kelamaan ditutup kali ya?

    BalasHapus
    Balasan
    1. Betul, Bang Siregar. Banyak juga orang yang alergi dengan masker. Tetapi coba maskernya pakai yang berbahan kain. Soal jerawat, boleh jadi karena maskernya kurang bersih. Debu yang nempel pada wajah, dapat menyumbat poti2, hingga menimbulkan jerawat. Jerawat juga dipicu oleh rambut yang berminyak atau berdebu yang bersinggungan dengan wajah. Maaf dalam hal ini termasuk juga kumis suami bagi wanita yang sudah menikah. Terlebih jika kulit wajahnya berminyak. Coba perhatikan wajah wanita yang tergolong ini. (Muka berminyak, suami berkumis). He he ... Begitu ilmu yang pernah saya pelajari saat mengikuti kursus kecantikan era 80-an. Terima kasih telah mengapresiasi. Selamat sore.

      Hapus
  3. Hehehe bener banget bunda, saya pun mulai terbiasa pakai masker, walaupun jarang keluar rumah. Saya paling malas berdandan karena memang tomboy dan gak bisa berdandan juga. Trus enaknya pakai masker jadi bebas gak diganggu cowok2 yang umurnya lebih muda.. Hahaha soalnya saya sering dikira masih SMP.. duh sedih banget..

    BalasHapus
    Balasan
    1. Ha ha ... Nah. Itu suatu Rahmat. Udah punya anak dikira masih SMP. Artinya, awet muda. Terima kasih telah singgah, ananda Naia. Selamat beraktifitas.

      Hapus
  4. ya, benar banget.....

    # Tulisan bermanfaat.... thank you for sharing

    BalasHapus
    Balasan
    1. Terima kasih kembali, Mas Tanza. Terima kasih atensinya. Selamat siang.

      Hapus

  5. Betul bunda, saya pun kini juga rajin pakai masker bahkan saya pun jadi makin percaya diri karena masker untuk menutupi jerawat yang muncul di muka sekaligus untuk mencegah flu karena udara dingin, karena Corona , dll.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Nah, inilah hikmah pandemi yang dapat kita petik. Terima kasih ananda Tari. Selamat sore.

      Hapus
  6. Setuju bu, saya sebagai laki-laki juga jadi nggak terlalu berpikir wajah saya terlalu kucel dan berminyak kalau pas mau keluar, soalnya maskeran sih jadi wajah nggak terlalu kelihatan :-D

    BalasHapus
    Balasan
    1. He he ... Ternyata bapak2 juga mau menyembunyikan kelemahan wajahnya. selamat siang, Pak Edot. Terima kasih telah singgah.

      Hapus
  7. awalnya saya juga gak mau serba ribet, dianjurin pake masker msh aja bandel.. tp pas tmn2 ada yg terkena Covid, sejak itu saya mikir, apa susahnya sih pake masker demi kesehatan semua org... :D

    BalasHapus
    Balasan
    1. Betul. Mbak Sains. Kalau bukan diri sendiri, siapa lagi yang menyelamatkan diri kita. Terima kasih telah mengapresiasi. Selamat siang.

      Hapus
  8. Ahaha...
    Sepemikiran, Bu Haji
    Saya juga merasa diuntungkan dalam banyak hal dalam urusan menggunakan masker ini. Terutama soal urusan permakeupan, hahaha...

    BalasHapus
    Balasan
    1. Yang pasti, lipstik sudah gak masuk prioritas ya. Belum lagi kasus mulut sehabis makan jengkol. Semua bisa betlindung di balik masker. Selamat sore. Terima kasih telah singgah, ananda Pipit. Selamat sore.

      Hapus
  9. Betul, Ibu. Pakai masker bisa menghemat biaya make up dan sunblock. Sejak pandemi ini aku kalau keluar malah sudah jarang pakai sunblock. Tapi, habis itu aku dimarahin sama temanku. Katanya meski pakai masker harus tetap pakai sunblock. Hihihi.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Saya kalau keluar rumah sering juga ditegur ma anakku. Katanya. Lipstik tetap pakai. Ntar kalau mau foto sesekali masker dibuka. Biar keliatannya gak pucat. Ya, sudah. Selamat malam. Mbak Jagawana. Terima kasih telah singgah.

      Hapus