Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Wahai Pengantin! Begini Adab Bersalaman yang Baik supaya Tamu tidak Kecewa

Ilustrasi Adab bersalaman yang baik bagi pengantin supaya tamu tidak kecewa (Foto: NURSINI RAIS)

Menyalami pengantin merupakan bagian penting saat kita menghadiri sebuah pesta pernikahan. Untuk itu, jauh-jauh hari sebelum duduk di pelaminan, calon pengantin harus tahu bagaimana adab bersalaman yang baik supaya tamu tidak kecewa.

Membaca  artikel ini mungkin ada yang protes, musim pandemi begini bersalam-salaman apa tidak melanggar protokol kesehatan.  Jawabnya “iya.” Tetapi Inti bahasan ini bukan masalah prokesnya.  Fokusnya pada  adab bersalaman bagi pengantin. 

Apa susahnya bersalaman. Ulurkan tangan, disambut oleh lawan bicara, terus saling menggenggam,  selesai.  Namun, selaku orang timur, yang selalu menjunjung tinggi sopan santun, banyak tata krama yang harus diperhatikan dalam bersalaman. 

Sebab, secara khusus melalui proses bersalaman yang baik dan benar, dapat  menciptakan energi dan semangat positif bagi orang yang melakukkannya. Baik dengan pengantin maupun dengan orang  yang sudah dan belum dikenal.

Percaya atau tidak,  dengan berjabat tangan kita dapat mengetahui kepribadian seseorang. Jabat tangan yang baik dilakukan dengan bahasa tubuh yang baik, santun dan penuh percaya diri.

Sehubungan dengan persoalan ini saya ingin sedikit berkisah.  

“Berjabat tangan dengan si Togop serasa makan sayur tanpa garam. Mata dan tangannya entah kemana, teman ngobrolnya entah siapa. ”  Begitu curhat cowok gantengku, setiap habis bersalaman dengan pria sebayanya itu, yang notabene adalah sosok berpendidikan tinggi. 

Dari cerita ini tentu kalian dapat membayangkan bagaimana kepribadian seorang Togop. Apakah dia tipe manusia cuek, tinggi hati, jaga gengsi,  atau apalah-apalah.

Maaf, sedikit melenceng. Tadi saya akan memberi tahu ke calon pengantin  bagaimana  adab bersalaman yang baik supaya tamu nan hadir  tidak kecewa.  Biar perbincangan kita lebih kena, untuk sementara anggaplah Anda semua pengantinnya.  Ahay ....

1. Berdirilah dengan sikap yang wajar

Andaikan tamu mengulurkan tangan saat  kamu sedang duduk, berdirilah dengan sikap yang wajar. Hal ini menunjukkan bahwa kamu takzim atas kehadiran mereka.  Pengantin bersalaman dalam posisi duduk kesannya seperti  doi sedang sakit. 

2. Jabatlah  tangannya dan fokuslah

Bayangkan perasaan seorang tamu, datang dari jauh-jauh  untuk menyatakan suka citanya  pada hari bahagiamu.   Tau-tau saat dia minta bersalaman  kamu kurang respek alias dingin gara-gara  tidak fokus.  

Mungkin kamu sibuk memperhatikan tamu dari kalangan orang  penting yang sedang berdatangan atau sedang makan  di kursi yang agak jauh dari singasana persandinganmu.  Atau kamu khawatir tak dapat memuaskan  semua undangan.

Sehingga tamu  di depan matamu terabaikan dan tidak terlayani sebagaimana mestinya. Berjabat tangan? Iya. Tapi asal-asalan,  sekadar memenuhi syarat saja.

Jabatlah tangan mereka, dan fokuslah. Jangan racuni pikiranmu dengan hal-hal yang tidak penting.

3. Pandang wajah dan tataplah matanya

Saat  berjabat tangan, tataplah mata sang tamu.  Tersenyumlah sambil mengucapkan terima kasih. Senyumanmu adalah gambaran bahwa kamu  sangat menghargai kehadiran mereka.

Bersalaman? Iya. Tapi  sambil ngobrol asik dengan tamu lainnya. Atau sibuk berbicara dengan mempelai  pria/wanita.

Saya beberapa kali kecewa  tersebab masalah sepele begini. Terakhir, saking mengahargai  kedua pengantin dan orang tuanya, di tengah hujan pun saya tetap berangkat ke lokasi pesta. Nyewa sopir pula.

Saat hendak menyalami pengantin, kedua mempelai putus nyambung ngobrol dengan tamu lainnya. Sebal  berdiri terlalu lama di samping kursi pengantin, saya ulurkan tangan. Jabat tangan terjadi. Yang disalami  tidak serius dan terkesan tak menghargai kehadiran saya.

4. Perlakukan tamu secara adil

Disadari atau tidak, perlakuan memilah milih status sosial dalam berjabat tangan tidak hanya berlaku universal seperti kisah si Togop. Acap kali juga terjadi di pelaminan. Meskipun itensitasnya amat sedikit.

Kalau tamunya  dari golongan tertentu, kedua mempelai menyambutnya dengan senyum  manis,  santun, dan penuh basa-basi. “Yuk, foto bersama dulu, Bu, Pak."  Jika tamunya  kelas kampung, terlihat jelas hambarnya.  Momen berfoto  berlalu begitu saja. 

Jabatlah tangan tamu dengan adil. Ingat! Semua manusia sama di mata Tuhan. Si kaya, si miskin yang cantik, ganteng, yang jelek sama-asam makhluk Ciptaan Allah. Memberikan penghormatan lebih kepada orang kaya dan menyepelekan orang miskin, adalah penghinaan bagi mereka.

Demikian Adab bersalaman yang baik bagi pengantin supaya tamu tidak kecewa. Sebenarnya masih banyak kaedah lain yang harus diperhatikan dalam bersalaman yang berlaku umum. Mulai tata cara membuka jari, sampai ke kekuatan genggam tangan dan lain sebagainya. Tetapi sesuai judul dan temuan di lapangan, saya padai pada 4 poin ini saja.  

Sebelumnya mohon maaf, tema ini  diangkat bukan bermaksud menggurui.  Bukan pula  untuk menjelek-jelekkan golongan atau oknum tertentu.  Hanya  berdasarkan opini  dan  pengalaman pribadi. Saya yakin,  peristiwa  serupa tak pernah terjadi  di daerah lainnya. Semoga bermanfaat.

Baca juga:  

*****

Penulis
Hj. NURSINI RAIS
di Kerinci, Jambi.

25 komentar untuk "Wahai Pengantin! Begini Adab Bersalaman yang Baik supaya Tamu tidak Kecewa "

  1. Memang sih Bu, kadang kalo orang biasa, pengantinnya agak cuek waktu salaman, giliran orang penting seperti kepala desa atau RT, semangat dan ceria. :)

    BalasHapus
    Balasan
    1. Kaysknya penyakit ini ada di mana2 ya, Mas Agus. Terima kasih telah singgah. Doa sehat untuk keluarga di sana ya

      Hapus
  2. Kadang pengantin suka cuek kalo dah undangannya dihadiri, padahal sebelumnya mohon mohon supaya datang

    BalasHapus
    Balasan
    1. Betul, ananda Nita. Di sini juga begitu. Selamat sore. Terima kasih telah mengapresiasi.

      Hapus
    2. Kalau saya berpikir positif aja. Barangkali mereka lelah mengikuti rangkaian acara dari harus bangun pagi-pagi pergi make-up, dandan, prosesi adat, melayani salaman tiap orang, dll.

      Hapus
    3. Boleh jadi begitu, Mas Tikno. Terima kasih telah mengapresiasi. Selamat malam. Doa sukses untukmu selalu.

      Hapus
  3. Betul banget bund, kadang tangan kemana mata kemana 😁

    BalasHapus
    Balasan
    1. Ya. Seakan-akan mereka tak butuh kehadiran kita. Terima kasih telah mengapresiasi. Selamat sore. Doa sehat untuk keluarga di sana ya

      Hapus
  4. Inget pas nikah dulu. Selesai acara resepsi, wajah serasa pegel, karena seharian senyum sambil salaman ke para tamu.
    Salam kenal Mbak Nur

    BalasHapus
    Balasan
    1. Alhamdulillah. Gak apa pegal sebentar, Mas. Cuman sekali seumur hidup. Terima kasih telah mengapresiasi. Selamat sore. Doa sehat untuk keluarga di sana ya.

      Hapus
  5. ilmunya sangat bermanfaat bu'

    BalasHapus
    Balasan
    1. Terima kasih, Mas Julaiman. Selamat sore. Doa sehat untuk keluarga di sana ya

      Hapus
  6. Siap. Betul Bu, memang harus ada adabnya saat bersalaman sebagai penghargaan dan penghormatan terhadap orang yang diajak dan mengajak salaman. Terima kasih mengingatkan etika bersalaman Bu Nur. Salam Sehat.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Selamat malam, Pak Eko. Di tempat saya hal begini sering terjadi. Terima kasih telah mengapresiasi. Doa sehat untuk keluarga di sana ya

      Hapus
  7. Setuju Bu Nur, terimakasih untuk ilmunya

    BalasHapus
    Balasan
    1. Terima kasih kembali, Mas Warkasa. Terima kasih juga telah mampir.selamat malam.

      Hapus
  8. Pernah ngalamin ini, salaman sama mempelai tapi dianya sambil ngobrol sama tamu yang lain. Duh rasanya nyesel banget dateng ke acara, tapi ya sudah sebatas menggugurkan kewajiban karena sudah diundang.

    BalasHapus
  9. Saya lupa-lupa ingat sih Bu, tapi memang kayaknya saya belum pernah disalamin pengantin sesukanya, selalu dapat pengantin yang pas saya mau salaman, mereka berdiri sambil tersenyum ramah, even kami nggak kenal dekat, hahahaha.
    Bahkan. kami pernah ke acara nikahan orang yang kami nggak kenal, karena disuruh teman buat datang bawain amplopnya, dan pengantinnya tetap berdiri dengan ramah tuh :D

    Etapi kalau masa sekarang, salaman udah jadi hal yang nggak boleh ya Bu, hahaha

    BalasHapus
    Balasan
    1. Mantap. Kalau mereka menyambut kita ramah, kita puas menghadiri undangannya. Tentu tidak semua pengantin seperti dikisahkan di atas. selamat sore ananda Rey. Terima kasih telah mengapresiasi.

      Hapus
  10. setuju mbak, berjabat tangan juga ada etikanya, kadang tuh saya masih menemui orang yang berjabat tangan tapi pandangannya kemana mana

    BalasHapus
    Balasan
    1. Ternyata kasus ini ada di mana2, ya. Selamat pagi, ananda Ainun. Terima kasih telah mengapresiasi. Do sehat untuk keluarga di sana ya.

      Hapus
  11. Semoga pas aku nikah dulu, tidak ada melukai perasaan para tamu Krn masalah salaman. Ga pengen juga seperti itu. Inget banget tiap ada tamu naik ke pelaminan, ya lgs berdiri dan salaman, senyum ga lupa terpasang :D.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Alhamdulillah, dimanapun dan dengan siapapun kita bersalaman adabnya memang begitu. Salah satu manfaat berjabat tangan itu saling memaafkan. Kalau bersalaman hanya menambah luka orang yang disalami, mamfaatnya dima. Coba. selamat pagi, ananda. Fanny. Doa sehat untuk keluarga di sana ya.

      Hapus
  12. Wah gitu yah bu nur,, say blum kawin sih jd blum tu ternyata ada juga adabnya salaman yah

    BalasHapus
    Balasan
    1. Hehe ... semoga cepat ketemu jodoh ya, ananda Fahrul. Terima ksih tanggapannya. Selamat malam. Salam untuk keluarga di sana.

      Hapus