Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

5 Prahara Tentang Teman Kecil, No. 2 Rata-rata Pelakunya Oknum Cewek

 

Ilustrasi 5  Prahara Tentang Teman Kecil

Anda punya teman kecil, saya juga. Kini kita dan mereka hanyut dibawa arus takdir ke muara kehidupan masing-masing.  Kenangan masa lampau jauh tinggal  di belakang. Terlebih bagi  manula seperti saya. 

Ada yang masa tuanya berlabuh  di tempat  empuk,  berkecukupan moril dan metrial.  Tidak sedikit pula yang terlempar di jurang ketidakberdayaan tersebab banyak hal. Seperti didera penyakit yang  bertahun-tahun, perekonomian yang tak kunjung membaik, dan lain sebagainya.

Tetapi artikel ini tidak membahas masalah begini.  Takutnya ada yang merasa tersanjung hingga berujung ria. Mungkinan ada pula yang berkecil hati tersebab kondisinya kurang mujur. 

Yuk Bernostalgia  Dengan Teman Kecil

Ilustrasi 5  Prahara Tentang Teman Kecil

Khusus di pedesaan, teman kecil  itu meliputi kawan bermain sesama anak tetangga dan sahabat-sahabat sesama  Sekolah Dasar. Ada juga keduanya. 

Beda dengan lingkungan kota. Mereka boleh-boleh saja berteman dan bertetangga,  tetapi  menuntut ilmunya  belum tentu pada sekolah yang sama. 

Setelah mereka dewasa banyak hal di luar dugaan yang terjadi  antar sesamanya. Kadang-kadang terasa lucu, bahagia, dan sedih.  Umpamanya, 

1. Teman kecil menjadi pasangan hidup. 

Menikah dengan  teman kecil lumrah terjadi. Kadang-kadang setelah berpisah sekian tahun, lalu bertemu kemudian ke dua pihak sepakat untuk menikah.  Begitu pula bagi mereka yang  sama-sama menetap di  kampung halaman.

Lucunya, semasa kecil mereka sering berantam, saling maki bahkan saling cakar. Kadang-kadang ceweknya menangis, lain kali cowoknya yang menangis, terus pulang ngadu ke emak. 

Ada emak yang menerima air mata anaknya dengan lapang dada, tak sidikit juga yang ngamuk lalu melabrak sang cowok/cewek  pengganggu tadi. Lucu, bukan?

2. Teman kecil saling gaet pasangan 

Semasa  sekolah Dasar mereka berteman akrab.  Saat istairahat, makan es lilin sebungkus bergilir. Pertama dihisap oleh anak yang punya duit, kemudian disuapi pada teman  B, C, dan seterusnya.

Siapa sangka, setelah dewasa mereka saling gaet pasangan, (pacar atau suami/istri) dengan cara kurang terpuji,  yaitu be...*s...*ling ... uh. Hukuman sosial seperti  dicibir masyarakat, diejek, seakan mereka anggap angin lalu. 

Namun ada juga mereka saling menggoda  dengan cara santun.  Beliau-beliau itu pacaran setelah putus atau bercerai dengan pasangan terdahulu yang notabene adalah teman kecil sang cewek atau cowok. 

Khusus saling rebut pasutri, rata-rata pelakunya  oknum cewek. Saya  belum menemuinya pada kaum adam. Sebab, laki-laki meng...*gg...* da bini orang itu jumlahnya tidak banyak.  Artinya tidak sebanding dengan oknum perempuan yang  sering sesat pandang dan salah tengok oleh suami orang. 

Kasus ini sering terjadi puluhan tahun lalu. Sekarang nyaris tiada. Mungkin karena tradisidi di pedesaan  telah berlaku fleksibel. 

Masyarakat telah terbisa dengan kenyataan, bahwa pernikahan antar suku berbeda bukan lagi hal yang tabu. Hingga mereka lebih memilih nikah dengan orang luar desa, bahkan orang luar negeri,  ketimbang menggaet suami teman. (hanya prediksi saya orang awam). 

3. Teman kecil jadi lawan dan dendam kesumat 

Masalah ini sering terjadi di mana-mana dan bisa menimpa siapa saja. Baik laki-laki maupun perempuan. Semasa kecil  anak-anak tersebut bersahabat karib, setelah dewasa bermusuhan, bahkan sampai memelihara dendam kesumat.

Kadang-kadang hanya gara-gara  sebatang rokok, atau utang piutang yang sebenarnya bisa dimusyawarahkan, mereka bertengkar  dan bermusuhan. Pertemanan yang terjalin akrab sejak kecil jadi ternoda. Bahkan tak jarang terjadi korban nyawa.  

Mirisnya, adakalanya  perteman sedari kecil  yang  terikat  hubungan keluarga. Teman iya, sanak famili juga iya. Ada yang namanya sepupuan, paman dan keponakan, dan lain sebagainya. 

Eh ..., setelah dewasa berselisih masalah harta warisan  dan segala macam. Persahabatan yang awalnya aman-aman saja, berubah menjadi api permusuhan dan dendam kesumat sampai  7 keturunan. 

Ya ..., itulah kehidupan. Kalau kita kurang bijak menyiapinya bisa merusak tantanan hidup bekeluarga dan sanak famili. 

4. Teman kecil pura-pura tak kenal

Biasanya pribadi yang seperti ini jika dia telah berhasil mencapai puncak kesuksesan. Baik di bidang ekonomi maupun  karier. Saat disapa dia pura-pura tidak kenal. Tak tahu apakah dia benar-benar lupa atau pura-pura lupa. Allahualam bish shawab. 

5. Teman kecil  tetap bersahabat sampai tua

Poin terakhir ini termasuk buah langka. Umumnya begitu memasuki dunia rumah tangga, kita mulai sibuk dengan  kehidupan masing-masing.  Berteman iya. Tetapi  menyapa sekadarnya saja. 

Saya punya 1 teman  sekolah  tetap bersahabat sampai tua. Kami berteman sejak tahun 60-an. Kebetulan kami tinggal di rantau yang sama. Sesekali bertemu, ceritanya ke timur ke barat.  Sampai kini kami belum  pernah berselisih paham.  

Penutup

Nah begitulah prahara dunia. Semuanya berproses dan bergerak dinamis. Yang baik mari kita ambil hikmahnya. Yang jelek hadapi saja dengan santai. Tidak perlu stress. 

Sebab semuanya menyangkut prinsip manusia, berkaitan erat dengan krakter yang dikendalikan oleh pikiran masing-masing. Siapa yang bisa mengubah isi kepala orang lain coba. Kecuali individu yang bersangkutan mengisi  hatinya dengan iman dan taqwa. 

Demikian 5 prahara tentang teman kecil, mulai saling gaet pasangan, hingga bersahabat sampai tua.  Artikel ini ditulis berdasarkan pengamatan di sekitar saya. Mungkin hal serupa tidak pernah terjadi  di lingkungan kalian. Semoga bermanfaat.

Baca juga:   

*****
Penulis,
Hj. NURSINI RAIS
di Kerinci Jambi

23 komentar untuk " 5 Prahara Tentang Teman Kecil, No. 2 Rata-rata Pelakunya Oknum Cewek"

  1. itulah kehidupan penuh warna....

    saya enjoy mengenang masa kecil waktu tinggal di kampung.... bisa main sepuasnya, siang dan malam... hehehe

    BalasHapus
    Balasan
    1. Saya juga, Mas Tanza. Saat itu serasa kitalah yang paling bahagia. Apalagi jika ngumpul dengan teman setia. Terima kasih telah singgah. Doa sehat untuk keluarga di sana.

      Hapus
  2. Saya kok nggak ada sama sekali ya Bu, hahaha.
    teman kecil saya nggak jadi teman hidup, agak lucu dan risih coba membayangkan hahaha.

    Saya juga nggak pernah makan es lilin bergilir, soalnya udah jijikan dari kecil, jadi biar setengah mati ngiler, mana nggak pernah dikasih uang jajan setiap saat, saya lebih suka nahan ngiler ketimbang makan es bekas teman hahaha.

    Mau selingkuh sama pasangan hidup teman, duh amit-amit deh, jangan sampai

    BalasHapus
  3. He he ... .kalau udah jodoh mau diapakan lagi ya, ananda Rey. Di sini, jangankan teman kecil, perkawinan dengan adik sepupu saja sering terjadi. Karena masyarakat Kerinci masih mendewakan pernikahan keluarga. Terlebih si cowoknya udah sukses. Katanya daripada ngasih makan orang lain, lebih baik ngasih keluarga sendiri. Jauh beda dengan tradisi di kamping saya.Tetapi anak2 sekarang sudah banyak yang tidak mau diatur orang tua. Memilih menikahi gadis pilihannya.

    Ya. Pertama nengok memang jijik, tetapi rupanya telah menjadi kebiasaan anak2 tempat saya mengajar dulu. Mungkin itu sebagai tanda mereka teman setia atau kompak. Kadang2 anak cowok dan cewek juga ikutan makan es keroyokan. Saya tidak menemui hal ini di desa lain. Selamat pagi ananda Rey.

    BalasHapus
  4. Ternyata seperti itu ya nek, ada lagi yang pilih-pilih temen😂

    BalasHapus
    Balasan
    1. Iya, ananda Dinni. Betul. Tentu saja pilih teman yang cocok. Selamat sore. Terima kasih telah singgah.

      Hapus
  5. Waah lengkap sekali ulasannya 😀👍 selamat sore dan salam hormat Bu Nur..

    BalasHapus
    Balasan
    1. Terima kasih telah mengapresiasi, Mas Warkasa. Salam sehat selalu.

      Hapus
  6. nah, yang sering itu suka ejek2an si A pacaran dengan si B trus disorakin

    BalasHapus
    Balasan
    1. He he ... Semua bisa terjadi ya, Mbak. Terima kasih telah singgah. Doa sehat untuk keluarga di sana ya.

      Hapus
  7. Kategorinya ga ada yg cocok ke aku buuu 😂. Soalnya, temen2 masa kecil ntah lah udah pada menghilang kemanaaa 🤣. Boro2 ketemu, udah hilang kabar semua. Padahal berharap banget bisa jadi yg poin 5. Bersahabat trus Ampe tua. Cuma kenyataan ga bisa begitu. Setelah kami masing2 menikah dan pindah rumah, hubungan Ama sahabat2 dulu langsung JD renggang. Ada sih sahabat skr ini, tapi itu bukan dari kecil. Jadi ga aku masukin ke kategori ini.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Nah, di sini bedanya masyarakat perkotaan dengan ciri individualismenya dengan orang pedesaan ya, ananda. Tapi keduanya punya kelebihan dan kekurangan tersendiri. Poin no, 5 ini memang jarang ditemui. Kebetulan saja dan teman sama2 tinggal di daerah yang sama. Dengan rentang jarak 15 km. Dia di kota saya di desa. Ketemu jugs jarang. Tapi rasa keakraban tiada luntur.

      Hapus
  8. Hihi kok kayaknya di sekitar saya juga kaum hawa yang terlibat intrik intrik ngrusuhi rumah tangga teman kecil.
    Kasus seperti itu yang ada di sekitar saya itu awalnya dari reuni reuni gitu bund. Eh,kok terus ada yg jadi dekat lagi padahal sudah berumahtangga. Amiit amiit semoga kita dijauhkan dari sifat seperti itu ya bund

    BalasHapus
    Balasan
    1. Nah, ternyata reuni tidak hanya sering membuka pintu cinta lama bersemi kembali ya, ananda Dewi. Tapi juga jadi ajang usil-usilan dan kepo2an. He he ... Amin. Mari kita lawan sifat yang tidak terpuji tersebit. Mulai dari diri sendiri. Selamat malam. Doa sehat selalu untuk keluarga di sana ya.

      Hapus
  9. Aku ada yg no 5 bunda, masih ada bbrp teman SD yg masih akrab sampai skrg, sayang aja karena aku udah merantau ke Jkt jadi banyak yg udah ga saling komunikasi sama teman masa kecil.

    Padahal sampe skrg suamiku masih sering ngumpul sama teman2 masa kecilnya, jaman SD, tapi ya karena mereka sesama di Jkt juga, skrg kalau ngumpul ngajak pasangan dan anak hihihi

    BalasHapus
    Balasan
    1. Hebat Ya ananda. Di rantau ngumpul sesekali dengan teman kecil itu asyik. Apa lagi kalau ngajak pasangan dan anak2. Yang penting kita tetap saling jaga saling menghargai. Selamat malam, terima kasih telah menanggapi.

      Hapus
  10. Alhamdulillah saya punya teman kecil yang masih terus komunikasi sampai sekarang, kebetulan dulunya kami bertetangga. Dan teman2 satu geng sewaktu SD dulu juga masih sering komunikasi walaupun blm ada kesempatan untuk berkumpul, tapi Alhamdulillah masih akrab satu sama lain

    BalasHapus
    Balasan
    1. Hebat ya, ananda Naia. Dari SD sampai sekarang komonikasi tetap lancar. Meskipun susah juga mencari waktu untuk ketemu. Selamat sore, ananda. Salam untuk si kembar.

      Hapus
  11. kok seram seram ya bunda...mbul nda ada sih cerita yang sampai seseram itu..

    kalau mbul alhamdulilah jodohnya sama suami itu ya kakak kelas tingkat jauh sih. tapi satu SMA. Kalau teman masa kecil yang suka bully itu banyak. Mbull dulu dibully secara fisik dan psikis soalnya kalau ujian nasional ga mau nyontekin akhirnya dikucilkan

    BalasHapus
    Balasan
    1. Wow .... Mantap. jodohan sama kakak kelas. Bunda berjodoh sama abangnya teman sekolah. He he..... Kenal 6 bulan terus nikah.

      Semasa Sakolah Rakyat, bunda juga sering dibully ananda Mbul. Karena badan bunda kurus dan hitam. Jika teringat zaman itu, sakit rasanya hati ini. Sedih dan khawatir juga. Serasa tak mungkin ketemu jodoh. Sebab, kebanyakan membully itu kaum cowok.

      Hapus
  12. Dari poin 1 - 5, saya cocok dengan poin no 5 Bu Nur. Hingga sekarang masih berteman dekat meskipun domisili berjauhan. Salam sehat dan selamat beraktifitas Bu Nur.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Alhamdulillah, meski berjauhan, sakali ketemu hangatnya persahabatan lebih terasa. Selamat pagi, Pak Eko. Maaf telat merespon. Kemarin seharian sinyal di sini sangat buruk.

      Hapus