Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

2 Resep Manjur Kelola Hewan Kurban Ala Simpang Tanjung Tanah, Sukses Tepat Waktu

Ilustrasi Pengelolaan  Hewan Kurban  Ala Simpang Tanjung Tanah (Foto sapi kurban sampai di Musala Nurul Haq)

Sobats  blogger yang selalu kudirindu! Apa kabar? Selamat Idul Adha ya. Maaf lahir dan batin.  Semua kebagian daging kurban bukan? Daging kurban itu sedap lho. Beda dengan daging dibeli.

Kepada sobat Muslim yang melaksanakan ibadah  kurban tahun ini, saya   mendoakan semoga amaliahnya itu diterima oleh Allah SWT, diberikan kelapangan rezeki, dan mudah-mudahan tahun depan berkurban lagi.

Bagi  kita yang belum berkesempatan, jangan sedih. Selagi ada niat dan usaha, suatu saat insyaallah akan terlaksana.  Zulhijjah ini  kalian menerima,  mudah-mudahan tahun depan giliran memberi. Yang penting  take and give dan saling  berbagi  dikemas dengan ketulusan. 

Ilustrasi Pengelolaan  Hewan Kurban  Ala Simpang Tanjung Tanah (2 ekor sapi siap disembelih)
 
Di sini  saya ingin sedikit berbagi cerita tentang proses penyembelihan dan pembagian daging kurban di Dusun  Balai, Simpang Tanjung Tanah, Kerinci, Jambi.

Untuk diketahui, Dusun Balai, merupkan bagian terujung dari Desa Simpang Empat, Danau Kerinci. Tetapi orang lebih familiar dengan nama Simpang  Tanjung Tanah. Ada juga yang menamakannya  Simpang Empat Tanjung Tanah,  ketimbang Dusun Balai Simpang Empat Danau Kerinci. Pertimbangan efektifitas,  dalam kesempatan ini  saya pakai sebutan Simpang Tanjung Tanah saja. 

Posisinya di lintasan Kota Sungai Penuh-Bangko, dengan jumlah penduduk 40 KK,  yang terdiri dari berbagai suku. Tetapi masyarakatnya hidup rukun, damai, dan sangat kompak dalam banyak hal. Salah satunya tampak pada saat melaksanakan ritual pemotongan hewan kurban. 

Idul Adha tahun 1443 hijrah ini, Senin yang lalu  warga Simpang Tanjung Tanah memotong  2 ekor sapi kurban, atas nama 14  warga,  ditambah 1 kambing oleh  orang yang berbeda.  

Proses penyembelihannya berjalan lancar, sukses,  sesuai agenda yang telah disepakati. Mulai pukul 07.30, selesai jam 12,00. Padahal  jumlah personilnya tidak banyak.  

Tetapi mereka bekerja serius, konsisten dengan tugasnya  masing-masing.  Sehingga daging kurban yang diberi dan diterima  enak  di kerongkongan,  “Sedap mengalun dalam cerita”. Atau bahasa lugasnya, “Tak ada pribadi yang merasa termarginalisasi.” 

Ingin tahu apa saja resepnya? Baca artikel ini sampai tuntas!

1. Partisipasi semua warga

Ilustrasi Pengelolaan  Hewan Kurban  Ala Simpang Tanjung Tanah (Proses pelumpuhan sapi sebelum dipotong)
 
Biasanya  di wilayah 3 desa Tanjung Tanah  hewan kurban dikelola  dengan 2 cara. Pertama diserahkan pada kelompok pengajian, kelompok nelayan dan sebagainya. Ke dua, diselenggarakan oleh keluarga yang punya hajat.  

Tetapi penduduk Simpang Balai punya tradisi tersendiri.  Hewan sembelihan diserahkan sepenuhnya pada masyarakat lewat musala Nurul Haq. Untuk pertanggungjawabannya dibentuk panitia. Namun saat bekerja semua warga bergerak aktif tanpa kecuali.  

Jika tugas Bapak-bapak bagian perdagingan, emak-emak  menyiapkan konsumsi.  Pagi-pagi menunya makanan ringan ditambah teh dan kopi hangat.  

Ilustrasi Pengelolaan  Hewan Kurban  Ala Simpang Tanjung Tanah (pengantongan daging yang akan didistribusikan)
 
Usai daging dikemas dan siap dibagikan,  kegitan berikutnya makan siang bersama. Berlanjut dengan ceramah agama  kurang lebih 7 menit, yang dalam hal ini disampaikan oleh salah satu warga setempat, Abuya Zainal Abidin. Temanya seputar hikmah berkurban. Terakhir ditutup dengan pembacaan doa.  

Ilustrasi Pengelolaan  Hewan Kurban  Ala Simpang Tanjung Tanah (Antri mengambil ransum)
 
Pertanyaannya, sajiannya dapat dari mana? Eits ...! Tenang dulu. Sejak lama, masyarakat Simpang Tanjung Tanah punya tradisi makan bersama. Misalnya pada acara peringatan Israk Mi’raj, Mauludan, halal bi halal dan sebagainya.  

Ilustrasi Pengelolaan  Hewan Kurban  Ala Simpang Tanjung Tanah (Bapak-bapak panitia makan besama)
 
Mungkin hal itu yang menyebabkan rasa kekeluargaan antar individunya amat dalam. Padahal di antara mereka  sedikit sekali yang terikat hubungan darah.  Sebagian besarnya   hanya ditautkan oleh ukhuwah Islamiayah.
Ilustrasi Pengelolaan  Hewan Kurban  Ala Simpang Tanjung Tanah (Giliran  ibu-ibu makan bersama)

Nasi dan lauknya disiapkan dari rumah masing-masing. Khusus buat hari pemotongan kurban, yang bawa nasinya si pemilik hajat saja. Dalam penyajiannya  ibu-ibu lain  tetap membantu. Terutam beliau-beliau di sekitar Musala. 

Ilustrasi Pengelolaan  Hewan Kurban  Ala Simpang Tanjung Tanah (Ibu-ibu milenal mencuci piring usai makan bersama pada acara Israk Mikraj 2022)
 
Setelah acara makan-makan, tanpa diperintah ibu-ibu milenial melakukan bersih-bersih.  Ketika mereka bubar tiada satu pun piring kotor yang tersisa, tak ada pula sampah yang berserakan.   Mereka bekerja dengan khusuk, tidak melibatkan nenek-nenek seangkatan saya. Paling kami bantu-bantu nyapu. 

2. Pendistribusian daging tidak pakai kupon. 

Ilustrasi Pengelolaan  Hewan Kurban  Ala Simpang Tanjung Tanah (Pendistribusian daging kurban kepada yang berhak)
 
Jika masyarakat 3 desa Tanjung Tanah  mendistribusikan daging kurban  melului kupon, yang mengharuskan si penerima jemput bola  kelokasi. Sebaliknya,  di Simpang Tanjung Tanah, panitia korban mengantarnya langsung ke alamat. 

Daging kurban yang sudah di kemas diangkut pakai mobil bak terbuka, dan berhenti pada titik-tik tertentu.    Begitulah  kekhasannya negeri Simpang Tanjung Tanah. Jumlah penduduk sedikit, rumah-rumahnya cuman di pinggir jalan raya saja. Belum ada yang masuk gang. Kecuali penerima  lain yang  berdomisili di 3 Desa Tanjung Tanah (desa utama sebelum pemekaran menjadi 3 desa).

Berdasarkan pengalaman, cara  ini terbilang sukses, transparan, tanpa pilih kasih. Tidak ada yang saling tanya kamu dapat kupon berapa, dan dikasih siapa? Andai dalam  satu rumah penghuninya lebih dari satu keluarga, jatahnya disesuaikan dengan jumah pasutrinya.  

Ilustrasi Pengelolaan  Hewan Kurban  Ala Simpang Tanjung Tanah (Bocil-bocil berswafoto setelah capek kejar-kejaran)
 
Yang menarik, pada  momen tersebut ada  pihak yang paling berbahagia.  Yaitu kelompok bocil.  Mereka ramai-ramai naik mobil  dan meluapkan kegembiraannya dengan bersorak sorai. Dari pagi mereka memang sudah berkumpul di Musala  Nurul Haq, seolah-olah sengaja menunggu rutinitas tahunan  tersebut.

Didampingi salah satu panitia,  bocah cowok 5-6 tahun pun diberikan kesempatan menyerahkan daging kurban kepada tuan rumah.  Senyum  kebanggaan tergurat di bibirnya. Mungkin mereka merasa dirinya diperhitungkan dalam masyarakat. 

Siang itu bukan  sekadar kepuasan yang mereka peroleh. Minimal ketergantungan mereka bermain gadget terjeda sejenak. 

Demikian Resep manjur pengelolaan hewan kurban ala warga Simpang Tanjung Tanah.  Maaf ..., janjinya nulis sedikit saja, akhirnya meluber ke mana-mana. Sekian dan terima kasih. Semoga bermanfaat.  

Baca juga: 

 *****
Sumber ilustrasi: Dokumentasi Pribadi+Foto-foto Pantia,

Penulis,
Hj. NURSINI RAIS
di Kerinci, Jambi

10 komentar untuk "2 Resep Manjur Kelola Hewan Kurban Ala Simpang Tanjung Tanah, Sukses Tepat Waktu "

  1. Salam iduladha 1443H
    Selamat menjalani ibadah qurban

    BalasHapus
    Balasan
    1. Ucapan ysng sama, Wak Petani. Terima kasih telah mampir. Salam sehat untuk keluarga di sana ya.

      Hapus
  2. siip deh tipsnya....
    Eid Al Adha Mubarak

    # anak anak sebenarnya lebih suka bermain... bergerak ke sana ke mari.....
    kebutuhan fisik untuk tumbuh sehat

    BalasHapus
    Balasan
    1. Kadang anak2 kampung zaman sekarang, malah dimanja2kan. Ke sekolah jarak 50 meter pun diantar pakai motor. Kapan geraknya. Paling ketika main di luar runah saja. Selamat malam, Mas Tanza.

      Hapus
  3. seneng banget ya Bu Nur kalau lihat kebersamaan dan gotong royong warga gini
    kumpul makan bareng terus ngobrol

    BalasHapus
    Balasan
    1. Khusus di rt saya Simpang 4 Tanjung Tanah, Kerinci sini sikap kebersamaan masih terjaga, Mas. Andaikan ada yang mau bikin acara seperti nikahan atau apa, tetangga tak akan melakukan aktivitas pribadi. Meskipun tak ada hubungan keluarga. Soalnya jumlah orangnya sedikit, dan orang nya campuran.

      Hapus
  4. eh dah ada iklan, awal tahun dulu mampir blm ada smgat nekk

    BalasHapus
    Balasan
    1. Terima kasih motivasinya ananda Dewi. Terima kasih juga telah singgah. Salam sehat buat keluarga di sana ya.

      Hapus
  5. Balasan
    1. Terima kasih apresiasinya, Mas Djangkaru. Salam sehat selalu.

      Hapus