Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

 7 Kiat Manjur Melawan Stres tanpa Modal

Ilustrasi: 7  Kiat Manjur Melawan Stress tanpa Modal (Sumber: Dipotret dari Majalah Sarinah, Edisi 28 Agustus 1989, 48)

Stres adalah reaksi seseorang secara fisik maupun emosional (mental/psikis) apabila ada perubahan dari lingkungan yang mengharuskan seseorang menyesuaikan diri. (P2PTM Kemenkes RI). Individu yang gagal beradaptasi, dia dikuasai oleh stres. 

Stres dapat merusak produktivitas, yang berdampak buruk pada program kerja/belajar. Stres juga mengganggu kesehatan jasmani dan rohani.  Tubuh lemah, lesu, malas melakukan sesuatu, makan tak enak, susah tidur. Efeknya,  kolesterol meningkat, darah tinggi  dan penyakit lainnya merapat. Menurut penelitan penyakit jantung merupakan risiko paling besar dari penderita stres. 

Jika dibiarkan berlarut, penderitanya bisa terjerumus pada tindakan eksrim. Misalnya, kabur dari rumah, bercerai, dan tindakan negatif lainnya. Bahkan sampai  bunuh diri.

Penyakit stres bisa menggerogoti semua golongan. Si kaya,  si miskin, laki-laki, perempuan, ibu rumah tangga, pelajar, mahasiswa dan seterusnya.  Lebih-lebih zaman sekarang, persaingan hidup semakin  ketat. Susah menemukan orang yang tidak stres. 

Membiarkan diri berkubang tress berarti menyiksa diri. Menghindar dari stress pun bukan perkara mudah. Tetapi tidak berarti  dia tak bisa dilawan. Asal dilakukan dengan sungguh-sungguh, insyaallah maqbul. Dalam kesempatan ini saya akan membagikan 7 kiat manjur melawan stres tanpa modal.  

1. Tidak tergesa-gesa  dalam pekerjaan

Tidak tergesa-gesa bukan berarti dalam menjalankan hidup  kita slow bin santai dan apa adanya. Terutama di era digital saat ini. Bisa-bisa ketinggalan kereta lho. Orang sudah punya mobil, kita sepeda onta pun belum mampu beli. 

Untuk melawan stres, kita bisa meninggalkan tabiat yang bisa membuat kita tergesa-gesa. Umpamanya, chatting  sampai larut malam. Akibatnya bangun kesiangan.  Atau mungkin  bangunnya cepat dan tepat waktu, tapi suka bermalas-malasan di tempat tidur, main hp lah yang menghayallah, membuat kita banyak kehilangan waktu. Dampaknya, berangkat kerja tergesa-gesa. 

2. Tidak dendam pada diri sendiri

Kiat ke dua melawan stres adalah tidak dendam pada diri sendiri. Semua orang pasti pernah melakukan kesalahan. Baik disengaja maupun tidak. Sebab tiada manusia yang sempurna, karena kesempurnaan adalah milik Allah. Kadang-kadang kita cendrung mengingat-ingatnya sambil menyesali  diri sendiri. Jika kondisi ini berlangsung terus menerus bukan tidak mungkin akan menimbulkan gangguan psikologis dan berujung stres.  

Terlalu fokus memikirkan keburukan masa lalu adalah perbuatan mubazir dan membuang-buang waktu. Saya pribadi menyebutnya dendam pada diri sendiri (maaf, tolong koreksi jika salah). 

Ngapain menyesali masa lalu. Bukankah kita hidup pada zaman kini. Jadikan kekeliruan  terdahulu sebagai  pembelajaran untuk memperbaiki kehidupan  sekarang dan masa akan datang.  

3. Tidak pelit memberikan senyuman

Menurut  salah seorang dokter RSUP Muhammad Hoesin Palembang, Ardiasyah, SKM. M.M, “Senyum membuat tubuh melepaskan hormon endorfin yang mampu mengurangi dan menyingkirkan hormon stres. Mereka yang secara alami sering tersenyum diketahui  lebih cepat pulih dari depresi. Senyum juga memiliki kemampuan layaknya morfin  dalam membantu meredakan stres dan mengurangi persepsi rasa sakit di otak.” (yankes.kemkes.go.id). 

Nah,  tiada keraguan buat  melawan stres dengan senyuman. Biasakan bersenda gurau bersama rekan kerja, anak-anak, suami/istri, kerabat dan tetangga agar kita bisa tersenyum. 

Banyak manfaat lain  yang diperoleh dari bibir yang   tidak pelit senyum. Diantaranya, dapat membuat awet muda. Sebab, senyum yang tulus membantu mempertahankan kesehatan kulit.  Di bidang agama, senyum dinilai sebagai sedekah bagi si pemilik bibir dan untuk orang lain.  

4. Tidak mudah baper

Mudah tersinggung alias sensitif alias baper dapat juga mencetus dan memperparah stress. Kadang-kadang  candaan pun dianggap serius. Sedikit saja  orang di sekitarnya salah omong, semalaman dia tak tidur memikirkannya. Kenapa dia ngomong begitu. 

Baperan akan berakibat fatal bagi pengidapnya jika dibarengi negatif thinkking. Syukur-syukur tidak pendendam.  Untuk melawan stres, berpikirlah luwes, karena kita tak pernah bisa mengatur isi kepala dan lidah orang lain supaya dia bertindak dan bicara seperti yang kita inginkan. 

5. Menyediakan waktu  untuk rileks

Berhari-hari berkutat dengan rutinas yang sama,  sangat lelah dan membosankan. Contohnya pegawai yang bekerja di kantor, pedagang yang berjualan di pasar,dan profesi lainnya. 

Cobalah luangkan sedikit waktu untuk rileks.  Manjakan diri sekalian ganti pemandangan,  dengan melakukan  kegiatan menghibur.  Misalnya nonton film, ke salon kecantikan, ke Rumah Spa dan sebagainya. Atau ke kebun mengelus-ngelus tanaman bagi yang hobi bertanam.  

Jika waktu memungkinkan,  tak ada salahnya ke luar kota bersama keluarga  mengunjungi  tempat-tempat  wisata  vavorit. Andaikan dompet mengizinkan staycation di tempat-tempat bernuansa alami dapat pula  dijadikan  alternatif. Habis itu kita kembali masuk kerja dengan badan segar  dan pikiran fresh. Stres kabur ogah mendekat kembali. 

6. Olahraga, makanan bergizi, dan tidur yang cukup

Beberpa sumber menjelaskan, ketiga kegiatan ini terbukti  ampuh buat melawan stres. Olahraga tak perlu terlalu berat seperti main tenis dan bulutangkis, yang membuat tubuh kelelahan. Cukup lari-lari pagi sambil menghirup udara segar. 

Untuk melakukan aktivitas ragawi dan berpikir, tubuh menuntut makanan bergizi. Tak perlu yang mahal-mahal. Yang penting nilai gizinya terpenuhi. Makanlah sayur dan buah yang cukup ditambah vitamin untuk menangkal kemungkinan terserang penyakit akibat stres. 

Rutin berolahraga, dan mengonsumsi makanan bergizi saja belum lengkap untuk melawan stres jika kita kurang tidur dan istirahat. Tidurlah sesuai kebutuhan tubuh agar badan segar sepanjang hari.

7. Tidak bekerja terus-menerus

Banyak orang salah memaknai, bahwa kerja keras  adalah membanting tulang  tanpa jeda.  Mereka lupa bahwa otak dan pikiran juga perlu istirahat.  Gunanya supaya tubuh selalu  segar setiap mengawali suatu pekerjaan. 

Biasakan istirahat sejenak  antara jadwal ke jadwal supaya rileksnya dapat dan  pikiran jernih kembali. Insyallah stres akan lenyap. 

Demikian 7 kiat manjur melawan stres tanpa modal, yang dihimpun dari berbagai sumber. Sebenarnya banyak kiat lain yang bisa dipraktikkan untuk melawan stres. Pertimbangan efektifitas,  kita padai hingga ini saja. Ingat! upaya ini tak akan bermanfaat tanpa duwujudkan dengan tidakan nyata. Selamat mencoba, semoga bermanfaat. Terima kasih. 

Baca juga:

 *****
Referensi:
Wijaya Khamid, (1989, Agustus 28). Stres Jangan Dibiarkan Berlarut. Sarinah, 48-48.

Panulis,
Hj. NURSINI RAIS
di Kerinci, Jambi

31 komentar untuk " 7 Kiat Manjur Melawan Stres tanpa Modal"

  1. hidup harus seimbang ya bund..jangan pasif dan jangan juga kebablasan..harus bisa memilah"..sukses terus bunda

    BalasHapus
    Balasan
    1. Setuju, ananda. Di sinilah fungsi agama dalam kehidupan.

      Hapus
    2. Saran buat MRENEYOO, kayaknya templatenya ada masalah, loading berat dan bikin ngelek.

      Hapus
  2. Artikel yang sangat bermanfaat dan inspiratif...Kereen.. Terima kasih

    BalasHapus
    Balasan
    1. Terima kasih, ananda, semoga benar2 bermanfaat.

      Hapus
  3. Tk kongsi info bermanfaat.
    Semoga tiada stress

    BalasHapus
    Balasan
    1. Amin, Wak. Salam sehat buat keluarga di sana ya.

      Hapus
  4. Terima kasih Nek, tulisan yang bagus

    BalasHapus
    Balasan
    1. Sama2 ananda. Terima kasih telah mengapresiasi.

      Hapus
  5. no,6 paling suka.....
    Thank you for sharing....

    BalasHapus
    Balasan
    1. Syarat hidup terhimpun.padx nomor 6 ya, Mas Tanza. He he .... Terima kasih telah singgah.

      Hapus
  6. Ibuuuuu, tengkiu udah sharing ini, beneran bekerja buat saya nih semua tipsnya.
    Saya juga pernah bekerja muluuuuuu, tergesa-gesa, nggak mau nunggu besok aja, lembur sampai pagi, abis itu, besoknya tepar dah.

    Yang pasti emang kudu disiplin sih, jadi semua harus ada jadwalnya

    BalasHapus
    Balasan
    1. Masih muda seumuranmu belum terasa apa2, ananda Rey. Meski kerja non stop. Tapi perlu juga diingat, duduk kelamaan kurang bagus untuk kesehatan pinggang. Saya dulu juga sering kerja non stop. Duduk seharian nyambi jadi tukang jahit. Berdiri seharian juga pernah, ngeriting rambut zanan itu lagi tren. Sekarang efeknya, duduk dan berfiri lama, pinggang terasa panas. Orang bilang gejala syaraf terjepit.

      Hapus
  7. Biasanya saya yang nomor dua
    naik turun, kadang bisa berdamai eh kadang memberontak

    BalasHapus
    Balasan
    1. Biasanya bapak2 tidak terlalu lama mikirin suatu masalah. Beda sama emak2. Agak rapuh dan sensitif. terima kasih telah singgah. Selamat beraktivitas.

      Hapus
  8. bagi saya tidur itu yang paling penting. sebab, kalau kurang tidur, bukan sahaja saki kepala malah fokus pun 'lari'

    BalasHapus
    Balasan
    1. Madih muda tidurnya sangat pulas. Sudah berumur seperti saya, palingan 5 jam. Lepas itu, bangun, tak akan ngantuk lagi. Terima kasih telah mengapresiasi, Anis. Selamat saya dari negeri seberang.

      Hapus
    2. mungkin juga faktor umur yang menyebabkan durasi tidur kita semakin pendek...

      Hapus
    3. Betul, Anis. Rata2 lansia mengaminya. Terima kasih telah singgah.

      Hapus
  9. Terima kasih buat sarannya, semoga bisa diimplementasikan untuk ngurangin perasaan yang tertekan.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Tekansn itu yang membuat kita sakit, ananda. Terima kasih telah singgah. Selamat sore.

      Hapus
  10. Intinya tetap rileks dan tenang... Dan jangan lupa istirahat yang cukup :)

    BalasHapus
    Balasan
    1. Sepakat, Mas. Terima kasih telah mengapresiasi. Doa sehat untuk keluarga di sana ya.

      Hapus
  11. kalo aku stress biasanya aku menggambar sambil mendengarkan musik, bunda. Lumayan bisa bikin hati tenang lagi

    BalasHapus
    Balasan
    1. Keren, ananda Naia. Memang seharusnya begitu Kita harus bijak mengelola stress. Semua orang pasti pernah mengalsmi stress.

      Hapus