Belanja Takjil di Tanjung Tanah, Tak Kalah Seru dengan di Pasar Mambo Sungai Penuh
Dahulu saat Ramadhan, berburu takjil di Pasar Mambo Kota Sungai Penuh merupakan kebahagiaan tersendiri. Terlebih mengikutsertakan anak-anak. Wow ... Serasa mau diborong semua makanan kesukaan. Sayang duitnya sering gantung.
Pasar takjil Ramadhan ada di mana-mana
Kini zaman telah berubah. Beberapa tahun terakhir, masyarakat di pedesaan Kerinci tak lagi mendewakan Pasar Mambo untuk berburu kuliner pembuka favoritnya.
Pusat Takjil Ramadhan ada di hampir setiap desa. Di sekitar tempat tinggal saya setidaknya ada 3 titik pusat kuliner pembuka. Salah satunya (terdekat) di Desa Tanjung Tanah. Posisinya di samping Masjid Alhsan Tanjung Tanah.
Di sana dapat ditemui aneka menu berbuka puasa. Mulai jenis sambal, kue-kue modern dan tradisional, gorengan, minuman, seperti es campur, cendol, sampai buah-buahan, dan sebagainya. Rata-rata makanan dijamin dalam kondisi baru.
Rasa enak harga bersahabat
Soal rasa tak usah khawatir. Seiring meningkatnya taraf pendidikan warga, kini sebagian besar masyarakat pedesaan sudah pintar-pintar memasak.
Terlebih sejak lancarnya arus perlintasan manusia antara Kerinci - Malaysia, Kerinci dan kota-kota di seluruh Indonesia. Tak heran, di antara jajanan yang dijual di desa-desa belum ditemui di Pasar Mambo. Salah satunya roti canai.
Masalah harga, sangat ramah di kantong, malah lebih murah. Contohnya, sebungkus cendol dalam kondisi kosong (belum dikasih kuah santan dan gula), di Kota-kota dibandrol Rp 5 ribu, di Tanjung Tanah cuman Rp 3 ribu. Porsinya sama.
Toh, orang tak mikir sewa lapak. Asal mau berjualan, silakan bangun tenda! Seratus persen gratis.
Jam buka Pasar Takjil Tanjung Tanah
Pasar Takjil Ramadhan Tanjung Tanah mulai buka pukul setengah dua sampai setengah empat. Bagi kalian yang ingin belanja di sana, jangan lewat dari batasan tersebut.
Penjual takjil di kedai dan gerobak
Oh ya, seperti di daerah lainnya, buka puasa tak hanya dapat dibeli di pasar-pasar takjil. Tetapi ada dimana-mana.
Selama Ramadhan, sebagian penduduk yang berdomisili di pinggir jalan menyulap halaman depannya buat berjualan menggunakan gerobak. Ada juga yang menggelarkan dagangannya di kedai/ruko.
Konsumen tinggal pilih. Cita rasa dan tarifnya rata-rata sama dengan yang di pasar kuliner desa. Ngapain belanja jauh-jauh, menguras energi, menghabiskan BBM.
Demikian keseruan berburu takjil di Tanjung Tanah, jika dibandingkan dengan di Pasar Mambo Kota Sungai Penuh. Semoga bermanfaat, dan selamat berpuasa.
Baca juga:
- Berpuasa itu Mirip Perempuan Hamil
- Curhatan untukmu Telekomsel
- Kisah Inspiratif: Menyambangi Kehidupan Aminah Dulu dan Kini
Sumber ilustrasi: Dokumentasi pribadi
*****
Penulis,
Hj, NURSINI RAIS,
di Kerinci, Jambi
Nampak meriah jualannya
BalasHapusMeriah memang Wak. Yuk, sesekali melancong ke sini. Terima kasih telah mengapresiasi. Selamat pagi.
HapusSelamat berpuasa Ibu Nur. Moga dipermudahkan urusan ibadat sepanjang bulan mulia ini.
BalasHapusMeriah sungguh suasana di pasar-pasar takjil.
Ramenya selama bulan puasa saja, ananda Amie. Setelah lebaran sepi kembali. Selamat pagi. Terima kasih telah singgah.
Hapusrame ya.... dan banyak makanan enak enak.....
BalasHapusbikin lapar melihatnya...
hehehe.... 😁🤣😁
Rame, Mas Tanza. Tapi enaknya dilihat menjelang waktu berbuka saja. Setelah itu mulut enggan menganga, gigi malas mengunyah. He he.
Hapus😁👍🤣
HapusTakjil memang makanan khas Ramadhan seperti juga kolak. Disini juga ada pasar dadakan, khusus jualan makanan untuk buka puasa seperti takjil, kolak, es buah, gorengan dan lainnya. Enak dan juga murah.😄
BalasHapusTapi tahun ini pedagangnya banyak banget, Mas Agus. Beda dengan tahun2 sebelumnya. Terima kasih telah singgah. Doa sejahtera untuk keluarga di sana ya.
HapusBerburu takjil emang paling seru. Sampai kadang2 bingung mau beli yang mana, terkadang hanya lapar mata aja 😅
BalasHapusTak jarang udah dibeli tapi tidak dimakan ya, Bang Siregar. Salam sehat buat keluarga di sana.
Hapuskalau nyari takjil emang paling seru, banyak pilihan makanan dan bingung mau beli yang mana
BalasHapusUjung2nya, dibeli tapi tidak dimakan. He he .... Selamat malam ananda Ainun. Salam sehat buat keluarga di sana ya.
Hapuspaling suka ini lihat apsa takjil ramadhan, serasa mau dibeli semua
BalasHapusHe he. .. Saya juga begitu, Mbak Tira. Terima kasih telah mengapresiasi. Selamat berpuasa.
HapusBerburu takjil memang salah satu hal yg dinantikan saat puasa ya bunda, aku yg nggak puasa aja kalau weekend pasti bikin takjil, ga ma kalah ama yg puasa pokoknya hihihihi
BalasHapusBenar, ananda Ursula. Karena kita dihipnotis oleh rasa lapar mata. He he.... terima kasih telah mengapresiasi. Selamat sore.
HapusDi depan tempat tinggal saya juga banyak yang jualan takjil Bu, pokoknya nggak bisa dah sering-sering ke sana, bahaya banget buat dompet hahaha.
BalasHapusKapan hari saya ke depan bareng anak-anak, melayang lagi duit merah hiks, saking banyak ragam takjil, dan semua menggoda hiks
Ha ha .... Begitulah nilainya duit. Padahal setelah dibeli, belum tentu dimakan. Di sanalah ujian bagi mata orang yang berpuasa. Enaknya masak sendiri ananda Rey. Terima kasih telah mengapresiasi. Selamat berpuaa.
Hapusauto ngiler saya bu nur
BalasHapusapalagi lihat es nya yang berankea ragam
untung sebentar lagi mau berbuka hehe
Haha .... Setelah buka, semuanya lupa ya, mas Ikrom. Terima kasih telah singgah. Selamat berpuasa.
HapusItulah serunya Ramadan, berburu bukaan menjelang sore 😄. Tapi THN ini kalo ditempatku agak beda Bunda, sepi, dibandingin THN lalu. Jualannya juga ga terlalu beragam. Makanya aku JD jarang beli. Minta si mbak asisten bikin aja.
BalasHapusTapi jadi inget zaman masih di Aceh, cari bukaan itu kayak udh wajib. Dan seneeeng aja ngeliat banyak makanan, walo kadang laper mata doang 😂
Enaknya memang produk sendiri ya, ananda Fanny. Meskipun Mbak asisten yang bikin, di bawah komando nyonya rumah. Jelas kebersihannya, jelas bahan2nya. Bunda tuh sejak tahun2 terakhir penyakitnya malas masak. He he .... Makannya tidak seberapa. Cuman berdua sama si kakeknya. Tapi belinya sesekali. Bukan terus2an. Selamat berpuasa, terima kasih kunjungannya.
HapusEnaknya memang produk sendiri ya, ananda Fanny. Meskipun Mbak asisten yang bikin, di bawah komando nyonya rumah. Jelas kebersihannya, jelas bahan2nya. Bunda tuh sejak tahun2 terakhir penyakitnya malas masak. He he .... Makannya tidak seberapa. Cuman berdua sama si kakeknya. Tapi belinya sesekali. Bukan terus2an. Selamat berpuasa, terima kasih kunjungannya.
BalasHapus