Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Wow ..., Hebohnya Tradisi Petang Balimau di Muara Sakai Inderapura

Ilustrasi Tradisi Petang Balimau di Muara Sakai Inderapura
 
Beragam  cara masyarakat Muslim Indonesia menyambut bulan suci Ramdhan. Salah satunya melaksanakan ritual  “petang balimau” atau mandi  keramas di sungai menggunakan ramuan yang  terbuat dari jeruk dan bahan lainnya. 

Tradisi petang balimau di pusaran adat

Ilustrasi Tradisi Petang Balimau di Muara Sakai Inderapura
 
Khusus di kampung saya Muara Sakai, Inderapura, Kabupaten Pesisir Selatan, Sumatera Barat sana, selain dilaksanakan di rumah masing-masing, petang balimau diselenggarakan pula secara adat. 

Biasanya, pada momen syakral tersebut sebagian putra daerah  yang berada di rantau  menyempatkan dirinya  untuk pulang kampung. Tahun ini saya dan suami pun tak mau ketinggalan. 

Tujuan dilaksanakan tradisi petang balimau 

Ilustrasi Tradisi Petang Balimau di Muara Sakai Inderapura
 
Hajatan ini merupakan agenda tahunan bagi Kerapatan Adat Nagari bersama masyarakat setempat, sejak tahun 1867 Masehi. Dan tidak ditemui di tempat lain di seluruh tanah air.  Meskipun ada tentu tata pelaksanaannya  berbeda-beda.  

Perhelatan digelar pada setiap hari terakhir bulan Sya’ban. Tujuannya untuk  mensucikan diri dari sifat hasad dan dengki, serta membersihkan hati dari  kotoran jahat. Dengan harapan supaya puasa kita diterima oleh Allah SWT. 

Tamu undangan

Ilustrasi Tradisi Petang Balimau di Muara Sakai Inderapura
 
Ilustrasi Tradisi Petang Balimau di Muara Sakai Inderapura
 
Untuk tahun 1443 ini, ptang balimau jatuh pada hari Jumat, 01 April 2022 lalu. Pada hari spesial itu hadir para Wali Nagari seluruh Inderapura, pejabat kecamatan,  alim ulama, tokoh masyarakat  dan teristimewa para pemimpin kaum (Penghulu) dari 20 suku yang ada di seluruh wilayah Inderapura. 

Acara dimulai setelah salat Jumat sampai sore. Dengan pakaian adat kebesarannya, para ninik mamak nan 20 tersebut  didampingi oleh sanak kemanakan masing-masing.  

Tidak hanya sekadar mendampingi. Para kemenakan tampil dengan membawa paketan limau menggunakan wadah dulang yang  didekor sedemikian rupa, dijujung di kepala.   Satu paketan untuk satu  penghulu. Artinya ada 20 cerana cantik menyemarakkan perjamuan nan suci itu. 

Pada perhelatan  tersebut hadir pula beberapa tamu undangan, dari kabupaten Pesisir Selatan yang diwakili oleh Asisten 1,  Dandim Mukomuko  utusan dari provinsi tetangga, Bengkulu,  dan beberapa mahasiswa serta seorang dosennya. Mereka adalah tim pemerhati budaya Sumbar  d
ari Universitas Negeri Padang.

Tahap awal pelaksanaan  tradisi ptang balimau

Ilustrasi Tradisi Petang Balimau di Muara Sakai Inderapura
 
Acara dimulai dengan barzanji marhaban, kulineran, dan doa bersama dalam  Masjid Agung Inderapura. Kemudian, para Ninik Mamak serta seluruh undangan diarak dengan dzikir rebana dan gendang serunai menuju Gudang Garam Muara Sakai, dengan jarak tempuh kurang lebih 2 km. Jalan raya tumpah ruah oleh manusia. 

Acara puncak

Ilustrasi Tradisi Petang Balimau di Muara Sakai Inderapura
 

Sampai di lokasi, para tamu disilakan mengambil tempat yang telah disiapkan oleh panitia. Rombongan disambut dengan tarian daerah “Si Kambang Toloang”  oleh penari daerah setempat.  

Singkat cerita, acara demi acara berjalan alot dan santai. Semarak ptang balimau semakin kental karena diselingi  dengan 2 buah  lagu. Kasidahan dan  kidung klasik dendang Lubuk Gedang. 

Dengan menggunakan media sampan dan pendayung, sepasang artis kampung tersebut bersandung mendayu-dayu dalam bait-bait pantun sedih.  Gila .... Saya larut dalam haru.  Seakan kembali pada Inderapura zaman enam puluhan.

Seremonial  terakhir

Ilustrasi Tradisi Petang Balimau di Muara Sakai Inderapura

Ilustrasi Tradisi Petang Balimau di Muara Sakai Inderapura

Serimonial petang balimau diakhiri dengan ritual pokok balimau bersama.  Satu persatu ninik mamak nan 20 dan tamu undangan maju ke depan, terus  mengusapkan kepalanya dengan limau yang telah digelar di atas meja. Barangkali  ritus tersebut merupakan simbolis dari mandi balimau. 

Subhanallah. Tidak sia-sia saya pulang kampung.  Mendekati kepala 7,  baru sekali ini saya menyaksikan pelaksaan upacara syakral ini secara adat dengan detail. 

Penutup/saran

Sebagaimana kita ketahui bersama, kegiatan ptang balimau di Inderapura ini bukan upacara keagamaan. Dia adalah tradisi turun temurun yang telah ada sejak zaman Kerajaan dahulu. 

Dikala itu petang balimau diadakan untuk menjalin silaturahmi antara raja, ninik mamak, dan masyarakat (indojatipos.com). 

Kini  praktik ptang balimau telah banyak mengalami modernisasi. Namun,  konsep aslinya  tidak pernah berubah dimakan zaman.  Dia harus dirawat supaya  tetap lestari di negerinya sendiri. 

Kita semua tentu berharap kepada pihak terkait, agar tradisi petang balimau ini diakui sebagai salah satu budaya Nasional Indonesia.  Syukur  jika diperjuangkan untuk  mendapat pengukuhan dari organisasi  pendidikan, keilmuan, dan kebudayaan dunia (UNESCO)  sebagai Warisan Budaya tak Benda Dunia.

Terakhir saya mengajukan sedikit saran pendapat, terkait efektivitas waktu. Jangan sampai gara-gara melaksanalkan hal yang sunat, perkara wajib terabaikan. Jika pukul 17-an acara masih berlangsung, kapan salat Asharnya.

Demikian  hebohnya acara petang balimau di muara sakai Inderapura. Semoga bermanfaat. 

Baca juga :

Sumber ilustrasi: Dokumentasi pribadi

*****
Penulis,
Hj. NURSINI RAIS
di Kerinci, Jambi
 

13 komentar untuk "Wow ..., Hebohnya Tradisi Petang Balimau di Muara Sakai Inderapura"

  1. Balasan
    1. Meriah banget, Wak. Apa di sana juga punya tradisi khusus menyambut Ramadhan.

      Hapus
  2. Adat budaya Indonesia emang keren-keren ya, semoga tetap lestari sampai kapanpun.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Dan belum tentu dimiliki bangasa lain ya, ananda Rudi.

      Hapus
  3. Wah Tradisi Petang Balimau menyambut bulan Ramadan yang meriah dan patut dilestarikan. Acara yang sangat meriah dan dokumentasi yang lengkap Bu Nur. Selamat menunaikan Puasa Ramadan 1443 H, semoga lancar, berkah dan mendapatkan rahmat dari Allah SWT. Salam sehat dan selamat beraktifitas Bu Nur.

    BalasHapus
  4. Ucapan yanv sama, Pak Eko.

    Dokumennya ada. Tapi hasil fotonya eror. He he .... terima kasih telah singgah.

    BalasHapus
  5. menarik.....
    Alhamdulillah masih terus dipelihara tradisinya.....

    BalasHapus
    Balasan
    1. Amin. Begitulah harapan kita semua. Selamat sore dari tanah air, Mas Tanza. Terima kasih telah mengapresiasi.

      Hapus
  6. Luar biasa ya Bu Nur ragam budaya di sana, di wilayah Inderapura saja ada 20 suku.
    Semoga generasi milenial tergerak untuk melestarikan tradisi luhur Petang Balimau ini. Bila menjadi agenda wisata tentu juga ada geliat ekonomi.

    Terima kasih Bu Nur telah berbagi info budaya.
    Hormat saya.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Alhamdulillah, faktanya begitu, Mas Pudji. Baru diakui sebagai budaya daerah (kearifan lokal). Terima kasih telah singgah. Doa sehat dari jauh.

      Hapus
  7. Seru pastinya ya. Unik dan khas menjadi kekayaan budaya kita

    BalasHapus
    Balasan
    1. Amin harapan kita seharusnya begitu. Terima kasih telah singgah Bang Day.

      Hapus