Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Berjam-jam Registrasi MyPertamina Hasilnya Gagal Melulu

Ilustrasi  Registrasi My Pertamina

Berjam-jam  Registrasi My Pertamina, hasilnya gagal melulu. Padahal dilakukan oleh  tenaga terlatih di bidangnya. Yaitu, salah satu karyawati SPBU  Pelayang Raya Kota Sungai Penuh, ditugaskan khusus bagian itu. 

Begitulah faktanya Indonesia Raya. Pihak terkait meluncurkan peraturan, belum didukung sarana dan pengetahuan yang memadai. Umpamanya, sinyal internet yang lelet, sumberdaya manusia yang belum siap. 

Tak heran banyak masyarakat yang ngomel, program digitalisasi Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU) menggunakan aplikasi My Pertamina, membuat yang mudah jadi sulit. 

Habis mau bagaimana lagi. Konon katanya tujuan pemerintah itu baik. Untuk memastikan proses penyaluran BBM subsidi benar-benar tepat sasaran. 

Ya sudah. Saya tidak membahas masalah ini lebih dalam. Takutnya salah ulas, karena saya bukan pakarnya. Ingin curhat saja. 

Registrasi sendiri

Bagi orang yang menguasai teknologi, buka aplikasi apapun bisa dilakukan sendiri. Termasuk MyPertamina dan registrasi kendaraan. Tidak seperti saya minta bantuan orang lain, menempuh jarak 30 km pulang pergi. Dan harus antre dulu menuju meja Mbak Petugasnya.

Gagal pada tahap verifikasi.

Buka aplikasi  tiada masalah. Saya dan mungkin juga anda bisa melakukannya sendiri.  Yang rumit (versi saya) saat meregistrasi.  Kendalanya  pada tahap verifikasi.  Diminta masuk kode tertentu,  setelah dikirim gagal. 

Diulang puluhan kali pun tetap gagal.  Alasannya kode salahlah,  tidak validlah, kadaluarsalah. Padahal Mbak petugasnya cukup sigap mencatat setiap kode yang  dikirim ke HP. Kata si Mbak. Seringnya memang begitu. Karena sinyalnya jelek. 

Daftar ke LinkAja pun tak kalah rumit. Saat itu sinyal lagi drop parah,  bersamaan dengan HP saya habis bateray.  Lengkaplah sudah kegagalan saya hari itu. 

Subhanallah. Ternyata  sudah 2 jam lebih saya berkutat dengan urusan MyPertamina dan LinkAja.  Tidak enak juga dengan Si Mbak. Akhirnya saya pamit untuk pulang. 

Wanita cantik itu minta saya menyelesaikannya  sendiri. “Untuk MyPertamina,  penyelesaiannya udah di tahap akhir. Ntar dikasih kode verifikasi. Ibu tinggal ikuti petunjuk,” katanya

“Okey. Siap mencoba,”   balas saya. 

Ilustrasi  Registrasi My Pertamina

Sampai di rumah, kode  yang dimaksud  sudah masuk di HP saya. Lagi-lagi tidak bisa terkirim karena masa berlakunya cuman satu jam.  

Terus diklik ulang dapat kode pengganti. Masa kadaluarnya sama, yaitu 1 jam. Terus dikirim lagi, gagal lagi. Begitu seterusnya berulang-ulang.  “Kode tidak valid. Periksa kembali email anda dan pastikan kode sesuai.”  

Sangat naif, jika belasan kali tindakan serupa diulang-ulang  salah melulu. Atau saya yang kelewat bloon. 

Saya hentikan perjuangan sebatas ini. Insyaallah besok akan menghadap ke Mbak itu lagi. Semoga dia tidak bosan.  Sebab, banyak orang lain juga yang harus dia layani. Mereka punya masalah sama seperti saya. 

Setiap permulaan pasti sulit

Menurut  pengalaman teman-teman , beli BBM via aplikasi MyPertamina itu gampang. “Yang susah saat registrasinya.” 

Ya, apa daya.  Kata-kata orang bijak yang tak bisa dibantah. “Setiap permulaan itu memang sulit.” 

Penutup

Bagi saya, menghadapi  tantangan itu sudah menjadi makanan sehari-hari. Karena telah terlatih dengan kesusahan hidup. Gagal registrasi MyPertamina itu belum seberapa. 

Tak berhasil sekali, dua kali, tiga kali, dan seterusnya. Kecuali kesempatan sudah tertutup rapat. Semakin sering kita mengahdapi tantangan,  kian terasah otak untuk berpikir, buat  menemukan kemudahan dalam banyak hal. 

Yang kurang sabar tuh si kakek cowok gantengku. Terucap kata mau mundur. “Beli minyak non subsidi saja,” rungutnya. 

Demikian pengalaman berjam-jam  registrasi MyPertamina hasilnya gagal melulu. Semoga bermanfaat.

 Baca juga:  

*****

Penulis,
Hj. NURSINI RAIS
di Kerinci, Jambi

23 komentar untuk "Berjam-jam Registrasi MyPertamina Hasilnya Gagal Melulu"

  1. Di sini, orang sugih pun bisa beli bbm subsidi

    BalasHapus
    Balasan
    1. Hebat, Wak. Di sini ini yang selalu dikeluhkan pemerintah sejak lams. Dibikin aturan, tak bisa jalan. Ada sajs pihak yang melakukan kecurangan.

      Hapus
  2. antriannya spbu skrng menggila banget dah, masak sampek pinggir jalan :(

    BalasHapus
    Balasan
    1. Sama, Mas Rezky. Konon kabarnya ada yang bermain curang. Beli pertalit isi ke mobil. Terus mobilnya bawa pulang, pertalitnya disedot. Beli lagi. Sebab sekarang beli pakai jerigen tak boleh lagi.

      Hapus
  3. Emang tujuannya bikin susah kali ne pertamina ini

    BalasHapus
  4. Saya menganggap kebijakan pemerintah ini terlalu prematur. Digitalisasi yang harusnya membuat pekerjaan lebih mudah, malah sebaliknya menjadi ribet dan tidak tepat sasaran.

    Untuk melakukan pendaftaran di MyPertamina saja banyak terjadi bug, error pada aplikasi tersebut. Alih-alih menghemat waktu, malah memperlambat pekerjaan.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Setuju, Mas Andi. Saya registrasi MyPertamina hari senen 19 Sept lalu. Sampai hari ini belum juga tuntas. Setiap hari saya masukkan kode verifikasi sesuai dengan angka yang dikirimkan ke hp saya. Namun tetap gagal. Gagal, dan gagal. Belum lagi registrasi di LinkAja. Belum satu pun yang tuntas.

      Hapus
    2. Apa banyak yang daftar ya. Soalnya sy sdh lama punya . Eh, mau dipakai malah buka gak bisa hrs mulai dr awal lagi. Untungnya barcodenya sdh aku screnshoot

      Hapus
    3. Keren ... Ananda. Adah punya aplikasi duluan tapi gak bisa dipakai. Susah lagi.... Susah lagi. Anak muda aja bilang gak bisa. Apalagi kami nenek2. Begitulah kebelum siapan bangsa ini. Di-paksa2 jadi harus siap. Terima kasih telah mengapresiasi, ananda Tira. Selamat pagi.

      Hapus
  5. Kenapa yang mudah dipersulit ya nek, sebagai orang awam lebih mudah yang sudah -sudah. 😁

    BalasHapus
    Balasan
    1. Iya, ananda. Mana antrean beli pertalit mengular dimana2. Padahal harga bbm sudah naik. Apakah pasokan dibatasi atau ada penyelewengan. Allahualam bish shawsb.

      Hapus
  6. Saya malah belum pernah download bu Haji... Bahkan ada yang bilang nggak bisa langsung hari itu jadi.karena akan ada pemberitahuan dulu melalui email.😁😁

    BalasHapus
    Balasan
    1. Nah. Ini penjelasan penting. Barangkali di sini masalahnya ya, Mas Satria. Kok si Mbak suruh saya nuntasnya sampai di rumah. Makanya saya bilang, sumber daya manusis kita belum siap. Tapi sampai di rumah kode vetifikasi udah masuk ke hp saya.

      Hapus
  7. Maksudnya baik, tapi ya gituuu bunda, blm siap utk digitalisasinya .. ntah kenapa kalo udh berurusan Ama fasilitas online nya pemerintah, pastiiiii deh acakadut. Yg gagal trus apa register, yg ga bisa masuk2, yg sinyal tiba2 drop. Pusiiiiaaang 🤣🤣. Padahal kalo nyobain online utk hak2 lain yg tidak menyangkut pemerintah, lancar2 aja 😅. Ntah di mana salahnya.

    Suamiku memang ga pake pertalite, jadi pas awal2 muncul itu, dia udh nebak bakal susah itu daftarnya 🤭. Dan kenyataan... Memang susah...

    BalasHapus
    Balasan
    1. Kalau ada yang mudah, kenapa pilih yang sulit ya, ananda. Oh, ya. Mungkin cc mobilnya juga tinggi. Terima kasih telah mengapresiasi ananda Fanny. Salam sehat selalu.

      Hapus
  8. Balasan
    1. Msu rasanya memecat diri jadi pengguna bbm di negeri ini. Pakai sepeda dayung ajah. He he ...

      Hapus
  9. waduh susah juga ya aplikasinya.. semoga makin dibenahi dan mempermudah masyarakat

    BalasHapus
    Balasan
    1. Bagi orang menguasai ilmunya tidak susah, Mas Firli. Beda dengan saya nenek 2 gaptek. Terima kasih telah mengapresiasi. Selamat beraktivitas.

      Hapus
  10. Biar Pertamina ga rugi, beli di shell aja

    BalasHapus
    Balasan
    1. He he.... Apapun bbmnya pertamina tak pernah rugi. Mas. Terima kasih telah mengapresiasi. Salam sehat selalu.

      Hapus