Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Setelah Istriku Berpenghasilan [Part 8]

 


“Malang nian nasibmu Rahel, di kantor dirimu digoda, di rumah suamimu tergoda.” Udah. Itu saja komen saya  untuk cerbung Setelah Istriku Berpenghasilan part  8 ini. Walaupun ada sebalnya juga  karena ulah Asril suami Rahel yang seolah-olah berani bersumpah takut mati.  

Biar kita sama-sama sebal, baca postingan ini sampai tuntas! Tapi ..., tahan dulu setelah yang mau lewat berikut ini. 

Dapatkan Cerbung  “Setelah Istriku Berpenghasilan” dalam bentuk  ebook.  Hubungi penulisnya di  082138985540. Tak mahal-mahal, hanya sejentik jempol.
Atau jika kalian malas ribet-ribetan, nongkrong saja di  Pustaka Pribadi Wiro, gampang diakses lewat tool langit. Okey. 

Setelah Istriku Berpenghasilan [Part 8]

Sprawiro Mentari

Pelecehan

Pov Rahel

“Rahel, sini Hel. Ini Pak Braja Basuki, Manejer baru di divisi kita. Kamu bisa temani dia malam ini tidak?”

Lelaki gendut dan agak botak dengan stelan jas hitam dan mengenaki sepatu kulit tersenyum ke arahku. 

“Temani bagaimana Bos ini maksudnya?”

“Kamu itu pura-pura lugu atau bagaimana?”

“Maksudnya gimana Bos. Aku kan orang baru di divisi ini.”

“Jadi gini.”

Bos membisikkan sesuatu yang menjijikan. Nuraniku lansung menolak. Ini sih pelecehan namanya. Saat si  Braja menggamit lenganku, langsung aku tepis.

“Sori.” Aku bukan perempuan murahan seperti yang kalian pikirkan.”

Aku bahkan menampar wajahnya dengan sangat keras. Lelaki botak itu merintih kesakitan. Aku langsung lari.

Pak Braja marah besar. Sore itu aku menangis. Tapi aku puas bisa menyelamatkan diriku dan memberikan pelajaran untuk si hidung belang itu. Apa dia tidak punya istri di rumah yang bisa melayaninya  atau memang dia pria serakah yang memanfaatkan jabatan sebagai pemuas nafsu binatangnya. 

Hari itu juga surat pemecatan untukku keluar. Padahal aku belum juga sempat mencicipi gaji pertamaku. Tapi  aku tetap bersyukur, paling tidak kalau kena pecat aku tidak jadi kena pinalti. Aku hanya mengembalikan uang 12 juta yang sudah kupinjam . Untung saja uang yang kupinjam itu baru habis lima juta ditambah gaji sebulan sekitar enam jutaan, masih ada sisa satu juta buat pegangan.

Sejujurnya aku tidak takut kerja jadi sales begini. Menawari rokok merek baru ke cowok-cowok  yang sedang nongkrong di kantin. Kebanyakan beli tapi pada genit, bahkan ada yang sempat memegang pinggangku. Aku menatapnya marah. Ingin kukata-katai tapi ditahan oleh pendamping lapangan.

Aku sedih harus mencari nafkah, meninggalkan anak-anakku di rumah. Tapi aku melakukannya untuk memberi  pelajaran kepada suamiku yang meremehkan pekerjaan seorang perempuan yang tidak punya penghasilan sepertiku.

*
Aku pulang lebih awal. Aku mencari-cari Mas Asril untuk memberikannya kejutan, namun tidak terlihat batang hidungnya. Di rumah hanya ada anak-anak dan Mpok Sri, baby sitter yang baru bekera tiga hari belakangan. 

“Mpok Sri, Bapaknya anak-anak ke mana ya?”

“Tadi keluar, Non.”

“Bapak barusan jalan sama Tante Firah, Buk.” Ucap Rafadon tiba-tiba. 

Ternyata suamiku juga orang brengsek. Akan kubuat kau menyesal, Mas. 

*
Saat Mas Asril sudah di rumah, aku tidak jadi menceritakan soal pemecatanku. Aku justru memikirkan bagaimana cara  memberi pelajaran pada laki-laki tak setia seperti suamiku ini.

“Tadi Mas pergi ke mana dengan si Firah itu?”

“Mas gak pergi  dengan Firah, Dek.”

“Tadi Rafadon yang bilang, anak kecil gak mungkin berbohong.”  

“Mas memang gak pergi  dengan Firah, tapi kalau ketemu di jalan dan tujuan sama ke warung Bu Siti itu benar.” 

“Udah pintar bikin alasan kamu, Mas. Awas saja kalau suatu hari kalian terlibat hubungan spesial, kuhabisi kau Mas.”

Paginya aku sengaja bangun telat dan tidak berangkat kerja.

“Kamu sakit, sayang.” 

“Aku hamil lagi, Mas.”

“Hamil lagi? Kamu tidak digagahi Bos-bos brengsek itu kan?”

Sakit hatiku mendengar kata-katanya. Tanganku reflek menampar pipinya. Padahal aku cuma bercanda kalau sedang hamil. Cuma mau ngeprank doang. Aku masih bingung saja mau beralasan apa tidak masuk kantor hari ini. 

“Jaga omongan kamu, Mas. Bisa-bisanya kamu menuduhku berzina?”

“Hari ini juga aku mau pulang.”

Kubereskan barang-barangku dan barang anak-anak. 

Kulihat Mas Asril merasa sangat bersalah. Dia berusaha meminta maaf.

“Jangan dekat-dekat.”

Tiap kali Mas Asril mendekat, kutinggikan suaraku. 

“Mas harus melakukan apa biar kamu berhenti marah, Dek”

“Shalat tobat sana, sudah menuduh istri yang tidak-tidak. Taubatan nasuha dan jangan pernah diulangi lagi.”

Ia manut. Ia benar-benar mendirikan shalat taubat.

“Apa benar kamu hamil, Dek.”

“Gak jadi. Hamilnya dibatalkan.”

“Lho, emang bisa gitu? Kamu mau menggugurkan anak itu.”

Kuangkat tanganku ingin menamparnya, namun ia keburu menghindar mengambil bantal sebagai tameng.

“Rahel itu cuma bercanda kalau sedang hamil tapi reaksi  Mas itu ngasal banget.”

“Makanya kalau hal serius itu jangan dibuat bercandaan.”

“Au ah.”

“Mas begitu karena kuatir, Dek. Soalnya lagi marak berita SPG yang mau diangkat jadi pegawai tetap harus tidur dulu sama atasannya, sumpah mas benar-benar cuma kuatir saja, Dek.” 

“Tetap saja respon Mas tadi  sangat kelewatan.”

“Iya, Dek. Maafin Mas.”

Karena masih ngantuk aku kembali tertidur hingga jelang tengah hari.

Saat terbangun aku iseng melihat suasana lewat jendela. Deri balik jendela kulihat Firah, janda gatal itu mondar mandir seperti menunggu seseorang. Saat kulihat lagi dia sudah menghilang.

“Mbak, tolong jagain anak-anak ya. Rahel mau keluar sebentar.”

Kuikuti kemana Firah dan Mas Asril pergi. Rupanya mereka masuk ke sebuah warteg. 

Belum sempat memesan apapun, langsung kutarik kuping suamiku. Menariknya pulang membuat hampir semua orang menatap ngeri ke arah kami. 

(Bersambung)

Baca juga:

10 komentar untuk "Setelah Istriku Berpenghasilan [Part 8]"

  1. Aduuh...gimana ya kelanjutannya setelah masuk warteg trus di tarik pulang oleh Rahel🤭..makin penasaran ...seru niih..

    BalasHapus
    Balasan
    1. He he .... Jatah bunda tersisa 2 segmen lagi, ananda. Kalau penasaran pesan saja ebooknya. Hubungi penulisnya. terima kasih telah mengapresiasi.

      Hapus
  2. Isshhhh memang bikin penasaran nih cerita. Udh eps segini blm ketebak juga ending bakal gimana 🤣. 👍 Kereen ceritanya, ngaduk perasaan 😁

    BalasHapus
    Balasan
    1. He he .... Tunggu dan ikuti terus kisahnya ananda Fanny. Sampai ke titik endingnya. Selamat malam. Maaf telat merespon. Baru sekarang bunda bisa ol. Sebab, hp bunda habis diinstal. Semua data hilang. 2 hari terakhir bunda panik akut. Sampai sekarang belum ketemu penyelesaiaannya.

      Hapus
  3. Uy genial fragmento. Me gusto mucho el final como le jalo la oreja al marido. Te mando un beso.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Los maridos traviesos deben ser castigados. Entonces él conoce el sentimiento. Ja, ja.. Gracias mi amigo Alexander. ...

      Hapus
  4. wanita sampai bilang menghabisi itu hanya sebuah gertakan, tapi kalo pria sudah dipastikan akan dihabisi

    BalasHapus
    Balasan
    1. Wah, jangan sampai begitulah wahai kaum suami, kasian. Bagaimanapun istri itu adalah ibu dari anak2mu.

      Hapus
  5. Perlu dikasih pelajaran emang suami gak tau terima kasih gini hahahaha #emosipembaca nih bukkk

    BalasHapus
    Balasan
    1. Haha .... Terbawa emosi menandakan ananda Enny menikmati indahnya sastra itu secara mendalam.

      Hapus