Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Sendirian ke UK Tanpa Menguasai Bahasa Inggris? Kenapa Tidak

  Catatan Perjalanan ke Inggris (1)

 Foto NURSINI RAIS

Pergi sendirian ke luar negeri tanpa menguasai bahasa Inggris atau bahasa negara yang dituju bukanlah suatu kemustahilan. Tak percaya? Saya telah membuktikannya.   

Pertengahan Mei 2015, anak menantu saya minta emaknya ini pergi ke Birmingham, UK. Saat itu mereka sekeluarga sudah 2 tahun berdomisili di sana. Isterinya melanjutkan studi S.3, di Universitas Birmingham. Suaminya (putra saya) bekerja pada salah satu hotel berbintang di Kota tersebut.

Saya tinggal berangkat. Paspor, visa, dan tiket pulang pergi dikasih. Numpang pesawat Maskapai Turkish Airlines. Siapa yang tidak mau, coba! Kesempatan yang belum berani hidup. Saya nekad. Walaupun tidak menguasai Bahasa Inggris. 

Padahal, sebelumnya saya hanya berpengalaman terbang tanpa didampingi Kerinci - Jambi dan sebaliknya. Naik pesawat kommuter milik Susi Air, bertempat duduk 8-12. Kalau ke Jakarta selalu didampingi anak atau teman-teman seprofesi (ketika ada urusan pekerjaan).         

Kali ini petualangan saya sungguh ngeri-ngeri sok. Sekiranya penerbangan langsung Jakarta - Birmingham mungkin tak masalah. Yang bikin dag digdug, transit dulu di Ataturk, Istanbul Turki.      

Sebelum mendarat di Istanbul saya sempat khawatir bercampur sedih. Jangan-jangan nanti di Ataturk saya nyasar tak tentu arah. Terbayang bagaimana saya menangis sendirian tiada yang peduli.

Setelah dijalani, hampir tiada hambatan yang berarti. Yang penting sebelum berangkat, segala sesuatunya harus dipersiapkan dengan matang.

Ingin tahu persiapannya seperti apa? Ikuti penjelasan berikut!  

1. Pastikan di Airport Tujuan Ada Keluarga atau Kerabat yang Menunggu  

Andaikan Anda pergi sendirian ke luar negeri, ditunggu di Airport merupakan suatu keharusan. Kecuali Anda telah sering melakukannya dan menguasai bahasa negara yang dituju.

Tanpa itu, hampir dipastikan Anda akan mengalami kesulitan. Apalagi perempuan sepuh seperti saya.

Lain halnya jika kunjungan ke negara yang masyarakatnya penutur bahasa serumpun seperti Malaysia, Brunai atau ke bagian wilayah tertentu di Tailand yang dapat berkomunikasi dengan Bahasa Melayu. 

2. Bawa “Surat Sakti”

Surat Sakti adalah Pemandu setia tak berbayar. Surat tersebut ditulis oleh keluarga yang akan dikunjungi menggunakan bahasa Inggris (kalau mau ke UK). Isinya menyatakan bahwa pemegang surat mau pergi ke negara / kota A. Dia tidak bisa berbahasa A. Lengkap dengan alamat yang dituju, nomor telepon yang bisa dihubungi, maksud kunjungan, dan lain-lain.

Surat Sakti. Foto NURSINI RAIS
Setiap  berurusan dengan petugas yang berbahasa Inggris, surat ajaib itu tampil duluan.  
 
3. Siapkan Handphone dengan pulsa yang cukup

Tentu ada yang penasaran. Pulsa yang cukup itu idealnya berapa. Pengalaman saya, saat meninggalkan Bandara Soekarno Hatta pulsa HP saya Rp 900 Ribu. Sampai di Turki, 2 kali menerima telepon dari Inggris, beberapa kali SMS dari Indonesia semua ludes ditelan rooming. Mau beli, di sana tak ada layanan telekomsel. Mungkin sekarang situasinya berbeda.  

4. Pastikan Baterai Handphone dan Powerbank Terisi Penuh

Pulsa dan baterai sama-sama penting. Bila tragedi kosong, komunikasi putus sama sekali. Tetapi jika yang tersisa cuman baterai, masih bisa memotret. 

5. Sebelum Berangkat Lengkapi Administrasi dan Jangan Ada yang Tercecer di Jalan

Pasport, tiket, dan surat-surat lainnya sudah merupakan kelengkapan wajib untuk pergi ke luar negeri. Dan sebisa mungkin, Landing Card (Kartu Imigrasi) juga harus tuntas sebelum berangkat. Sayangnya mungkin tidak semua orang punya formatnya.  Termasuk saya. Tetapi, zaman kini mungkin bisa diakses via gogle.

Sesampai di Birmingham Airport tanggal 16 Mei 2015, saya sempat tertahan hampir sejaman di loket Imigrasi. Pasalnya,  ada satu point pada kolom Kartu Imigrasi yang tidak bisa saya isi.

Kartu tersebut saya serahkan pada petugas apa adanya. Saya berharap mereka dapat menerima dan melengkapi kekurannya. Oh, ternyata dan ternyata tiada maaf bagiku.

Di sini Surat Sakti Kehilangan mukjizat. Saya berujar beberapa kali, "I can't spaek Inglish."  Emaaak ....! Sekali No, tetap No.

Untung dibantu 2 anak muda (cowok dan cewek), menggunakan tanslit google. Mereka tadinya satu pesawat dengan saya dari Istanbul. Prediksi saya mereka orang Turki. Cantik dan ganteng, kulit putih,  mancung agak ke Arab-araban.

Urusan Kartu Imigrasi sudah tuntas, kepanikan saya belum berakhir. Malah semakin rumit. Petugas loket tersebut minta tiket pesawat Jakarta-Birmingham. Ternyata tiket itu tidak ada lagi dalam dompet dokumen saya.

Hampir saya menangis. Semua isi tentengan saya bongkar sampai bertebaran di atas lantai. Yang dicari tidak juga ditemukan. Ya sudah. Mungkin mereka yakin bahwa tiket itu ada, tetapi sudah hilang. Aura perdamaian sedikit muncul. 

Pertama kali menginjakkan kaki di Bumi Inggris. Foto Istimewa

Kasus berikutnya menyusul. Mbak Bule itu minta alamat anak saya di Birmingham. Mungkin  anak/menantu saya lupa mencantunkannya dalam surat sakti.  Adanya cuma nomor telepon yang bisa dihubungi. 

Sekarang giliran saya merintah dia. “Plis yu contek zis namber!Saya menyerahkan nomor yang sebenarnya sudah tertulis pada surat sakti. Kelak, saat kalimat ini saya ucap ulang ke anak / menantu, mereka tertawa ngekeh. “Yang penting mereka mengerti. 'Please call this number aja, Nek,' ”katanya.

Setelah wanita muda itu dan anak saya berbicara melalui telepon, dia membolehkan saya pergi. Di pintu keluar anak menantu dan 2 cucu telah menunggu. Senangnya bukan kepalang. Semua konflik dengan petugas imigrasi tadi sirna. Berbayar dengan kebahagiaan yang tiada tara.

Sebagai informasi tambahan, konon semasa itu bagi pendatang Muslim yang akan memasuki Inggris memang diperketat.

Masalah tersebut terkait dengan berhembusnya isu larangan memasuki Amerika bagi orang yang berasal dari negara berpenduduk mayoritas Muslim. Rencana tersebut ditiupkan oleh pemerintah Obama di kala itu, yang akhirnya tahun 2017 disyahkan oleh pemerintah Trump. Eh ..., maaf sedikit melenceng.

Demikian persiapan yang harus dilakukan jika kondisi memaksa Anda harus berangkat sendirian ke luar negeri. Khususnya Inggris. Sedangkan Anda hanya pandai berbahasa Indonesia. Ulasan ini saya tulis berdasarkan pengalaman pribadi. Semoga bermanfaat.  (Bersambung).

****

Ditulis  oleh

Hj. Nursini  Rais

66 komentar untuk "Sendirian ke UK Tanpa Menguasai Bahasa Inggris? Kenapa Tidak "

  1. wah jadi inget pertama kali naik pesawat, walaupun cuma beda pulau ke Kalimantan memang rasanya asing banget, ga kebayang kalo ke luar negeri, bhs inggris pas pasan, bahhh pening bu

    BalasHapus
    Balasan
    1. Yang penting pandai berlagak pintar. Tenang, jangan kayak orang bodoh. Tak apa-apa jadi orang sombong dikit. Besok kita tak ketemu orang sana lagi. He he .... Terima kasih telah hadir, Mas intan. Senang dikunjungi.

      Hapus
    2. wah bener juga sih wkwkwk makasih tips dan ilmunya bun

      Hapus
  2. Mohon maaf, atas ketidaknyamanan sobat yang pembaca artikel ini. Saya bingung. Diksi dan kalimatnya jadi eror begini. Padahal sudah saya edit berulang kali. Mohon bantu saya, Mas, Mbak, cantik dan ganteng.

    BalasHapus
    Balasan
    1. tiap orang beda cara penulisan nya bun, no problem

      Hapus
  3. Masya Alloh, Ibu. Kenekatan Ibu ini mirip sama ibu saya. Beliau belum pernsh ke LN sendirian sih krn anak-anak di dalam negeri semua.

    Tapi ibu saya sering pergi sendirian sampai LK, luar kota.

    Ibu saya kelahiran 1950. Pensiunan dosen STM, hehehe

    BalasHapus
    Balasan
    1. Ananda Diah, ibumu 3 tahun di atas saya. Syukur, kayaknya kami sama2 pensiunan "dosen". Beliau mantan di STM, saya eks dosen kelas satu SD. Ha ha.... Titip salam saya pada beliau ya. Semoga sehat selalu. Senang dikunjungi Mbak Diah.

      Ohya, Mbak Diah, saya minta sedikit informasi. Apakah tampilan artikel ini eror? Di Hp saya kacau parah. Saya tak tahu penyebabnya apa. Sudah diedit, berulah lagi.

      Di paragraf pembuka ada kata selamat ulang tahun. tak nyambung sedikitpun dengan narasinya. Padahal Saya tak pernah nulis kalimat itu. terima kasih.

      Hapus
  4. Balasan
    1. Udah nongol ke blog , Mbak Hartini. Tapi pintunya belum dibuka. He he ....

      Hapus
  5. Pengalaman yang luar biasa bund, kerrren abis

    BalasHapus
    Balasan
    1. Terima kasih apresiasinya, ananda Dinni. Salam hangat selalu.

      Hapus
  6. Mbaaaa, masha Allah, keren banget semangatnya.
    Kalau saya kayaknya udah nangis deh itu hahaha.

    Btw, saya jadi ingat film India yang nganterin anaknya sekolah di Inggris, trus mereka ketahan di imigrasi, dan mereka nggak bisa bahasa Inggris.
    Satunya mau sok-sokan bahasa Inggris, yang ada malah salah sebut.

    Ditanya apa isi tasnya, dijawab Drugs, langsung auto di tahan dan dideportasi wakakakaka.
    Lah padahal mah itu cuman obat-obatan herbal buat anaknya selama di Inggris, lah kan bahsa Inggrisnya obat ya drug hahahahah

    BalasHapus
    Balasan
    1. "Ditanya apa isi tasnya, dijawab Drugs, langsung auto di tahan dan dideportasi wakakakaka.
      Lah padahal mah itu cuman obat-obatan herbal buat anaknya selama di Inggris, lah kan bahsa Inggrisnya obat ya drug hahahahah" .... Yang penting bisa melawan rasa takut dan cemas, Mbak. Kalau kesulitan pasti ada yang membantu. Maaf telat merespon, Ada masalah teknis di HP-ku. Sehingga komen pada artikel ini baru bisa masuk tadi paki. 21 komen di halaman ini nyangkut. Selamat malam Mbak Reine. Salam sejahtera untuk keluarga di sana.

      Hapus
  7. Luar biasaaaa Ibu Nur 😍😍😍saluttt bgt dengan keberanian dan tekad membara yg ada dalam diri Ibu.

    Sangat inspiring!

    BalasHapus
    Balasan
    1. Didorong keinginan ketemu anak cucu, Mbak Nurul. Awalanya sempat khawatir juga. Alhamdulillah akhirnya sampai di sana.Terima kasih telah hadir ya, Selamat malam.

      Hapus
  8. Alhamdulillah ya Bu, akhirnya bisa bertemu anak dan cucu. Ngerinya disuruh pulang lagi ke Indonesia.

    Pas mengalami pasti deg-degan ya, setelah berlalu malah jadi pengalaman yang seru.

    Saya yang baca ikut deg-degan hehe.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Sykur, Mbak. Pulangnya malah lebih lancar. Tanpa kendala, Sampai di Turki ketemu Ibu Muda dari Jerman mau pulang ke Pangandaran Jawa Barat. Wah lega rasanya. Dia lancar berbahasa Jerman.Terima kasih tanggapannya ya, Mbak. Salam untuk keluarga di rumah.

      Hapus
  9. Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.

    BalasHapus
  10. Haloo ibu Nur. Menarik sekali mbaca cerita nya. Saya ga kepikiran mengenai surat sakti itu loh. Nanti kalau orang tua saya mau pergi sendiri nampaknya itu ide yang bagus yaa buat dilakukan. Pokoknya keren banget bisa "nekat" ke Inggris sendirian.. 😀🙏

    BalasHapus
    Balasan
    1. Hallo Juga Mas Dodo. Boleh dipraktikkan Mas. Alhamdulillah, berkat surat sakti itu tiada kendala yang berarti. Terima kasih tanggapannya. Salam sehat untuk keluarga di sana.

      Hapus
  11. Waw asyik sekali pengalamannya, Mbak. Pengalaman pertama kali pasti berkesan sekali ya. Alhamdulillah sampai tujuan dengan selamat dan berkumpul bareng keluarga..

    BalasHapus
    Balasan
    1. Alhamdulillah kenyataannya begitu, Mbak Ima. Terima kasih telah singgah ya. Selamat malam. Salam untuk keluarga di sana.

      Hapus
  12. Wah, surat sakti ini bener2 sakti ya. Bisa memberi tahu orang di tempat asing dengan kondisi kita yang tidak menguasai bahasa setempat.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Iya, Mbak Rindang. Saya juga sangat terbantu oleh surat sakti ini. Selamat malam, Terima kasih ya. Telah berkenan singgah.Dua sehat untuk keluarga di sana.

      Hapus
  13. Bu Nur luar biasa deh, pemberani loh bisa sampe UK meski tidak lancar berbahasa Inggris. Saya aja yang agak bisa bahasa Inggris ga berani pergi sendirian ke luar negeri hehehee..

    BalasHapus
    Balasan
    1. Kalau dijalani, pasti berani, Mbak Uniek. Yang penting sarananya lengkap. Saya sempat kewalahan. Baru beberapa kali ditelepon pulsa habis. Rupanya sampai di Turki beberapa kali pesan masuk ke HP. Pakai bahasa Inggris. Kira-kira maksudnya, kalau perlu bantuan silakan hubungi kami nomor ..... katanya dari perwakilan kita di sana. Terlepas apa benar atau tidak. Jadi andai kita ada kendala dan pesan itu tidak hoak, mungkin mereka bisa membantu. Selamat malam, Mbak Uniek. Terima kasih atas bantuannya yang tak ternilai dan sangat saya butuhkan.

      Hapus
  14. Masya Allah keren sekali pengalaman perjalanannya Bunda Nur, saya aja masih takut mbayangin pergi sendiri naik pesawat ke luar kota, apalagi ini ke luar negeri pakai transit lagi hehehe. Kalau naik pesawat tinggal ngekor suami, gak tahu urusannya. Berarti mulai sekarang harus belajar nih, biar kalau suatu saat nanti harus pergi sendiri gak bingung.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Kalau tiba saatnya harus berani, Mbak. Yang penting ada yang nunggu di airport tujuan. Tentang ganti pesawat, buntutin saja orang banyak. He he ..... Selamat malam, Mbak Ulfah. Selamat istirahat. Doa sukses untuk Mbak Ulfah sekeluarga.

      Hapus
  15. Alhamdulillah sampai ke tujuan dengan selamat ya Bunda. Walaupun ada kendala sedikit di imigrasi. Pastinya pengalaman tak terlupakan. Saya dulu sempat mendampingi Ibu sih ke LN, nengok adik saya yg kerja di sana. Ibu saya pakai kursi roda. Malah diuntungkan, karena lansia, difable & anak-anak dpt privelege. Pas kembali ke SoeHatt malah dicuekin, disuruh antri sama kayak yg lain. Duh...

    BalasHapus
    Balasan
    1. Nah, itu dia cerminan sikap petugas bangsa kita. Jika dibandingkan dengan orang luar negeri. Sudah jelas lansia berkursi roda. Malah dicuekin dan disuruh antri.

      Hapus
  16. Bundaa..((bolehkah saya panggil Bunda?))
    Ini seperti kasus Ibu saya ketika mas tinggal beberapa tahun di Jepang, UK, dan USA. Ibu saya juga gak bisa bahasa lain, hanya bisa bahasa Arab.

    Alhamdulillah,
    Sampai dan mengharukan sekali karena sepulangnya dari rumah mas, gak selesai-selesai menceritakan banyak pengalaman berdasarkan apa yang dirasakan.

    Memang paling bahagia melihat Ibu bisa melalang buana "melihat" anak-anaknya bertumbuh menjadi pribadi yang bermanfaat sesuai dengan keilmuannya.

    Barakallahu fiik, Bunda.
    Habis ini keliling Europe yaa...Bun?

    BalasHapus
    Balasan
    1. Boleh, ananda Len sayang. Di rumah, dan teman anak-anakku mamanggil Nenek. Di platform lain tempat bunda ikut nulis memanggil Nenda. Sebagian teman FB menyapa Nenda dan Nenenk. Wajar memang itulah panggilan yang tepat. soalnya bunda mendekati kepala 7. (68 th).

      Coba ibumu ikut menulis, pasti segudang kisah dari luar negeri dibukukannya. Salut pada beliau yang bisa mengungkapkan banyak hal dengan lisan. Pandai pula berbahasa Arab. Titip salam Bunda padanya ya. Doa sehat untuk keluarga di sana.

      Hapus
  17. Ya Allah Bu, saya jadi ikut deg2an bacanya. Tapi alhamdulillah, selalu ada orang baik yang menolong kita ya. Dan pastinya senang sekali dan bangga bisa punya pengalaman seperti ini. Tulisan ini langsung saya tunjukkan pada ibu saya hehehe, ya siapa tahu suatu saat nanti Ibu butuh bertualang sendiri :D Ditunggu kelanjutan kisahnya Bu...

    BalasHapus
    Balasan
    1. "siapa tahu suatu saat nanti Ibu butuh bertualang sendiri" ===>Boleh jadi begitu, ananda Kartika. Langkah kita ke depan hanya Allah yang tahu. Sebanyak ini umat di muka bumi pasti ada yang membantu kita. Yang penting kita mengaku apa adanya. Katakan padanya "I can't speak English." He he .... Terima kasih telah berkenan singgah. Selamat memulai aktivitas.

      Hapus
  18. Terima kasih sharingnya mba... Siapa tahu kelar pandemi bisa main ke UK kan... Pengen ke Old Trafford 😆

    BalasHapus
    Balasan
    1. Amin, Mbak Sapamama. Asal ada niat pasti tercapai, Mbak. Sampai di sana bisa jalan-jalan ke mana saja. Selamat beraktivitas. Doa sehat untuk keluarga di sana ya.

      Hapus
  19. Halo Bu Hj Nur, senang sekali bisa membaca tulisan dan pengalaman ibu. MasyaAllah aku keroso loh deg2annya. ga bisa bahasa inggris tapi ibu memberanikan diri terbang sendiri. dan baiknya anak ibu ngeprint surat sakti...di sana berapa lama bu? terus cara pulangnya gmn? cerita ya bu, ditunggu

    BalasHapus
    Balasan
    1. Hallo juga Mbak Shafira. Terima kasih arahannya ya. Si nenek ini sudah berani ikutan BW. He he ... Selama ini hanya menjadi pemerhati gelap di grup WA saja. Disana hanya 1 bulan Mbak. Si kakek diajak ikutan tak mau. Dia tinggal sendirian di rumah. Pulangnya hampir tiada kendala. Banyak ketemu orang baik di pesawat. Selamat pagi. doa sehat untuk keluarga di sana ya.

      Hapus
  20. Wah kerennn.. bener juga ya mba, Surat sakti ini sepertinya bakal sangat membantu ya, bisa jadi contekan nih bila lain waktu punya pengalaman serupa... Dan benar, semua dokumen harus siap dan tidak tercecer agar semua proses perjalanan berjalan lancar ya. Terima kasih sharingnya mba..

    BalasHapus
    Balasan
    1. Benar-benar membantu, Mbak. Silakan diadopsi langsung. Ya. Kuncinya itu. Ketidak lengkapi dokumen adalah sumber kesulitan. Terima kasih telah singgah. Salam sehat sepanjang masa.

      Hapus
  21. asik banget pengalamannya bu..
    senangnya bisa jalan jalan ke inggris
    apa ni yg paling disukai saat jalan jalan ke inggri?

    BalasHapus
    Balasan
    1. Banyak sekali yang saya sukai, Mbak Dee. Terutama kehidupan sosial masyarakat di sana. Terima kasih ya. Telah menanggapi. Doa sukses untukmu selalu.

      Hapus
  22. Nice exp mbaaa. Jd inget dulu aku sama abangku harus ke amerika buat ngunjungin ortu, pdahl penerbangan terjauh kita cuma singapur hahahaa

    BalasHapus
    Balasan
    1. Makin jauh jalan di tempuh, kian banyak hal yang dapat kitahu ya, Mbak Zen. Terima kasih telah berkenan singgah. Selamat beraktifitas. Doa sukses untukmu selalu.

      Hapus
  23. Wah seru baca pengalamannya. PD aja sih ya, tapi Alhamdulillah ada yang bantuin ibu ya si mas mbak yang ganteng dan cantik itu.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Betul, Mbak. Sebenarnya kalau sesuatunya telah disiapkan dengan matang, tiada kendala yang menghalangi. Selamat pagi, Mbak Andina. Terima kasih partisipasinya ya. Salam untuk keluarga di sana.

      Hapus
  24. Seru banget. bener sih kalo travelling yang dibutuhkan pertama adalah tekad dan persiapan yang matang, bahasa bisa mengikuti. tapi ini ke UK ya mbaa, keren banget saya yang ke singapore aja gelagapan ngomongnya dengan bahasa inggris yang seadanya hihi

    BalasHapus
    Balasan
    1. Enaknya, makin banyak konflik yang kita alami, kian seru mengungkapnya dalam tulisan he he .... Selamat pagi, Mbak Irma. Terima kasih ya. Telah berenan singgah. Selamat beraktivitas.

      Hapus
  25. Nice share mba, jd pengen jalan2 jg

    BalasHapus
    Balasan
    1. Sip, Mbak Nunu. Tunggu coronanya kabur. He he ... selamat pagi. terima kasih telah mengapresiasi. Doa sehat untukmu sekeluarga.

      Hapus
  26. Masya Allah pengalaman yang keren banget mbak, kalau aku pasti deg2an luar biasa hehe. Tapi seru juga yaa...

    BalasHapus
    Balasan
    1. Ya, seru banget, Mbak Marita. Deg-degan itu pasti, Justru di situlah indahnya perjalanan. He he ... Selamat pagi. terima kasih telah berkenan hadir. Salam mengawali Senin pagi.

      Hapus
  27. Luar biasa kerennya ya mbak. Pengalaman yang kesannya ga akan habis2 heheh. Selama di perjalanan ke UK pasti hati ga tenag deg2an terus. Namun akhirnya segala upaya terbayarkan dengan indahnya. Semangat teruuuusss!

    BalasHapus
    Balasan
    1. Selama di perjalanan ke UK pasti hati ga tenag deg2an terus. ===> Sepakat, Mbak Nurul. Manusia normal pasti mengalaminya. Justru di sinilah seninya mengasah naluri. He he .... Terima kasih kunjungannya. Salam sehat untuk keluarga di rumah.

      Hapus
  28. Masya Allah... keren banget. Saya pribadi belum tentu berani nekad ke luar negeri sendirian. Walaupun cukup bisa berbahasa inggris, tapi tetep aja euy... kalau sendirian ke luar negeri mah horor. Tapi, biar sempat terjadi masalah, malah jadi pengalaman berkesan ya mbak. :)

    BalasHapus
    Balasan
    1. Nah itu dia. Masalah sumber pengalaman. Pengalaman memberikan kita pelajaran hidup. Selamat pagi, Mbak Positiv Mom. Terima kasih telah berkenan hadir. Selamat pagi, selamat beraktivitas.

      Hapus
  29. Sudah lima tahun berlalu tapi masih jadi kenangan indah ya, Bu :)
    Pemberani lho Bu Nur ini. Salut. Ikut deg-degan pas tertahan di imigrasi. Ikut senyum pas Ibu bilang "Please yu contek zis namber." :D
    Kisah perjalanan ke negeri orang selalu menarik. Sip.

    BalasHapus
    Balasan
    1. "Please yu contek zis namber." Ha ha. Ini yang membuat kisahnya bertambah seru. Selamat pagi, Mbak Tatiek. Terima kasih tanggapannya. Doa sehat untuk keluarga di sana.

      Hapus
  30. wah bunda ini seumuran sama ibu saya ternyata. keren banget berani ke luar negeri sendiri, ya. pasti deg-degan banget ya waktu itu. keren juga sekarang masih aktif ngeblog. semoga saya juga nanti tetap aktif ngeblog sampai tua

    BalasHapus
    Balasan
    1. Amin, ananda Antung. Kamu pasti bisa. Kuncinya satu, usahakan tubuh tetap sehat dan prima. terima kasih telah mengapresiasi. Doa sehat untuk keluarga di sana.

      Hapus
  31. Wah...keren Nek Nursini... saya aja belum pernah naik pesawat. Apalagi ke luar negeri. Hehehehe
    Salam sehat selalu ya

    Ttd.
    Peri gigi

    BalasHapus
    Balasan
    1. Hallo ananda Dwi si Peri Gigi. Terima kasih telah singgah. Sebenarnya Nenek selalu mengikuti jejekmu di WAG SKB. tapi nenek hanya menyimak saja dalam diam. He he ... Mosok gak pernah naik pesawat. Salam sehat untukmu selalu.

      Hapus
  32. Mantab. Dan dahsyat.

    Ttd
    Katedrarajawen

    BalasHapus
    Balasan
    1. Asslamualaikum, Mas Katedra. Lama kita tak saling sapa. Tiada nyangka Mas singgah di blog saya. Tadi saya masuk ke blog Mas Katedra. Tapi sepertiny sudah lama empunya tak pulang. He he .... Selamat malam.

      Hapus
  33. Wah, luar biasa dan keren ,membaca tulisan Bu Nur. Pastinya penuh tantangan dan petualangan serta butuh keberanian. Salut sama Bu Nur yang melakukan traveling sendiri ke Birmingham UK.

    BalasHapus
    Balasan
    1. He he ... Karena di sana ada yang menunggu, Pak Eko. Tapi sempat juga dag dig dug. Terima kasih tanggapannya. Doa sehat selalu untuk keluarga di sana.

      Hapus