Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Pentigraf | Tingkah Aneh Oknum ODGJ

Cerpen

Ilustrasi Orang Dengan Gangguan Jiwa (ODGJ) Foto NURSINI RAIS

1. ODGJ juga Butuh Teman Tidur

Di pojok los ikan kota Antah Berantah, teronggok sebuah bangkai jeep trailer. Sebagian bodinya telah terhunjam ke dalam tanah. Beberapa bulan terakhir, besi karatan itu dimanfaat oleh oknum ODGJ sebagai tempat nginap.

Selidik punya selidik, rupanya pria kumal itu tidak sendirian. Dia bersama seorang wanita senasibnya. Setiap senja berganti malam,  keduanya saling mendahului masuk ke kolong limbah besi itu. Di dalamnya terhampar lembaran kardus. Uniknya, di luar mereka  biasa-biasa saja. Tiada terlibat komunikasi. Seperti tiada saling kenal. Gejala gangguan kejiwaannya juga sama-sama diam.

Rupanya ODGJ juga butuh teman tidur. Terlepas apakah mereka melakukan hal dilarang agama atau tidak. "Apakah benar jiwa  mereka ini sakit atau pura-pura sakit," ujar Bang Thoyib salah satu warga setempat.

****

Penulis,
Hj. NURSINI RAIS

di Kerinci, Jambi

_________________

 

2. Makin Ditekan Kian Enak

Tanpa baju, tanpa celana, dan tiada pula pakai sendal. Begitu ciri khas pria 45 tahun itu. Sehari-hari kerjanya berkeliling tiada tujuan yang pasti. Untuk menutup alat vitalnya dia menggunakan karung plastik, antara pusat dan setengah pahanya. Itu pun compang camping dan kumal.

Selain hilir mudik menyelusuri jalan, hobinya memerhatikan hal-hal yang dianggapnya aneh. Suatu hari dia  bertemu sebuah drum berisi aspal setengah penuh. Mula-mula benda hitam tersebut  ditekan-tekannya pakai tangan. Kemudian mencium tangannya berulang-ulang. Kelihatannya dirinya sangat menikmati aroma belangkin itu. Puas mengamati dia masuk ke dalamnya, terus berdiri sambil enjut-enjutan. Lama-lama kedua kakinya tenggelam sebatas lutut  tak bisa diangkat lagi.

Saat ditanya kenapa dia melakukan itu,  dengan logat kampung doi menjawab, “Saya ingin ngetes. Makin dienjot, kian enak,” Orang-orang di sekitarnya tertawa ngekeh. Dasar  ODGJ.

****

Penulis,

Hj. NURSINI RAIS

di Kerinci, Jambi

________________  

 

3. ODGJ dan Kantong Kresek

Pria ini ODGJ yang paling gila  di  Negeri Takana Juo. Setiap hari kerjanya menyeret motor Honda bebek 70 cc tanpa roda. Puluhan lembar kantong kresek bekas kosong aneka warna bergelayutan di stang dan jok motornya.

Kehidupan ini telah dijalaninya kurang lebih 30 tahunan. Meskipun dililiti benda-benda yang jauh dari kata bersih, pakaian sampai barang bawaannya,  tubuhnya tetap sehat gerakannya gesit. Ketika minta duit pada sembarang emak-emak dia tidak memaksa.

Melihat sosoknya memang seram dan mengerikan. Tetapi dia tidak marah, kecuali diganggu.

****

Penulis,

Hj. NURSINI RAIS

di Kerinci, Jambi

__________________ 

Not:

Ketiga Pentigraf di atas adalah fiktif. Sekiranya ada yang punya kisah serupa, itu ketersenggolan belaka.

 


 

23 komentar untuk "Pentigraf | Tingkah Aneh Oknum ODGJ"

  1. Terima kasih Ibu
    Miris ya masih begitu banyak di sekitar kita
    Salam

    BalasHapus
    Balasan
    1. Banyak banget Mas Susy. Terima kasih telah hadir. Selamat beraktivitas.

      Hapus
  2. Balasan
    1. Amin, Say. Terima kasih telah singgah. Doa sukses untukmu selalu.

      Hapus
  3. Heem, melihat mereka terkadang takut-takut gimana ya, takut mereka ngamuk dan ngejar kita 😂😂

    BalasHapus
    Balasan
    1. Betul, Mas Kuanyu. kadang kita kasian, kadang takut, kadang ada juga asyiknya. Terima kasih telah singgah, Mas Kuanyu. Salam sehat untuk keluarga di sana.

      Hapus
    2. yup, sama-sama mba Nur, sehat juga untuk keluarga di sana

      Hapus
  4. Hehehe.. makin keren aja nih😂👍

    BalasHapus
    Balasan
    1. Terima kasih, Mas. Telah berkenan singgah. Salam sukses selalu.

      Hapus
  5. Entah knp saya selalu takut dengan ODGJ takut ngamuk 🙏

    BalasHapus
    Balasan
    1. Harus takut, ananda. Mana tahu tiba-tiba dia ngamuk. Selamat malam. Salam sukses selalu.

      Hapus
  6. Saya pernah si di kejar-kejar sama ODGJ

    BalasHapus
    Balasan
    1. Duh ... Takut, ananda. Makanya dari jauh segera menghindar. Terima kasih telah mengapresiasi. Salam sukses selalu.

      Hapus
  7. Keren jugo ada kampuang takana juo bu hee

    BalasHapus
    Balasan
    1. He he .... Lawannya kampuang Nan Lupo. Terima kasih telah mengapresiasi, Mas. Selamat beraktivitas.

      Hapus
  8. kayaknya di mana mana jumlah orang stress dan homeles meningkat, karena krisis ekonomi....

    dulu, biasanya hanya ditemui di taman taman, sekarang banyak di halaman parkir perpustakaan.

    # Thank you for sharing

    BalasHapus
    Balasan

    1. Benar Mas Herlambang. Di desa pun banyak orang gila. Ada juga yang senewen karena kalah pileg. He he .... Selamat malam. Terima kasih tanggapannya.

      Hapus
  9. Wiih, Bu Haji jago juga bikin pentigraf. Salut

    BalasHapus
    Balasan
    1. He he ... Mengadopsi ilmu ananda Pipit. Tengkiyu ya, Say. Telah berkenan hadir. Doa sukses untukmu selalu.

      Hapus
  10. Semoga bisa selalu bersyukur atas apa yang ada..

    BalasHapus
    Balasan
    1. Amin, Mas Adrie. Semoga kita diberikan anak keturunan yang sehat lahir dan batin. Terima kasih telah singgah. Doa sehat untuk keluarga di sana.

      Hapus
  11. Terkadang ya Bu, kalo melihat orang sakit jiwa yabg berkeliaran di jalan, saya sejujurnya takut. Tp juga penasaran. Kenapa mereka bisa seperti itu. Seperti apa tekanan hidup yg dirasain, sampai otaknya bisa terganggu :(. Kdg pgn sih bertanya lgs ke dokter jiwa. Gimana sampai otak bisa 'korslet' seperti itu, dan apa bisa disembuhkan.

    Dulu pas msh di Aceh, saya sering ketemu orang2 sakit jiwa. Tapi di Jakarta ini, bisa dibilang ga pernah melihat. Antara saya yang ga jauh jalannya, ato memang orang sakit jiwa di sini ga sebanyak di kota saya sebelumnya :D?

    BalasHapus
    Balasan
    1. Saya juga penasaran, ananda fanny. Anehnya, kadang dia masih ingat dengan kita. Padahal dia sudah gila akut.

      Tergantung pemerintah daerahnya. Kalau ditertibkan mungkin mereka tidak banyak berkeliaran di jalan. Di Kerinci sini, belakangan ini orang gila dijemput ke alamat oleh petugas kementrian sosial, terus dibawa ke rumah sakit jiwa. terima kasih telah singgah. Selamat berhari minggu.

      Hapus