Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Merindukan 2 Tradisi unik Merayakan Idul Fitri di Tanjung Tanah

Ilustrasi, tradisi unik merayakan Idul  Fitri. (Sumber foto: Facebook Hj. Rukiah Suud)

Pandemi covid 19  belum usai, tapi perayaan Idul Fitri tahun 2021 di pedesaan nyaris berjalan seperti biasa. Salah satunya di desa Tanjung Tanah, Kabupaten Kerinci.

Pagi lebaran warga berpakaian serba baru. Mereka berduyun-duyun pergi ke masjid  untuk melaksanakan Salat Eid. Ketika itu pula banyak ditemui pemandangan nyentrik luar biasa. Perhiasan emas bergelayutan pada tubuh emak-emak yang memilikinya.

Bukan berarti hari-hari biasa mereka tidak pakai perhiasan, tetapi tidak semenjolok pada saat Hari Raya.  Pelakunya pun tidak banyak.

Untuk diketahui,  rata-rata masyarakat setempat hobinya berinvestasi pada emas. Khususnya kaum perempuan. Tak peduli apakah dia seorang gadis, janda, atau bersuami.  

Tapi kini ada 2 tradisi unik yang telah tergusur dari peradaban masyarakat setempat, dalam merayakan hari kemenangan Umat Muslim ini.

1. Anak-anak Merokok

Ilustrasi, tradisi unik merayakan Idul  Fitri. (Foto: Netralnews. diambil dari  www.law-justice.co)

Sudah menjadi tradisi, saat hari raya para  orang tua memberikan uang jajan kepada anak-anaknya. Mereka juga diberikan kebebasan mau membelanjakannya untuk apa. Termasuk membeli rokok.

Tak heran, saat lebaran dimana-mana ditemui bocah-bocah cowok merokok layaknya orang dewasa. Tiada larangan dari ayah bundanya. Padahal rata-rata beliau-beliau itu berusia Sekolah Dasar. Bahkan ada yang masih balita. 

Anak-anak cowok sibuk main game. (Foto NURSINI RAIS)  

Tradisi ini sudah berlangsung lama dan telah mengakar di kalangan anak-anak desa Tanjung Tanah. Namun dua tahun terakhir,  budaya seperti ini tak ditemui lagi. Rata-rata anak-anak disibukkan dengan game di layar HP. Sedangkan bocah balita asyik dengan pistol mainan.

2. Anak-anak Pesta Sop

Penjual jajanan anak-anak. Ilustrasi tradisi unik merayakan Idul  Fitri (Foto NURSINI RAIS)

Selain merokok, dahulu  pesta sop merupakan ritual wajib bagi anak-anak Desa Tanjung Tanah, setiap Hari Raya tiba.  Meskipun emaknya di rumah telah menyiapkan sop untuk disantap bersama keluarga. Intinya, tidak lebaran namanya tanpa makan sop di warung kaki lima desa.

Kini tradisi unik ini telah tersingkir dari desa yang terkenal dengan objek Wisata  Pantai Pasir Panjang itu. Tiada lagi panci sop teronggok di meja pedagang kaki lima.  Berganti dengan kompor gas dan minyak penggorengan sosis, pempek, serta periuk air panas buat memasak pop mie.

Betapa dahsyatnya efek kemajuan teknologi. Apa-apa yang ada di depan mata kita saat ini semuanya di luar dugaan. Bagaimanapun saya dan mungkin juga Anda masih merindukan suasana seperti dahulu lagi.

Baca juga:   

****

Penulis,

Hj. NURSINI RAIS

di Kerinci, Jambi.

 

23 komentar untuk "Merindukan 2 Tradisi unik Merayakan Idul Fitri di Tanjung Tanah"

  1. dua tradisi yang unik ya mba Nur, sayang udah mulai hilang dari peradaban, he-he

    BalasHapus
    Balasan
    1. Udah hilang benaran, Mas Kuanyu. Kemarin saya sengaja masuk ke gang-gang desa itu. Satupun tak ditemui anak-anak merokok. Yang banyak, kelompok bocah2 ngutak ati hp, main game.

      Hapus
    2. waduh, sepertinya harus di lakukan sosialisasi tuh mba Nur, agar anak-anak ada yang tertarik dan mau melestarikannya, he-he

      Hapus
    3. Maunya begitu ya, Mas Kuanyu. Terima kasih saran pendapatnya.

      Hapus
  2. Tradisi yang unik, anak-anak masih kecil diperbolehkan merokok saat merayakan idul fitri ya☺️

    BalasHapus
    Balasan
    1. Terima kasih tanggapannya, Mas Warkasa. Terima kasih telah mengapresiasi. Selamat Idul Fitri. Maaf lahir dan batin.

      Hapus
  3. Bund, saya gagal fokus sama foto pertama, ga takut dirampok ya bunda

    BalasHapus
    Balasan
    1. Ha ha .... Bunda juga gagal fokus. Kayak toko berjalan. Apa itu emas benaran atau imitasi.

      Hapus
  4. Wah tradisi yang unik, tapi miris juga ya soal bebas merokok buat anak-anak itu, bu.. Ngerinya kecanduan dan gak mau berhenti.. Maaf lahir batin, Bu Nur.. ^_^

    BalasHapus
    Balasan
    1. Kayaknya belum ada yang kecanduan berawal dari merokok lebaran, ananda Naia. Terima kasih telah mengapresiasi. Selamat idul fitri. Mohon maaf lahir dan batin.

      Hapus
  5. waduhh., giginya pon emas jugak ya mbak., ;p

    BalasHapus
    Balasan
    1. He he ... Selamat idul fitri, Wak. Maaf lahir batin ya.

      Hapus
  6. ya, tradisi lama yang selalu kita rindukan.... so sweet untuk dikenang.

    Nice article.... thank you for sharing

    BalasHapus
    Balasan
    1. Tapi kini tinggal cerita. He he .... Selamat beraktivitas, Mas Tanza. Terima kasih telah mengapresiasi.

      Hapus
  7. Gambar nya itu lho, emak emak yang pakai perhiasan emas seperti toko emas berjalan, ternyata disana juga ada, kirain disini doang.😂

    Sekarang memang anak anak sibuk main hape, kalo dulu masih SD sudah merokok ya, bahaya juga tuh, harusnya orang tua melarang biarpun hari raya tidak boleh merokok.

    Ternyata ada pesta SOP ya, kalo disini adanya pesta petasan.😄

    BalasHapus
    Balasan
    1. Hubi emak2 di kampung pakai emas yang banyak, Mas Agus. Tandanya dia berhasil slias banyak duit. Saya sering disindir sanak keluarga. Saat pulang kampung tak pakai emas. He he ...

      Hapus
  8. Kids smoking cigaretts? That's wrong...

    BalasHapus
    Balasan
    1. only during Eid. after that the situation returned to normal, thank you for sharing.

      Hapus
    2. Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.

      Hapus
  9. TBH, kalau "tradisi" anak-anak yang merokok sih aku gak kangen kalau hilang sama sekali. Lebih baik seperti itu. Banyak aktivitas yang berlabel "tradisi" tapi banyakan negatifnya daripada positifnya. Kalau yang bagus ya lestarikan, kalau jelek, please tinggalkan. Main gadget juga kalau kelamaan gak baik, tapi at least gak merusak paru-paru. Anyway, selamat Idul Fitri ya. Mohon maaf lahir dan batin :)

    BalasHapus
    Balasan
    1. Setuju, Mbak dunia kecil. Alhamdulillah sekarang gak ada lagi. Tapi saya tetap merindukannya. Biar terasa kejadulannyan. Terima kasih telah mengapresiasi. Selamat pagi.

      Hapus
  10. Sebelumnya minta maaf yah.. mohon maaf lahir dan batin..

    Duh kalau saya ngeliat ada anak2 kecil di gang pada ngerokok langsung saya hampirin terus saya tarik itu rokoknya.. haha 😬 masih kecil udh ngerokok aja. Hmm.. dikasih THR buat jajan mainan atau apa. Malah beli rokok tuh gimana ceritanya.. haha 😆😆

    BalasHapus
  11. Lucunya, kadang bapaknya yang membantu menyalakan. Tapi kayaknya habis lebaran kondisinya normal kembali, Mas Bayu. Terima kasih telah mengapresiasi. Selamat pagi.

    BalasHapus