Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

12 Pantun Nasihat untuk Diri Sendiri

 

Ilustrasi pantun nasihat untuk diri sendiri (Foto NURSINI RAIS)
 
Halo, cucu-cucuku, anak-anakku, dan sobat bloggers!  Apa kabar?  Kemana aja berlibur di Minggu ke 3 Juni ini. Apakah kalian masih di hotel dalam rangka Staycation bersama keluarga dan orang-orang tercinta?  

Atau barangkali  mengunjungi tempat-tempat wisata yang bernuansa alam,  menikmati segarnya udara pedesaan.

Ya ..., tinggal pilih. Tak usah terlalu takut pada makhluk ghaib yang bernama corona itu. Yang penting patuhi protokol  kesehatan.

Tapi, nenek-nenek ndeso seperti saya senangnya di rumah saja. Bercengkrama dengan laptop jadul, menulis tentang apa saja yang terlintas di benak, temanya seenak perut.  Ujung-ujungnya nulis pantun nasehat untuk diri sendiri.

Jika suatu saat ada yang ngajak ke kota atau keluar negeri, nah itu yang saya mau. He he ... Pasalnya, saya lahir di pedesaan, hutan dan sungai bagian dari kehidupanku. Kera dan monyet adalah lingkunganku.  Setengah abad terakhir menua di lingkungan pegunungan dan danau. 

Jadi, yang saya rindukan saat ini pemandangan kota dengan gedung-gedung pencakar langit. Baik di  dalam maupun luar negeri.

Eh, maaf celotehan ini meluber ke mana-mana. Maklum  yang namanya lansia itu identik dengan nyinyia  (nyinyir). Terlebih seperti saya. Sering ditinggal sendirian oleh kakek ganteng. Beliau menyalurkan hobinya mencari keringat di kebun.   Jadi kalau mau ngomong ya, suara keluar di  keyboard saja.

Baiklah. Pantun ini saya sebut pantun nasihat untuk diri sendiri. Habis ..., Untuk saat  ini tak ada yang pantas dinasihati selain diri sendiri. Anak dan cucu jauh semua. Lagi pula mereka sudah pintar-pintar. He he ....

Waktu neneknya ini berkunjung ke tempat mereka, dikasih tahu stop main HP jam-jam sibuk Magrib atau waktu salat. Eh ...,   dia bilang, “Lagi gak salat, Nek.”

Giliran  mamanya diingatkan, “Coba tinggalkan HP-mu sejenak. Perhatikan dulu Emakmu ni ngomong.”

“WFH, Nek.  Sabar! Tinggal dikit.” Masyaallah.

Bagaimana? Penasaran nasihatnya seperti Apa? Silakan baca pantun berikut sampai tuntas!

Nasihat untuk Diri Sendiri

Cantik rupanya awan di langit
Bak Lukisan dewa duduk berjuntai
Setiap permulaan pastilah sulit
Akan lebih sulit jika tak pernah dimulai

Banyak dahannya pohon kemiri
Daunnya lebat di musim hujan
Jernihkan pikiran dari hama dengki
Gunakan hati untuk sumber kebenaran

Siti Nurbayan si gadis cantik
Banyak jejaka tergila padanya
Pekerjaan dilandasi  prasangka baik
Akan  menghasil kebaikan  pula

Nona  manis anak Pak Mualimin
Setiap sore menyiram tanaman
Berprasangka negatif kepada orang lain
Membuatmu tersingkir dari  pergaulan

Beli baju di butiq muslim
Berbahan dasarnya  batik keris
Kalau ingin punya ketenteraman batin
Jangan mau diperbudak matrialis

Jual barang rapikan bungkusnya
Enak dipandang senanglah hati
Menilai orang dari simbol statusnya
Sangat berlawanan dengan suara hati

Rawit- rawit si cabe setan
Kalau dimakan air hidung bercucuran
Supaya terhindar dari kekeliruan
Responlah sesuatu dengan kebenaran

Pohon kecipir dan pohon rambutan
Tumbuh di kebun tanpa ditanam
Jika berpikir berlandas pertemanan
Bisa melanggengkan  persahabatan

Kalau tak mampu membaca peta
Jangan pergi ke kota metropolitan
Tatkala mata hati telah buta
Insan terjerumus dalam kesesatan

Ketan bukannya  beras merah
Boleh diolah menjadi  camilan
Jangan takut mengaku salah
Kesempurnan hanya milik  Tuhan

Cabut rumput tanam kasturi
Supaya wangi sepanjang hari
Jika hakekat hidup sebatas teori
Kesannya  seperti basa basi

Wahai insan bertaqwa dan beriman
Rajinlah bersedekah buat  kaum miskin
Kalau ingin punya banyak teman
Peganglah kaedah Rahman  dan Rahim

Demikian 12 pantun nasihat untuk diri sendiri ini ditulis, semoga Anda juga merasa bagian dari  orang-orang yang pantas dinasehati. Mudah-mudahan  bermanfaat. 

Baca juga:

****

Penulis,
Hj. NURSINI RAIS
di Kerinci Jambi

22 komentar untuk "12 Pantun Nasihat untuk Diri Sendiri"

  1. bagus nasihatnya nek, apa lagi untuk kami, yang muda muda ini

    BalasHapus
    Balasan
    1. Alhamdulillah, cucunda. Jika merasa bagian dari pihak yang butuh nasihat. Selamat sore. Selamat berbahagia di hari minggu bersama keluarga.

      Hapus
  2. Terimakasi mbaa.. petuahnya sangat ngena dihatiku, semoga bisa jadi pribadi lebih baik tiap harinya

    BalasHapus
    Balasan
    1. Amin, ananda Amirotul. Tetap sehat dan semangat ya. Selamat pagi.

      Hapus
  3. keren pantun pantunnya...

    diantara yang saya suka:
    Ketan bukannya beras merah
    Boleh diolah menjadi camilan
    Jangan takut mengaku salah
    Kesempurnan hanya milik Tuhan

    Setuju banget ...... mantul

    BalasHapus
    Balasan
    1. Terima kasih. Tanggapannya, MasTanza. Doa Sehat selalu ya.

      Hapus
  4. Balasan
    1. Silakan, Mas Warkasa. terima kasih telah singgah. Salam sehat selalu.

      Hapus
  5. Maa syaa Allah, bagusnya bunda, ini juga bisa menjadi pengingat buat diri saya sendiri

    BalasHapus
    Balasan
    1. Amin, ananda Naia. Semogs bermanfaat. Selamat malam. Salam sehat buat keluarga di sana.

      Hapus
  6. Padahal dulu pas masih sekolah suka bingung kalo disuruh bikin pantun.. ternyata ibu punya banyak koleksi pantun yang bagus..

    BalasHapus
    Balasan
    1. Bikin pantun itu gampang, ananda Srie. Tak perlu punya koleksi. Cari isi/pesan yang akan disampaikan dulu. Sampirannya belakangan. Terima kasih telah mengapresiasi. Selamat malam.

      Hapus
  7. Bikin pantun itu gampang, ananda Srie. Tak perlu punya koleksi. Cari isi/pesan yang akan disampaikan dulu. Sampirannya belakangan. Terima kasih telah mengapresiasi. Selamat malam.

    BalasHapus
  8. Bu nur ini nenek gaul lah kalo mnurutku hehe
    Keren2 pantunnyaa,, saya malh gak bisa pantun hihi

    BalasHapus
    Balasan
    1. Amin. He he ... Pantunnya juga pantun nenek-nenek, ananda Norfahrul. Terima kasih telah nberkenan singgah. Selamat malam.

      Hapus
  9. Wah, ini laptop baru, Nek. Untuk meramaikan diri sendiri. Hehehe

    BalasHapus
    Balasan
    1. Laptop tahun ketumbar, ananda Ozy. Sekarang sudah memasuki tahun merica. He he .....

      Hapus
  10. Oma inur pandai bapantun
    izin saya salam santun
    .
    .
    Sehat selalu ya oma 😀

    BalasHapus
    Balasan
    1. He he ... Pantun nenek-nenek kampung, cucunda. Selamat sore. Terima kasih telah singgah.

      Hapus
  11. He he ... Pantun nenek-nenek kampung, cucunda. Selamat sore. Terima kasih telah singgah.

    BalasHapus
  12. Balasan
    1. Terima kasih telah hadir, Say. Doa sehat untuk keluarga di sana.

      Hapus