Pesan Klasik Orang Tua dan Kresek Ajaib
A. Pesan Klasik Orang Tua
“Nak ...! Jika ada yang ngasih makanan jangan dimakan ya. Nanti mulutmu berdarah.”
Pesan seperti ini lazim disampaikan oleh orang tua kepada anaknya sejak usia dini. Justru telah menjadi tradisi di salah satu daerah yang pernah saya tinggali.
Tak heran, bocah-bocah setempat tak mudah menerima jajanan yang debirikan oleh siapa saja, sekalipun oleh tetangga dan orang yang mereka kenal. Kecuali dari saudaranya sendiri.
Sebenarnya amaran begini merupakan pesan klasik yang hampir ditemui di sejumlah desa. Terutama di daerah pedalaman. Hanya cara memberitahukannya yang agak berbeda.
Di kampung saya para orang tua juga mengingatkan anak-anaknya supaya tidak makan makanan yang sumbernya tidak jelas. Umpanya dikasih orang tak dikenal, barang yang tercecer tidak diketahui pemiliknya, dan sebagainya.
Bagi saya pribadi, wasiat seperti ini banyak nilai positifnya. Tujuannya untuk berwanti-wanti.
Sebab, keburukan dan kebaikan itu tak pernah terpisah dari kehidupan manusia. Ia bisa terjadi pada siapa saja, kapan dan di mana saja.
Masih segar dalam ingatan kita, kisah sate ber*c*n yang salah target di Bantul, Yogyakarta Ramadhan lalu. Bocah 10 tahun bernama Naba Faiz terpaksa meregang nyawa, setelah menyantap sate dibawa ayahnya Bandiman pulang dari ngojek.
Menilik riwayatnya, sate tersebut boleh dikata tanpa pemilik, asal usulnya tidak jelas. Karena waktu Bandiman mengantarkannya ke alamat yang dituju, pemilik nama malah menolak, karena merasa tak pernah memesan sate.
B. Kresek Ajaib
Kisah serupa tapi tak sama, terjadi pula pada keluarga kami. Lima hari lalu, saya dan suami dikagetkan oleh pemandangan tak biasa. Sebuah kresek putih berisi sesuatu tergantung di pintu pagar. Kejadiannya sekira pukul 15 an.
Untuk melampiaskan rasa penasaran, cowok gantengku bersekeras ingin mendekat. Saya melarang. Mana tahu di dalamnya ada bom.
Makin dicegah, kakek pengidap kepo itu kian mendekat. Akhirnya kresek ajaib itu sampai juga di tangan dia.
Ternyata kantong tersebut berisi satu kampil dodol, 1 bungkus keripik pisang dan camilan lainnya. “Wah ..., kuehnya kesukaan saya semua,” katanya.
“Buang saja. Mana tahu riwayatnya sama dengan sate beracun yang menewaskan anak tukang ojol di Bantul tempo hari,” balas saya.
“Jangan dibuang. Mungkin belanjaan ibu-ibu tercecer atau terjatuh dari mobil. Taruh pada tempat terbuka. Biar mudah kelihatan jika kelak pemiliknya mencari-cari. Kalau tidak, besok kita kasih sama si Bren. Untuk perbaikan gizi.”
Saya protes, “Jangan ah. Ntar Anjing kita mati.”
Perdebatan kami terhenti saat HP saya berdiring. Nama si silung tertempel jelas pada layarnya. “Hallo, Nek! Nenek di mana? Ada kresek tergantung di pagar. Ambil!” katanya.
Saya balik bertanya, “Kamu dimana?”
“Di jambi. Itu jajanan dikasih anak kantor. Kebetulan kami ada even di Kerinci. Mereka pergi berempat. Nginapnya di hotel,” jawabnya.
“Pulangnya mereka mampir sebentar di rumah Nenek, sekadar ngasih oleh-oleh. Katanya Nenek dipanggil-panggil tidak ada. Barusan mereka kirim video, ngasih tahu dimana kresek itu ditaruh.”
Walaupun sudah diklarifikasi oleh si sulung, saya masih belum yakin kalau camilan tersebut layak dikonsumsi. Mengingat belum ada informasi yang akurat sudah berapa lama barang tersebut terpapar di alam terbuka, di pinggir jalan pula.
Nah begitulah pasangan lansia. Bini sibuk di depan laptop, laki keenakan rebahan di kasur sambil nonton TV. Hingga dipanggil beberapa kali tidak kedengaran.
Sangat disayangkan tamu telah dilanda kekhilafan. Mungkin mereka lupa masuk pekarangan, terus ngebel dan ngetuk pintu. Atau telepon ke Jambi, minta anak saya nelepon ke Emaknya di sini. Pahal pagar tidak dikunci.
Hal ini dapat dipahami, meskipun nyetir sendiri, jarak Kerinci-Jambi Jauh. Butuh waktu 10 jam.
Demikian kisah pesan klasik orang tua dan kantong kresek ajaib. Semoga inspiratif.
Baca juga:
- Hati-hati Bertemu Teman Lama, Jangan Sampai Rusak oleh 3 Sikap Ini!
- Menengok Umeh Lahik Dinding Bersama di Dusun Tanjung Tanah
- 4 Trik Menghilangkan Kekhawatiran Masa Depan Anak. Nomor 3 Pinjam Istilah Jokowi
- Yang Penting Hati-hati dan tidak Salah Injak Gas, Insyallah Selamat
- 3 Alasan Istri Kabur Tinggalkan Anak dan Suami
*****
Bener bunda , saya dan bunda saya pun kini juga anti makan ataupun menerima makanan dari orang lain meskipun itu tetangga dekat saya hanya menerima makanan dari saudara sendiri alias saudara kandung bukan apa -- apa cuma sekarang mah banyak orang seperti itu yang akhirnya yang makan makanan nyawanya jadi taruhan alias disiksa secara halus itu kalau tetangganya kaya lewat jalur pengasihan .
BalasHapusYsng penting kita waspada ya ananda Tari. Meskipun barang yang ditakuti itu belum pernah terbukti secara nyata dan hukum. Terima kasih telah singgah, ananda. Selamat siang.
Hapus
HapusSudah banyak terbukti kok bunda ?? Keluarga saya sendiri yaitu kepala keluarga alias ayah yang menggalaminya namun saya tak bisa jelaskan secara detail karena saya tidak mahu larut dalam kesedihan yang mendalam.
Iya, ananda. Sekarang isu ini masih banyak berkembang. Meskipun sulit dibuktikan secara hukum. Maaf telat merespon. Ada pesta nikah anak tetangga. Ikut membantu. terima kasih telah menambah ulasannya.
HapusIkut menyimak, Bu Nur..👍
BalasHapusSilakan, Mas Warkasa. Terima kasih telah singgah. Selamat pagi menjelang siang.
HapusOleh2 yang menegangkan ya nek 😁 iya nek kita harus waspada tidak asal makan, makanan yang entah dari siapa 🤗😁
BalasHapusBenar, cucunda Cantik. He he ... Terima kasih telah singgah. Selamat pagi menjelang siang.
Hapuskalo ada alat scanner pendeteksi makanan mending juga buk jadi ga bakal khawatir, hehehe
BalasHapusMungkin suatu saat akan tercipta ya, ananda. Terima kasih tanggapannya. Selamat beraktivitas.
Hapusduh aku jadi kasian klo inget sater beracun itu Bu Nur
BalasHapusanak udah seneng dapet sate yg jarang banget dia makan eh akhirnya meninggal huhu
memang harus waspada bener Bu kalau ada yang memastikan itu dari orang yg kita kenal baru deh kita makan
kemarin aku juga baru dapat lunpia dan engga aku makan bu baru mau aku makan pas dikasih tau tetangga kalau dia yang kirim pas rumahku kosong
eh pas mau makan udah basi huhu
Saya juga kasian, Mas Ikrom maksud hati mau membahagiakan anak, ternyata dibayar dengan nyawanya sendiri.
HapusGak apa dibiarkan basi, daripada was_was di hati. Kalau kangen dibeli ajah. Terima kasih ulasan tambahannya. Selamat sore.
Iya resiko banget,
BalasHapusMending beli sendiri biar aman
Apalagi kalau bs ya masak sendiri
Masak sendiri paling aman, ananda Rezky. Jelas bahan bakunya. Lebih zaman sekarang. Beli bakso, pakai ajinomoto satu sendok monjong. Mengerikan. Kue2 pakai pemanis buatan. Kalau masakan sendiri bisa diatur.
Hapuspesanan oang tua ada betulnya. selain racun yang nyata, takut juga kalau hantar melalui ilmu ghaib macam santau atau guna-guna
BalasHapusOh , ternyata masyarakat sana juga percaya pada hal2 seperti itu ya ananda Salbiah. Betul. Waspada sebelum terjadi. Kapan datang hal yang tak diinginkan, keadaan susah diperbaiki. Selamat malam dari Indonesia, terima kasih telah singgah.
HapusBu nur cukup waspada juga yah,, tp itu prinsip bagus sih... Layak buat dicontoh
BalasHapusWaspada itu penting, ananda Alul. Terima kasih telah singgah. Selamat malam.
HapusWah ada kresek ajaib yang ternyata isinya oleh-oleh dari si sulung.
BalasHapusMemang sih kita tidak boleh asal makan makanan yang dikasih orang apalagi yang tidak dikenal, siapa tahu isinya racun. Kalo tidak racun barang kali obat bius, begitu sadar tas sama barang-barang sudah hilang.😭
Nah, itu dia. Obat bius tak kalah berbahaya merusak korbannya. Meskipun kecil kemungkinan bisa mematikan. Tapi kerugian yang ditimbulkannya tak bisa diingkari. Selamat malam, Mas Agus. Terima kasih telah mengapresiasi.
Hapus