Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Setelah Istriku Berpenghasilan [Part 10]

Sobat  blogger yang cantik dan ganteng! Postingan ini adalah unggahan perpisahan cerbung Setelah Istriku Berpenghasilan. Dengan demikian genaplah sudah jatah celotehnur54 untuk menayangkan karya S. Prawiro tersebut sebanyak 10 episode.

Bukan berarti prahara cinta segitiga antara  Asril, Rahel, dan Firah sampai di sini. Masih ada segmen berikutnya untuk sampai ke endingnya. Silakan  akses di Pustaka Pribadi Wiro.

Di sana kalian juga bisa menemukan beragam kisah lainnya yang tak kalah menggelegar dari konflik rumah tangga Asril dan Rahel. Malas ke Pustaka Pribadi Wiro? Pesan saja dalam bentuk ebooknya ke nomor 082138985540.

Setelah Istriku Berpengasilan

Sprawiro Mentari

Calon Mas Bojo

Pov Rahel

Mas ini  memang keterlalulan ya. Bisa-bisanya kepikiran mau nampung janda itu di rumah ini. Gak bisa,  jangan urusi orang itu, suruh nginap di rumah Pak RT saja.”

“Dek dalam kondisi begini,  hilangkan dulu perasaan cemburumu itu.”

“Mas itu kenapa ngeyel banget sih. Kalau Mas suka sama janda itu, sana nikah sama dia, ceraikan Rahel.”

Benci betul  hatiku, Mas Asril sebagai suami kok tidak bisa menjaga perasaan istri.

“Mentang-mentang sudah punya kerjaan kau, Dek. Mudah sekali minta cerai. Atau jangan-jangan sudah ada yang siap menggantikanku di luar sana.”

“Mas jangan playing victim ya. Mas itu yang cari  gara-gara terus. Sekali lagi Rahel dengar Mas menyebut nama janda itu. Rahel tidak sungkan-sungkan untuk pulang kampung. Silakan urus diri Mas sendiri.”

Sejak hadirnya janda itu di lingkungan kami, rumah tanggaku rasanya panas terus. Sepertinya ada bara api yang terus menyala di rumah kami. Setiap bertemu bawaannya mau bertengkar terus. 

Aku bersyukur rumah janda itu tebakar. Ini pasti cara Tuhan agar dia tidak tinggal di lingkungan  sini lagi. 

“Makin hari makin tidak punya hati nurani kau Dek.”

“Keluar, temani janda itu kalau Mas mau. Jangan pernah membawanya masuk ke rumah ini.”

Aku lalu mendiamkan lelaki itu. Biar dia bisa instropeksi diri.

Sepanjang sisa hari kulihat dia hanya mengutak atik hape, jika anak-anak yang mendekat ia nampak tak suka. Terlihat betul emosinya sedang tidak baik.  

Jaidan tiba-tiba memegang lehernya. 

“Anakku ..” teriak Mas Asril panik. 

Aku pun ikut kaget.

Untung baby sitter kami punya pengalaman. Dia melakukan gerakan pertolongan pertama hingga  mainan yang masuk ke tenggorokan Jaidan melompat keluar.

 Mas Asril memarahi Jaidan.

“Sudah  dibilangin, jangan masukkan apa pun ke dalam mulut kecuali itu makanan.”

Jaidan terus menangis. Ia nampak ketakutan. Aku menggendongnya dan membawanya ke kamar. Mengelus-ngelus kepalanya sampai ia tertidur pulas. 

Sambil berbaring aku merenungi nasib. Aku bertanya-tanya apakah cuma sampai di sini rumah tangga kami. Apakah salah aku melarang suamiku begaul dengan janda. Apakah aku terlalu berlebihan . Tapi Mas Asril  nampak sangat perhatian pada perempuan itu. Kami harus membuat kesepakatan. Siapa  pun yang selingkuh tidak berhak atas anak-anak. 

Duh membayangkan rumah tanggaku bubar mambuat air mataku jatuh begitu saja. 

*

Pov Firah 

Sejak bertukaran kontak tak pernah sekali pun Mas Asril menghubungiku. Namun sore ini aku sangat bahagia Sebuah pesan Wahatshaap masuk dari kontak yang kuberi nama calon Mas Bojo.
[Nanti malam dek Firah tidur di mana?]

[Belom tahu nih, Kak

Bu RT membuka rumahnya untu Firah  

Bu RW juga.


Tapi ... Rumah mereka terlalu ramai, sering kedatangan tamu. 

Firah masih pikir-pikir dulu]

[Mas turut berduka ya, Dek. Semoga dapat ganti yang lebih baik]

Apa kubilang sebenarnya Mas Asril itu baik dan perhatian. Bagaimana mungkin aku melepaskan orang  seperti dirinya. Kami hanya terlambat ketemu saja.  Siapa tahu kalau misalnya aku ini juga salah satu jodohnya Mas Asril.

[Amin , makasih Kak.

Sebenarnya Firah sangat berharap bisa numpang di rumah kakak untuk sementara waktu.
Nanti Firah bantu-bantu masak  atau jagain anak-anak].

 [Sudah Mas usulin ke Dik Rahel,]

{Makasih Kak]

[Semoga saja sisi kemanusiaannya tidak mati setelah memergoki  kita jalan ke warteg  tadi siang.]

[Mbak Rahel masih kerja atau sudah tidak lagi, Kak? Soalnya tadi siang kok dia ada dirumah]

[Tadi dia bangun telat jadi tidak jadi berangkat kerja.]

Mas Asril  ini emang suami idaman. Kalau jadi istrinya pasti kuservis sebaik mungkin. Sampai dia merasa bahwa akulah wanita yang dia cari-cari selama  ini.

Aku mengadu. Nasibku benar-benar apes. Semua surat-surat pentingku habis terbakar Rasanya lebih baik mati daripada harus luntang lantung.

Apa tak sebaiknya aku ijin ke Rahel saja untuk jadi istri ke duanya mas Asril. 

Pikiranku makin ngawur.

Kulirik jam di ponsel  sebentar lagi waktu salat isya masuk. 

[Gak boleh sama Rahel, kamu sebaiknya segera ke rumah pak RT]

Pesan dari Mas Asril yang membuatku sangat kecewa. 

*

Pov Mas Asril 

“Mau ke mana Mas?”

Pagi ini aku siap-siap  keluar dari zona nyamanku. Dulunya sudah enak kerja dari rumah tapi belakangan tinggl di rumah sudah tak nyaman lagi. Punya istri kayak punya musuh. Sedikit-sedikit marah. Mungkin memang lebih baik aku kerja di luar rumah. 

“Mau cari kerja.”

"Bukannya  Mas tidak suka kerja kantoran?”

“Memang tidak, tapi bagaimana caraku menafkahi kalian kalau Mas tidak kerja.”

Rahel terdiam.

“Kamu sendiri kenapa tidak berangkat kerja?”

"Rahel tidak bisa kerja kalau masih ada janda itu di sekitar sini.”

“Ya elah, kayak  suamimu ini ganteng dan mapan saja. Pelakor itu sukanya sama yang kaya, Rahel. Sadarlah.”

“Pokoknya Rahel tidak pergi kerja sebelum memastikan kalian tidak ada hubungan apa-apa lagi.”

“Terserah kamulah Dek. Mas buru-buru, assalamualaikum.” 

Aku pun mampir ke rumah Pak RT dulu memastikan Firah baik-baik saja. Takutnya dia bunuh diri kalau merasa tidak ada yang peduli.

Namun tentunya  aku memastikan dulu Rahel tak membututi  seperti kemarin. 

Kulihat Firah tertawa-tawa dengan Pak RT. Sepertinya dia baik-baik saja. 

(Bersambung)

Baca juga:

***

16 komentar untuk "Setelah Istriku Berpenghasilan [Part 10]"

  1. Siang Bundaaa...lah kok si Asril tambah berani dan ngelantur aja yaa....kan kalau ada kesempatan pasti begini jadinya...di tambah kelakuan si Firah yang memang demen juga ..klop lah sudah mereka berdua

    BalasHapus
    Balasan
    1. Ya, begitulah kalau hati terlanjur cinta, hilang akal mabuk pikir. Ha ha. Selamat beraktivitas ananda.

      Hapus
  2. wah ngeri juga pesona janda ya
    bisa sampai klepek2 gitu mas asril ini
    tapi ya

    gimana ya jadi pandangan tentang janda saat ini ya begitulah

    BalasHapus
    Balasan
    1. Semoga Mas Rezky tak pernah mabuk oleh pesona janda. Haha ....

      Hapus
  3. Akan kah akhirnya Asril mempunyai dua istri, Rahel dan Firah, hehe..

    BalasHapus
    Balasan
    1. Semoga jangan, ah. Ha ha ... Kita udah diracuni kepintaran penulisnya ya, Mas Jaey.

      Hapus
  4. Akan kah akhirnya Asril mempunyai dua istri, Rahel dan Firah, hehe..

    BalasHapus
    Balasan
    1. Akan kah akhirnya Asril mempunyai dua istri, Rahel dan Firah, hehe..

      Hapus
  5. Asyik sekalli membacanya.. Lebih banyak keadaan keadaan yg terus ingin diketahui apakah selanjutnya :D

    BalasHapus
    Balasan
    1. Baca ebooknya saja teman Time Traveler. Pesan pada penulisnya. Nomor handphonenya ada di pengantar.

      Hapus
    2. Pesan ebooknya aja, kawan. Banyak cerbung lain yang menarik.

      Hapus
  6. Asril semakin nekad.Firah semakin menggoda ya bun...cinta memang tidak bisa ditebak dan buta.apakah masih ada lanjutan cerita ini atau ini yang terakahir ya bun..hehehe

    BalasHapus
    Balasan
    1. Masih berlanjut, ananda. Tapi jatah tayang bunda cuman 10 bab.

      Hapus