Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Berkonflik dengan Anak? Hindari Sumpah Serapah

Uncategorzed   
Sumber Foto: Tangkapan Layar dari Pinterest/Ria Catur
 
Konflik antara Ibu dan anak adalah hal yang wajar dalam keluarga. Sumbernya, mulai masalah sepele, beda prinsip, sampai persoalan  muda mudi yang bermasalah. Terutama anak perempuan yang mulai remaja.

Yang kurang elok, perselisihan yang berlarut-larut, berkembang menjadi perang terbuka hingga berkobar sejagat maya.

Orang tua keras, anak bersitegang

Rata-rata kaum Emak menghendaki anak harus tunduk kepada orang tua. Karena dia telah melahir dan membesarkan anaknya, Tujannya demi kebaikan untuk sang anak. 

Selain itu, Emak menganggap dirinya lebih berpengalaman karena  telah lama merasakan asam garamnya kehidupan. Di pihak lain anak bersikeras dengan prinsipnya sendiri. Nah, di sinilah konflik itu sering bermula. Emaknya keras, anaknya penentang (keras kepala). Sampai keluar sumpah serapah. Allahuakbar.

Alam takambang menjadi guru

Mari kita belajar dari kasus NM dan putrinya Laura Meizani alias  Lolly (16),  yang belum lama ini  menghebohkan jagat maya. Konon salah satu pemicunya ketidaksukaan NM anak kesayangannya tersebut berpacaran dengan Vadel Badjideh. 

Konflik menyala hingga membakar emosi kedua pihak. Masing-msing merasa paling benar.  Efeknya apa? Perseteruan  ibu dan anak tak terelakkan, sakit hati memuncak ke ubun-ubun. 

Saking sakitnya, NM  mendeklarasikan bahwa dirinya tidak mengakui  Lolly  sebagai anaknya. Tidak hanya itu, NM juga telah menghapus nama Lolly dari KK dan hak warisnya. (Detikhot, 02 April 2024). 

Nah, ini yang namanya sumpah serapah. Efeknya apa? Lolly pun tak kalah ganas.  Lancang dia  memaki-maki ibunya secara terbuka. 

Marah NM  makin tak terkendali. Hingga tanpa sadar, dia telah membuaka aib anak kesayangannya itu dengan tudingan duakali  h4mil di lu4r nik4h. bla-bla bla .... Inilah caci cerca yang sangat menyayat. Sungguh mengerikan.

Jika sudah begini siapa yang disalahkan. Kalau boleh saya menjawab dua-duanya salah, keduanya benar. Tetapi dari awal saya berpikir, sesalah-salahnya anak  orang tua  pun sangat pantas dipersalahkan. 

Harusnya hal tersebut tak perlu meluber kemana-mana, jika jauh-jauh hari sang bunda sedikit mengalah. Marah sih marah. Tetapi belajarlah menahan diri untuk tidak mengeluarkan sumpah serapah. Kata Pak Ustad, caci cerca yang keluar dari mulat orang tua adalah doa buat si anak.  

Pak guru saya dahulu  mengibaratkan Anak usia remaja itu sama dengan masa panca roba (badai dan topan) atau sturm und drang. Pada masa ini anak ingin kebebasan berpikir. Jika dia tertekan dirinya akan  memberontak dan melawan. 

Hadapi dengan sabar. Berikan dia empati rangkul dia dengan kasih sayang. Dan yang paling penting, doakan dia setiap habis salat, semoga ditunjukkan jalan yang lurus. Sekali lagi hindari sumpah serapah karena hal tersebut tidak akan mengubah keadaan. Malah memperburuk situasi, dan memperpanjang rantai sakit hati. Maaf jika saya mencampuri urusan ini terlalu jauh.

Pengalaman berbicara

Saya ingin berbagi pengalaman. Nenek saya saya punya orang dekat yang lidahnya  ringan menyumpah. Suatu waktu, anak gadisnya (25) minta dinikahkan  dengan pria pilihannya. Emaknya menolak dengan berbagai alasan. 

Meskipun tak dapat restu, pernikahan tetap dilaksanakan. Emaknya marah besar. Hingga keluar sumpah serapah. Endingnya, belasan tahun berumah tangga, anaknya  tersebut tidak mendapat keturunan, dan sering  sakit-sakitan.  

Berkaca dari   pengalaman tersebut, tradisi dalam keluarga kami, jika ada anak bujang atau gadis remaja terlibat cinta monyet yang kebelet nikah hukumnya hanya  dua. Pertama, orang tua berusaha merangkul si anak dengan kesabaran full. 

Ke dua, kalau tak mempan, bawa saja  mereka menghadap penghulu. Beressss .... Karena apa yang terjadi tak luput dari campur tangan Allah. Untuk apa menyumpah serapah. 

Penutup

Untuk menyelesaikan konflik dalam keluarga, khususnya antara  ibu dan anak, hal penting dilakukan adalah saling berkomunikasi secara terbuka, degan pendekatan penuh empati. Tujuannya untuk memperbaiki hubungan dan kasih sayang, dan menanamkan landasan  yang kuat bagi perkembangan anak di masa depan. Tiada masalah tanpa solusi. Sekian dan terima kasi.

Baca juga:

*****

Penulis,
Hj. NURSINI RAIS
di Kerinci, Jambi

18 komentar untuk " Berkonflik dengan Anak? Hindari Sumpah Serapah"

  1. Saya catat yang ini Mbak "saling berkomunikasi secara terbuka, dengan pendekatan penuh empati."
    Sepakat dengan cara penyelesaian tersebut Mbak.

    Salam,

    BalasHapus
    Balasan
    1. Terima kasih apresiasinya, Mas Asa. Salam sehat utk keluarga di sana

      Hapus
  2. terimakasih remindernya bundaaaa... pastinya saya bisa belajar banyak dari bunda juga yg lebih paham soal asuh mengasuh.. saya jujurnya sering juga ribut dengan anak pertama yg kebetulan cewe. maklumlah dah mau remaja.. banyak yg kami saling bertentangan.

    saya yg suka kerapihan, sementara dia berantakan.. jd kalo kamarnya penuh barang yg tergeletak di mana2, itu aja bikin saya emosi ;(,

    tapi saya berusaha untuk tidak mengeluarkan makian apalagi pukulan.. insyaallah ga. krn saya tahu itu bisa jd doa nantinya.. semarah2 nya saya dengan dia, saya tetep ga mau menghambat jalan hidupnya..

    BalasHapus
    Balasan
    1. Biasanya jika anak pertamanya perempuan, memang sering ribut dengan Ibunya, tapi tidak semua. Termasuk bunda sendiri. Mungkin karena ibunya belum berpengalaman cara mendidik anak. Maunya si ibu anaknya harus seperti dirinya. mengikuti kemauan dia. Padahal dia juga pernah jadi anak. Terlebih zaman sekarang, zamannya telah beda. Tentu dalam hal mendidik anak-anak tidak sama dengan orang tua dahulu.

      Hapus
  3. Siempre va ver conflictos pero la comunicación ayuda a resolverlos. te mando un beso

    BalasHapus
    Balasan
    1. Así es, todas las diferencias se pueden resolver con una buena comunicación. gracias por asistir.

      Hapus
  4. benar sekali, yang penting komunikasi dan penyampaian sesuai dengan bahasa anak agar lebih mudah dimengerti :D

    BalasHapus
    Balasan
    1. Komunikasi yang baik dapat meredam konflik ya, Mas/Mbak

      Hapus
  5. Sekarang memang lagi tren konflik keluarga
    kalau saya hanya bisa menyimak, ya karena saya juga tidak tahu mana yang benar dan yang salah
    sewajarnya seh, jangan sampai sumpah serapah ya

    BalasHapus
    Balasan
    1. Betul. Menyumpah anak sama dengan mendoakan mereka agar celaka. Minimal celaka akhlaknya. Terima kasih telah mampir, ananda.

      Hapus
  6. Kalau boleh jangan konflik antara anak dn ibi....tidak bagus untuk mereka

    BalasHapus
    Balasan
    1. Seharusnya memang begitu. Tapi dalam hidup, masalah tak terduga itu muncul juga.

      Hapus
  7. Betul, menurutku komunikasi kan antara anak dan orang tua agar ada saling pengertian. Mendidik anak apalagi remaja memang harus sabar pake banget karena kadang anak berulah, mungkin karena perubahan hormon tubuhnya Bu.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Betul, Mas Agus. Apalagi remaja zaman sekarang. Kadang orang tua kurang sabar menghadapi. Dikit2 membandingkan dengan zamannya dulu.

      Hapus
  8. Duh saya paling takut klo sampe ortu gak setuju atas langkah2 saya. Apalagi dari Ibu. Takut jadi durhaka

    BalasHapus
    Balasan
    1. Benar Bang Day. Tetapi, beda pendapat atau beda tindakan dengan ibu hal biasa. Asal tidak menentang secara kekerasan saja. Andai beliau tersinggung, rangkul dan peluklah beliau tanda permintaan maaf. Agar ibumu tidak merasa tersakiti. Apalagi sampai menyumpah.

      Hapus
  9. Ibu tidak harus terlalu mengawal anak. Dan anak seharusnya sentiasa memahami hati ibu dan belajar menghormati..

    BalasHapus
    Balasan
    1. Setuju, mbak. Tapi lebih tepatnya pakai sistem rem dan gas. Terima kasih telah mengapresiasi.

      Hapus