Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Menelusuri 7 Petuah Mistik yang Berisi Segudang Kebaikan

 
Ilustrasi 7 petuah mistik yang berisi segudang kebaikan. (Foto NURSINI RAIS)

Berpetuah mistik merupakan salah satu kiat orang tua-tua menyampaikan pesan larangan kepada anak cucunya. Terutama bagi masyarakat pedesaan. Misalnya, anak gadis jangan menyanyi di dapur, nanti dapat jodoh tua bangka.

Semasa remaja, saya pernah tinggal bersama keluarga angkat orang tuaku. Bebarapa hari di sana, setiap usai menggiling cabe cobekannya saya cuci bersih. Sebab kebiasaan kami di rumah seperti itu.

Hari ke 3 berturut-turut 3 malam, kandang ayam mereka digerayangi musang. Beberapa ekor ayam musnah dilahap hewan malam tersebut. “Makanya, gilingan cabe jangan dicuci,”  kata nyonya rumah.

Saya salah tingkah. Coba sebelumnya dikasih tau. Saya tak akan  melakukan hal tabu itu. Sebab, zaman itu saya juga meyakini bahwa kejadian tersebut ada kaitannya dengan pantangan yang saya langgar.

Di era medern saat ini, petuah mistik seperti itu masih dipegang oleh sebagian masyarakat Indonesia. Meskipun belum pernah terbukti  kebenarananya secara ilmiah.

Apabila ditelaah lebih dalam, pantang-memantang tersebut sangat bagus karena menyampaikan segudang kebaikan.  Demi anak cucu kelak, supaya kehidupannya lebih baik.

Berikut mari kita coba menelaah 7 petuah mistik yang masih eksis di era digital saat ini. Khususnya di kampung halaman saya, Pesisir Selatan Sumatera Barat sana.

Petuah Mistik Pertama: Kalau Tidur Pakai Baju  Setelah Meninggal  Jadi Siamang

Menurut cerita nenekku, zaman kolonial umumnya di kampung-kampung kain merupakan barang langka. Untuk menutup tubuh masyarakat mengenakan pakaian dari kulit kayu. 

Supaya bajunya awet, saat tidur harus dilepaskan. Kalau bersikukuh tetap pakai baju, kelak dia mati dikatakan akan jadi siamang (sejenis monyet).

Pituah Mistik ke Dua: Anak-anak Kalau Tidur Tengkurap, Emaknya Akan Mati Sebelum Ajal.

Pesan ke dua ini mengandung makna, tengkurap adalah cara tidur tidak sehat, yang dapat berdampak menegangnya tulang belakang, sakit leher, dan efek samping lainnya.  

Maka dibungkuslah pesan dangan pemali, kalau tidur tengkurap, emaknya akan mati sebelum ajal.

Petuah mistik ke Tiga: Anak Cowok Suka Memanjat Pohon Pepaya Kemaluannya Bisa Membesar

Kita semua tahu, bahwa pohon pepaya itu rapuh dan mudah patah. Apa jadinya begitu dipanjat  dia langsung ambruk. Tak salah orang tua  berpesan supaya jangan suka memanjat pohon pepaya.

Selain itu, getah pohon dan getah buah pepaya,  kalau nempel di tubuh kulit jadi gatal dan tukak seperti terbakar.

Petuah Mistik ke Empat: Pakai Payung Dalam Rumah Akan Disambar Petir

Semasa kecil, saya dan mungkin juga Anda sering main payung di tengah rumah. Cepat-cepat orang tua melarangnya. “He ....! Payungnya disimpan! Nanti disambar petir.

Duh ..., Apa hubungannya pakai payung dengan petir. Kecuali mainnya di luar rumah, hujan dan halilintar bersahut-sahutan. Yang jelas, Kalau main payung bisa matanya tertusuk oleh kawat ujung bingkainya.

Petuah Mistik ke Lima: Menyandingkan Dua Lampu sedang Menyala, Rumah akan Disambangi Hariamau

Sebelum ada listrik, malam hari orang kampung menggunakan lampu minyak. Untuk satu atau dua ruangan cukup diterangi satu sumbercahaya saja. Kalau dua pelita diposisikan pada tempat yang berdekatan artinya pemborosan.

Atau boleh jadi salah satu anak dalam keluarga punya sifat monopoli. Maunya dia menguasai lebih dari satu lampu. Sementara saudaranya yang lain dibiarkan gelap-gelapan.  

Maka muncul  petuah mistik, jika dua lampu sedang menyala diposisikan dengan jarak berdekatan, maka rumah akan didatangi harimau.

Petuah Mistik ke Enam: Gadis dan Bujang yang Belum Menikah Kalau Dipukul Pakai Sapu bisa Lalau

Semasa kecil saya sering mendengar orang tua-tua berpesan, ketika anak-anaknya bergurau sambil megang sapu dia berujar, “Hei ...! Tak baik main sapu. nanti salah pukul, kena kakak/adikmu. Dia bisa “lalau”.

Kata lalau diartikan  sebagai frase “tak laku-laku”. Kalau dia seorang gadis dijuluki perawan tua, jika laki-laki disebut bujang lapuk. Terutama pemukulan dilakukan dengan sengaja.

Padahal sapu tiada bersinggungan dengan sulitnya perjodohan. Yang pasti, jika sapu dijadikan barang mainan dia akan cepat rusak. Di sisi lain, ujung atau daunnya merupakan barang kotor.

Petuah Mistik ke Tujuh: Ibu-ibu Hamil Berdiri/Duduk di Depan Pintu Susah Melahirkan

Pantangan tidak hanya berlaku bagi anak-anak,  bujang, dan perawan. Tetapi diisyaratkan pula untuk wanita bersuami. Di antaranya, ibu hamil tak boleh duduk atau berdiri  dekat pintu. Nanti bayinya malas keluar. Senangnya berlama-lama di jalur tempuh. Intinya, ibunya susah melahirkan.

Point ke tujuh ini boleh jadi  dapat dihubungkan dengan istilah pendidikan yang berbunyi, “Pendidikan itu dimulai sejak anak dalam kandungan.” Mudah-mudahan saya tidak salah.

Baik buruknya sikap seorang ibu selama dia hamil akan  memengaruhi tingkah laku bayi yang dikandungnya. Andaikan ibunya suka melakukan tabiat kurang baik, seperti suka bermenung di depan pintu, bukan tidak mungkin bayinya akan  bermalas-malasan pula di mulut gerbang. Syukur prilaku negatif tidak terbawa setelah lahir sampai dewasa.

Adalah sangat tepat Pak Ustadz sering menganjurkan, selama seorang perempuan itu hamil dianjurkan banyak membaca Quran, berzikir, rajin ke tempat pangajian dan mengerjakan amalan-amalan lainnya. 

Amaran terselubung lainya terhadap larangan orang hamil berdiri/duduk di pintu adalah, takut perut tamburnya tersenggol. He he ....

Demikian telaahan 7 petuah mistik berisi segudang kebaikan, yang masih dipegang teguh oleh sebagian bangsa Indonesia. Khususnya  masyarakat kampung saya.

Sejatinya masih banyak pemali lain yang patut diulik. Mengingat berbagai keterbatasan, kita cukupkan tujuh ini saja. Semoga bermantaat. 

Baca juga:   

****

Penulis,
Hj. NURSINI RAIS
di Kerinci, Jambi

20 komentar untuk " Menelusuri 7 Petuah Mistik yang Berisi Segudang Kebaikan"

  1. Memang pamali ada tujuan baik. Tapi menurut saya, di jaman sekarang sebaiknya anak diajarkan untuk berpikir logis dan lebih dekat ke Sang Pencipta daripada dekat ke hal-hal yang berbau klenik / mistis.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Sepakat, Mas Tikno. Kayaknya ini masih bagus juga dia tetap eksis sebagai kearifan lokal. Soal cara mikir logis, ntar setelah dewasa mereka juga bisa membedakan mana yang berbau tahyul mana yang fakta nyata. Terima kasih, senang mendapat kunjungan dari Mas Tikno. Selamat pagi.

      Hapus
  2. untuk jaman sekarang, jarang banget mbak orang tua yang mengingatkan tentang hal2 mistik ini.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Iya. Apalagi di perkotaan. Tapi di desapun tidak banyak lagi orang yang percaya. Selamat sore. Terima kasih telah singgah, ananda Amirotul.

      Hapus
  3. Iya bund di daerah pasundan juga banysk pamalinya 😁

    BalasHapus
    Balasan
    1. Mungkin zaman sekarang pamali ini bisa diklasifikasikan sebagai kearifan lokal. Selamat sore, ananda Dinni. Terima kasih telah singgah.

      Hapus
  4. Waduh, Nek. Ngeri2 ya petuahnya. Beruntung pas Ozy kecil hinggalah hari ini gak ditakuti macam itu🤭🤭🤭

    BalasHapus
    Balasan
    1. Ditakuti boleh2 aja. Tapi dirimu tetap tumbuh sebagai pemberani nan hebat. Tentu saja pemberani menulis yang benar. He he .... Terima kasih telah mengapresiasi, ananda Ozy. Selamat sore.

      Hapus
  5. Balasan
    1. Terima kasih, Mas Warkasa. Doa sehat untuk keluarga di sana ya. Terima kasih. Selamat malam.

      Hapus
  6. Kemarin pas kecil saya percaya banget dengan hal gituan bu nur, tp pas gede sering ber
    tanya2 lagi dimana hubungannya hahab

    BalasHapus
    Balasan
    1. Biasanya memang begitu. Semasa kecil anak-anak masih bisa dikibuli. He he. Setelah besar, mereka sudah pintat. Selamat malam, ananda Norfahrul. terima kasih telah mengapresiasi.

      Hapus
  7. ya, larangan orang tua sangat benar, apalagi kalau dia tahu anaknya terlalu aktif, sehingga membahayakan dirinya sendiri dan orang lain.....

    Cuma alasan "melarang" yang terkadang tidak masuk akal.... tujuannya baik, cuma alasannya "tidak terus terang".....

    Thank you for your sharing

    BalasHapus
    Balasan
    1. Tapi ada juga orang awam yang terlalu yakin dengan pamali2 tak jelas tersebut. Seperti, kalau menunjuk pelangi tangannya bisa bengkok. He he ..... Selamat sore dari tanah air. Mas Tanza.

      Hapus
  8. Balasan
    1. Betul cucunda. Terima kasih telah mengapresiasi. Selamat sore. Doa sehat buat keluarga di sana.

      Hapus
  9. Seiring berkembangnya jaman dan pemikiran orang menjadi lebih terbuka, jd banyak yg lebih kritis terhadap petuah atau hal2 pamali seperti ini ya bunda.

    Saat hamil, banyak sekali petuah atau mungkin mitos yg diberi sama mertua saya, seperti contohnya, kalau buka gula atau bungkusan apapun jgn dari bawah, nanti lahirannya sungsang, tapi saya langsung jawab "memang apa hubungannya bu?" secara medis g ada hubungannya, hahaha.

    Begitupun dg "jangan suka duduk atau berdiri di pintu", aku berpikir secara logika aja sih, karena pintu kan memang tempat untuk berlalu lalang, kalau kita disitu pasti akan mengganggu orang yg lewat.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Pantangan lain untuk Orang hamil, gak boleh melangkahi tali. Nanti bayinya susah keluar karena lehernya dililit tali pusar. He he .... Selamat malam, ananda Ursula. Salam sehat buat keluarga di sana.

      Hapus
  10. Nggak boleh maen payung dirumah, itu pernah saya alami juga bunda dulu ketika kecil, ternyata banyak petuah yang hampir sama dengan yang ada di desa saya.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Umumnya di daerah pedesaan Indonesia pasti punya banyak pamali, ananda Srie. Terima kasih telah mengapresiasi. Selamat malam. Doa sehat buat krluarga di sana.

      Hapus