Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Pengalaman Menangani Gejala Ringan Covid 19 Secara Mandiri

 Curhat

Ilustrasi pengalaman menangani gejala ringan covid 19 secara mandiri (Kegiatan selama menjalani isolasi mandiri. Dokpri).

Hari ke 10 mengisolasi diri, kondisi saya dan suami telah kembali seperti semula. Tetapi kami masih tetap di rumah saja. 

Banyak Pengalaman yang saya peroleh sangat bermanfaat untuk dijadikan renungan. Di antaranya:

1. Pastikan Anda sudah divaksin

Vaksin belum menjamin bahwa pasien tidak terinfeksi covid 19. Ini bukan pengalaman saya saja. Beberapa sobat  bloggers  di seberang sana pun mengalaminya. Alhamdulillah gejalanya ringan.

Beda dengan penderita yang belum divaksin. Jika terjangkit, rata-rata gejalanya  sedang  dan berat. Bahkan semasa vaksinasi belum dimulai, beberapa teman sesama penulis sampai meninggal.

Saya divaksin pakai obat astrazeneca  untuk yang ke 2 tanggal 6  Juli 2021 lalu.

2. Cepat tanggap terhadap gejala tak biasa

Salah satu gejala tubuh terjangkit covid 19 adalah mengalami demam, disertai batuk, dan flu biasa. (Tapi ingat, tidak semua demam dan batuk  positif corona).

Apabila ada merasakan sesuatu yang tidak beres, segera ambil tindakan. Lakukan isolasi mandiri, sembari mengadakan konsultasi via telepon dengan tenaga kesehatan. (Perawat atau dokter).

3. Minum obat, vitamin, dan makanan bergizi

Ini adalah pengalaman yang paling menarik bagi saya selama menjalani isolasi mandiri. Rupanya,  penanganan pasien covid dengan gajala ringan itu tidak terlalu rumit.

Tindakan pertama adalah mengobati demam dan batuknya. Biasanya demam  hilang duluan, kemudian batuk dan pengembalian penciuman perlu waktu lebih lama.

Setelah demam sembuh. Tinggal  pemulihan. Upaya yang dilakukan mengembalikan/meningkatkan imunitas tubuh yang sempat ambruk.

Caranya dengan minum vitaman lengkap, konsumsi makanan bergizi, sayur, buah, banyak minum air putih hangat,  istirahat, olah raga ringan, melakukan hal yang menyenangkan, tidur yang cukup, makan-makan, dan sebagainya.

Tindakan seperti ini juga berlaku bagi penderita dengan gejala sedang dan agak berat. Asal tidak terlalu parah dalam artian belum menyerang pernapasan.

Tindakan ini kami praktikkan atas saran dokter melalui wawancara jarak jauh. Konsultasi dilakukan oleh  anak kami dari luar daerah. Obat-obatan dan segala kepentingan diantar kurir sampai ke alamat.

4. Hadapi dengan tenang

Selama kami mengisolasi diri,  JN  keponakan suami sering nelepon supaya kami tetap tenang dan enjoy. Dia karyawan salah satu Rumah Sakit Swasta di Kota Padang. 

Menurut pria 42 tahun itu, tidak semuanya pasien covid 19 yang meninggal di Rumah Sakit itu tersebab virus covid. Tetapi karena stress. “Kadang-kadang pasien meninggal  tak lama setelah dia  menyaksikan rekan satu kamarnya meregang nyawa.”

JN mengaku, dia  4 kali diserang covid 19. Tetapi tak mau dirawat/diisolasi di rumah sakit. Bahkan dirinya  pernah positif setelah pulang dari Beijing (China), gejalanya lumayan parah.   Sesudah  divaksin pun dia terjangkit.

JN menghadapinya  secara mandiri. Isolasi mandiri, minum obat sendiri, menyintas sendiri.

“Tindakan Mak Wo dan Pak Wo (panggilan buat kami berdua) memilih isolasi mandiri di rumah itu sangat tepat. Yang penting selain minum obat dan vitamin sesuai saran dokter, tetap enjoy, tenang, jangan stress,” saran JN.

Demikian pengalaman menangani sendiri gejala ringan “dugaan” terjangkit covid 19. Saya katakan "dugaan" karena sampai saat ini saya dan suami belum melakukan tes apapun terkait covid 19 terhadap diri kami. Semoga bermanfaat.

Baca juga: 

 *****

Penulia,
Hj. NURSINI RAIS
di Kerinci Jambi

28 komentar untuk "Pengalaman Menangani Gejala Ringan Covid 19 Secara Mandiri"

  1. Berarti kalo kena covid kalo gejalanya ringan mendingan isolasi mandiri saja ya Bu, terus minum vitamin dan jaga kesehatan, yang utama jangan stres, nanti malah tambah berat.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Betul. Gampang kok Mas Agus. Ingat saja anggota keluarga jangan sampai tertular. Yang susah jika gejalanya berat. Kalau2 peru diinfus.

      Hapus
  2. Balasan
    1. Sepakat, Mas Tanza. Meskipun terjangkit, gejalanya ringan. Selamat pagi dari tanah air.

      Hapus
  3. Alhamdulillah, senang membaca kabar kondisi bunda dan suami sudah membaik, semoga Allah sembuhkan dengan sebenar-benarnya kesembuhan dan tidak kambuh lagi.

    Kalau saya kebetulan gak bisa divaksin karena alasan medis juga, ya sudah pasrah. Tapi sudah pernah kena juga 2x dan sampai saat ini penciuman belum terlalu normal, karena setiap memasak aja gak pernah nyium bau masakan atau bawang yang ditumis misalnya. Hiks. Padahal anak2 di atas langsung berlarian ke bawah karena mereka bilang baunya harum. Hahahaha.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Syukur, ananda Naia. 2x terjangkit, sukses bertahan. Ya, kalau memang alasan medis tak bisa divaksin, jangan dipaksa untuk disuntik. Kayaknya pencium ini yang perlu waktu untuk pemulihannya. Selamat berakhir pekan.

      Hapus
  4. Saya baru kemaren selesai vaksin kedua. Pernah juga saya ngalamin gejala-gejala seperti ini, tapi saya cuma istirahat mandiri aja di rumah dan minum obat. dalam jangka waktu 3 hari alhamdulillah sudah sehat kembali.

    Semoga kita semua diberikan kesehatan terus. dan semoga pandemi cepat berakhir.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Alhamdulillah, Mas Dede. Saharusnya kalau gejalanya ringan memang cukup istirahat, saja jauhkan kontak dengan keluarga. Terima kasih telah mengapresiasi. Selamat sore.

      Hapus
  5. Semoga lekas sembuh bu. Semoga hasilnya segera negatif dan semua keluhan bisa hilang.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Amin, ananda Nisa. Terima kasih telah singgah. Salam sehat buat keluarga di sana ya.

      Hapus
  6. Padahal awalnya covid 19 ini di tanggapi berlebihan. Kalau ada yang terkena virus di anggap seperti aib. Banyak kisah dan perlakuan tak sedap terhadap penderitanya.

    namun sebenarnya ia hanyalah penyakit biasa bagi makhluk dengan mesin biologis. Hanya saja karena fiturnya yang berbahaya ia harus ditangani khusus. Tidak boleh berandai andai. Serahkan pada ahlinya...

    Nah dapat dimaklumi, dulu awalnya karena ketidak fahaman, sekarang sedikit demi sedikit sifat dan fitur virus ini mulai terungkap, tidak lagi menimbulkan reaksi seperti pada awalnya. Ditambah lagi orang telah terbiasa...

    BalasHapus
    Balasan
    1. Betul dianggap aib, Mas Sofyan. Malahan tetangga yang biasanya ramah, ditelepon saja dia tak mau ngangkat. He he ... memang gue pikirin.

      Tetapi menurut pengalaman, untuk gejala ringan dan sedang, cukup ditangani sendiri saja, Mas. namun harus sesuai dengan petunjuk/arahan nakes. Yang penting tidak panik, dan tidak stress. Barengan saya juga ada keponakan sekeluarga dengan gejala sedang. dia tidak mau ditangani dokter. takut diajak masuk rumah sakit. dia pasrah mau merawat di rumah saja. saya gak nyangka dia sembuh. dugaan saya salah satunya (istri) hampir terjadi hal buruk. Tetapi alhamdulillah dia sembuh. Terima kasih sharingnya. selamat berhari minggu.

      Hapus
  7. Semoga lekas sehat dan terima kasih tips untuk isoman Bu. Saya juga vaksin Astra Zeneca, tapi baru 1 kali. Salam sehat Bu.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Salam sehat kembali, Pak Eko. Alhamdulillah gejalanya ringan. Barangkali ads pengaruh vaksinnya ya. Selamat sore. Terima kasih telah mengapresiasi.

      Hapus
  8. Saya setuju semua point yang dijelaskan. Saya pribadi berusaha selalu jaga imun, tetap tenang dan prokes. Thanks infonya Bunda😃

    BalasHapus
    Balasan
    1. Terima kasih, ananda. Selamat malam. Doa sehat untuk keluarga di sana ya.

      Hapus
  9. Sehat terua bu nur, bar tetap bisa berbagi pengalaman hidup hihi..
    Salam sama suami dan keluarganya..

    BalasHapus
    Balasan
    1. Amin ... ananda Fahrul. Alhamdulillah kini kondisinya sudah baik dan prima. Terima ksih doanya ya.

      Hapus
  10. Alhamdulillah bunda udah sehat kembali', saya kemarin ada tiga Minggu isoman 😁

    BalasHapus
    Balasan
    1. Padahal kita sudah divaksin ya.Selamat malam, terima asih telah singgah ananda Dinni.

      Hapus
  11. Semoga selalu diberi kesehatan ke depannya. Benar setuju sekali. Kalau gejala ringan memang lebih dianjurkan isolasj mandiri saja. Walaupun demikian tes Civid tetap perlu bila tidak membaik. Kemungkinan kenanya penyakit selain Covid masih banyak...

    BalasHapus
    Balasan
    1. Terima kasih sarannya, Mbak Sea. Insyallah kami berdua sudah sehat. Terima kasih telah berkenan singgah. Selamat malam.

      Hapus
  12. Sangat bermanfaat tulisan ringan tapi nendang, keren bunda

    BalasHapus
    Balasan
    1. Amin. Terima kasih telah singgah, ananda Nita. Selamat pagi.

      Hapus
  13. Terimakasih untuk artikelnya Bu Nur, bermanfaat😊

    BalasHapus
  14. Terima kasih kembali, Mas Warkasa. terima kasih juga telah singgah. Selamat akhir pekan.

    BalasHapus
  15. waktu aku isoman, bener bener menjaga makan dan istirahat. Isinya tiap hari begitu begitu aja. Pokoknya demi kembali negatif

    BalasHapus
    Balasan
    1. Alhamdulillah sudah sehat kembali bukan? Bosan juga mutar-mutar dalam rumah ya, ananda Ainun. Terima kasih telah singgah, selamat bermalam minggu.

      Hapus