Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Yang Penting Hati-hati dan tidak Salah Injak Gas, Insyaallah Selamat

Ilustrasi: hati-hati nyetir dan tidak salah injak gas.

Dari judulnya, kalian pasti tahu tulisan ini muaranya kemana. Iya, ke mana lagi kalau bukan ke  praktik nyetir.

Ulasan ini berkisah tentang emak-emak yang  berani tahu.  Siang itu saya minta diantarkan pada adik perempuan saya ke bengobatan alternatif pakai motor. Kurang lebih 20 kilometer dari desa kami.

“Panas begini enaknya naik mobil. Untuk apa punya harta kalau pergi jauh pakai motor berhujan dan panas, “  katanya.

“Memang kamu bisa nyetir? Ntar suamimu marah.”

“Bisalah.  Malah dia nganjurkan saya supaya sering latihan.”

Penumpang tak boleh ngomong

Dengan bantuan tetangga sebelah, mobil dikeluarkan dari garasi. Sebelum star, ibu 4 anak itu ngasih tahu, nanti selama di perjalanan saya tak boleh ngomong. Alasannya supaya dia fokus. He he .... 

Saya pun tak kalah mewanti-wanti dia. Yang penting hati-hati, fokus, dan jangan sampai salah injak gas.

Saya menceritakan dua pengalaman rekan kerja saya yang melakukan kekhilafan dimaksud, satu mobil sekalian penumpangnya terjun bebas ke sawah. Yang  lainnya melompati jembatan, sopirnya  meninggal.

Rasanya jantung mau copot dan melanggar pantangan

Kendaraan meluncur pelan dalam suasana hening. Alhamdulillah sang driver tampak tenang. Setiap ketemu lawan, justru dada saya yang berdebar debur. Apalagi  berselisihnya dengan mobil  besar.  Rasanya jantung saya mau copot.

Kadang jalannya terlalu ke pinggir. Hingga badan mobil miring kekiri. Karena takut masuk parit, boleh atau tidak, saya harus ngomong, melanggar pantangan.  He he ....

Parkir di seberang jalan

Sampai ke alamat yang dituju, mobil berhenti  dan numpang parkir di tempat yang lapang dan dianggap aman. Lokasinya di seberang jalan rumah yang didatangi.  Maksudnya, supaya mudah  kelak kapan hendak berputar arah.

Terkepung di antara 2 mobil

Sialnya, pas mau balek, kendaraan kami terkepung di antara dua mobil. Mundur tak bisa maju pun tak pandai. Ha ha ....  Karena sang driver tahunya  cuman meluncur ke depan, tak pandai surut ke belakang.  Padahal jaraknya dengan mobil depan dan belakang  lumayan jauh.

Kami minta bantuan pada pemilik  kendaraan yang di depan untuk memutar arah sekalian menyeberang ke jalur berbeda. Setelah memberi bantuan, anak muda itu pergi bersama inova yang dikendarainya.

Rem tangan lengket

Apa yang terjadi.  Mobil kami berulah lagi. “Rem tangannya lengket  tak bisa dinetralkan. Ditekan tak bisa dicabut tak mau. Ha ha ....

Saya tak kalah bingung dan sibuk membantu. Karena tahun 2010 dahulu si nenek ini juga pernah belajar dan  bisa nyetir. Karena kakek ganteng tidak  mengizinkan saya untuk itu, ilmu yang ada pun sudah lupa. 

Alasannya, “Ntar kalau numbur orang,  korbannya  mati dengan apa nyawa diganti. Diljual sebiji mobil tak akan cukup untuk membayar.” Ya sudah. Saya cabut dari dunia mengemudi.

Dibantu sopir box

Untungnya ada mobil box toko yang sedang bongkar barang. Kami minta bantuan sopirnya. Sekali tarik, rem tangannya langsung terangkat.  he he ....

Masalah belum berakhir. Ketika hendak masuk persimpangan jalan desa kami, masih ada kendala. Garis tikungan yang dia ambil terlalu pendek,  hingga mobil tersumpal  di persimpangan. He he .... Maju tak bisa mundur tak pacak.  Lagi-lagi minta bantuan orang lain.

Ditangani oleh  5 sopir

Jadi perjalan 40 kilometer, mobil ditangani oleh 5 pengemudi. Ha ha ....  Untungnya selamat dan tidak terjadi hal yang tak diinginkan.

Belajar dari pengalaman tersebut, kalau benar-benar ingin pandai nyetir, biasakan diri untuk berani mencoba dan berlatih.  Asalkan hati-hati dan tidak salah injak gas, Insyaallah selamat.

Indonesia masih terkenal dengan masyarakatnya yang toleran terhadap sesamanya.  Bila ada kendala, selagi  bisa orang lain melakukannya pasti mereka membantu. Asal ringan lidah untuk minta tolong, dengan bahasa yang santun.

Demikian pengalaman menumpangi sopir berani tahu dan  belum pengalaman. Kalau tak pernah  mencaoba, kapan pandainya.  Semoga bermanfaat. 

Baca juga:   

*****
Penulis,
Hj. NURSINI RAIS
di Kerinci Jambi

17 komentar untuk "Yang Penting Hati-hati dan tidak Salah Injak Gas, Insyaallah Selamat"

  1. Hehehe.. intinya jangan sungkan untuk meminta tolong ya Bu?😅 inspiratif 👍

    BalasHapus
    Balasan
    1. Harusnya begitu ya, Mas Warkasa. Kalau tidak berani mencoba, kapan pandainya. Terima kasih telah singgah selamat malam.

      Hapus
  2. 😁😁😁

    ceritanya enak dibaca.... hehehe

    # Have a wonderful day

    BalasHapus
    Balasan
    1. Selamat malam dari tanah air, Mas Tanza. Terima kasih tanggapannya.

      Hapus
  3. Yup, mengendarai mobil memang harus lebih hati-hati karena resikonya lebih besar dari motor, meleng sedikit bisa gawat tuh

    BalasHapus
    Balasan
    1. Makanya saya tak diizinkan sama si kakeknya. Padahal waktu itu saya belom 60 tahun. Selamat malam, Mas Kuanyu. Terima kasih telah singgah.

      Hapus
    2. selamat malam juga mba Nur, sama-sama

      Hapus
  4. aku masih gaberani nyetir bu nur soalnya klau naik mobil bawaanya ngantuk zzzt
    nanti bahaya klo ngantuk makanya aku jadi penumpang aja hehehe

    BalasHapus
    Balasan
    1. He ... He .. Masih muda saja ngantuk. Orang tua seperti saya mungkin langsung tidur, tau2 dibangunkan malaikat dalam kubur. Ha ha ..... terima kasih, Mas Ikrom. Maaf telat membalas. Kemarin seharian di tempat saya tak ada sinyal

      Hapus
  5. hehe. maaf saya gelak sebab saya pun kurang pandai memandu. pernah di parkir opis minta tolong pak guard tengokkan belakang sebab kena parking masuk bonet dahulu.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Kalau masih muda dan rajin latihan pasti mahir. Saya tak mungkkn lagi bisa karena sudah 68 tahun. He he ... Selamat pagi, ananda. Terima kasih telah singgah.

      Hapus
  6. Ah bayılıyorum... Uzaklarda bir yerdesin ve ben seni okuma şansına sahibim.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Men ham seni sog'indim do'stim. Sen u yerda, men shu yerdaman. mening yozganimni o'qiganingiz uchun rahmat

      Hapus
  7. Wah memang menegangkan kalau sudah begitu Nek, jantungan hehe.

    Kalau Teddy dulu pengalaman diboncengi Bibi naik Motor, jantungan juga, agak kurang pandai juga Bibi saat itu.

    Terima Kasih Nek

    BalasHapus
    Balasan
    1. Karena orang pertama selalu lebih beruntung dalam beberapa hal jika di banding orang yang datang belakangan

      Hapus
  8. Yang penting tenang. Dimana ada kendala minta bantuan siapa saja. He he ... Selamat malam cucunda Teddy. terima kasih telah singgah.

    BalasHapus
  9. Alhamdulillah akhirnya selamat sampai pulang ke rumah ya Bu. Memang menyetir mobil itu yang penting hati-hati dan tidak salah injak gas.

    Aku pernah baca di berita, ada mobil Avanza masuk ke sawah, ternyata dia mau tekan rem tapi malah injak gas.😂😂😂

    BalasHapus