Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Akhirnya Saya Menemui Twister-C, Vitamain C Ramah di Lambung

Uncategorized

Twister-C, Vitamain C  500 mg Ramah di Lambung 

Sejak 12 tahun terakhir tubuh saya kurang bersahabat dengan obat-obatan kimia. Termasuk berbagai vitamin. Terutama vitamin C. Kata dokter, lambung saya sensitif terhadap obat-obat tertentu.

Tanggal 27 Juli lalu, saya dan suami terinfeksi covid 19. Si sulung mengirimi kami banyak vitamin. Dan memaksa saya minumnya sampai habis.

Waduh, saya Trauma. Terutama berhadapan dengan vitamin C.  Meskipun putri saya itu  meyakinkan emaknya ini bahwa dia telah memilih vitamin C yang paling aman untuk lambung. Labelnya Twister-C Vitamin C 500 mg.  Katanya, semua obat tersebut berdasarkan resep dokter.

Trauma yang saya alami  bukan tanpa alasan.  Setidaknya saya pernah hampir rubuh setelah mengonsumsi obat-obatan dari dokter. Saya menyebutnya keracunan obat. (Tak tahu apa istilah medisnya). Tubuh saya sempoyongan, muntah-muntah, sampai lemas.

1. Keracunan obat syaraf  (Mei 2009)

Seminggu saya mengidap sakit punggung disertai demam. Kata ahli syaraf, ada sel-sel tubuh yang tidak dialiri oksigen. Sang dokter memberikan beberapa obat yang mereknya saya tak ingat lagi.

Satu kali minum obat,  rasa nyeri dan demam  berangsur hilang, badan enakan. Tak sia-sia saya mengeluarkan duit yang zaman itu Rp 300-an ribu.

Sorenya,   beberapa menit usai minum obat yang ke 2, saya jadi mual, perut kembung,  nyesak ke dada, sampai muntah-muntah. Tubuh sempoyonyan seakan mau rubuh, hingga tak kuat bangun dari tempat tidur.

2. Keracunan obat nutrisi tulang (Juli 2020).

Waktu itu jari tengah tangan kiri saya kaku. Susah digerakkan. Kata dokter,  ini penyakit tua yang tak bisa dielakkan.

Wanita cantik itu memberiakan saya 5 macam obat. (Teranol-10 Ketorolac Trometamol, Titan Ranitidine Hci tablet 150 mg, Nucral Sucralfate tablet  500 mg, Atrocox – 7,5Meloxicam 7,5.) Masing-masing 1 strip.

Terakhir setabung kecil obat warna kuning jingga, yang berlogo Caldece Vitamin B6, Vitamin C, Vitamin D, Calcium tablet Effervescent Suplemen Makanan, isi 10 biji. Katanya untuk nutrisi tulang. Aturan minumnya, 1 x sehari 1 tablet, dilarutkan dalam segelas air. 

 Kemasan tablet untuk tulang
 
Nutrisi tulang
 Hari ke 5 obat tabletnya habis. Yang tersisa Caldece yang katanya nutrisi tulang tadi. Tapi belum ada tanda-tanda penyakit akan berkurang.

Selanjutnya, saya hanya mengonsumsi obat yang tersisa (Caldece).  Sesuai petunjuk, nyerumputnya setelah makan malam. 

Emaaakk ...! Bangun  pagi, perut saya mual, kembung dan besar seperti perempuan hamil, ditambah nyesak hebat sampai tak bisa diisi dan disentuh.  

Sampai saya tak bisa tidur. Menelentang perut rasa terhimpit sesuatu. Miring kiri kanan  seakan terjepit. Kondisi ini berlangsung selama 3 hari.

Saya setopkan minum obat asam-asam manis enak itu. Saya kapok. Tak mau lagi menghubungi dokter. Padahal sebelum saya meninggalkan tempat praktiknya  dia berpesan, “Kalau ada sesuatu telepon saya, ya.” 

Saya meyakinkan diri minum obat tradisional saja. Alhamdulillah, perut saya berangsur kempes. kembung berangsur .

3. Keracunan obat kolesterol, (14 Juli 2021)

Tablet dan kapsul obat kolesterol

Hasil rekam medis, kolesterol saya menunjukkan angka 266.  Sangat tinggi menurut nakes Puskesmas setempat. Mereka memberikan  saya tablet Sinvastatin 10 mg, dan parasetamol.

Sampai di rumah saya panik. Belum pernah kolesterol saya setinggi itu.  Paling 216 dan 217. Hari ke dua mengonsi obat, saya berangkat ke Jambi. Minta ke si sulung diantarkan berobat ke dokter paling bagus.

Setelah konsultasi panjang lebar, Bu Dokter muda bermata sipit itu memberikan saya 4 strip obat. Gabapentin kapsul 300 mg, Gasela Ranitidine Hci tablet 150 mg,  Paracetamol 500 mg, dan Sinvastatin  20 mg.

Jadwal pertama makan obatnya pas setelah makan, sebelum tidur. Semalaman saya tidur pulas-sepulasnya. Kebelet pipis saya tahan. Subuh pun agak kesiangan.

Begitu bangun, tubuh saya sempoyongan disertai mual dan perut kembung. Rumah rasanya agak goyang. Setelah salat subuh, muntah tak bisa ditahan.

Usai sarapan pagi, saya minum obat yang ke dua. Kemudian kembali ke tempat tidur, pulas lagi. Bangun Zuhur, masih pusing dan mual. Tidur nyenyak berlanjut sampai malam berikutnya. Bangun saat salat saja.

Saya putuskan berhenti minum obat.  Dua hari kemudian kondisi saya berangsur normal kembali.

Saya kapok untuk yang ke sekian kalinya. Tak mau lagi minum obat kimia. Anehnya, minum obat generik dari Puskesmas saya aman-aman saja. Tak ada efek apa-apa. 

Nah, kembeli ke cerita obat vitamin kiriman si sulung tadi. Saya berpikir panjang. Dimakan  takut keracunan, tidak dimakan kasian. Seakan tidak menghargai jerih payah anak. Betapa susahnya dia  mencari obat di tengah Covid yang sedang mengganas saat itu.

Obat/vitamin  covid 19

Katanya, Untuk mendapatkan obat dan vitamain tersebut dia telah menyinggahi 10 lebih toko obat di kota Jambi. Khusus  Twister-C  Vitamin C 500 mg,  dia peroleh di sebuah tokoh terpencil dalam gang. Belum lagi hitung-hitung masalah kos demi kesehatan orang tuanya. Di sisi lain, tubuh saya tentu memerlukan asupan  nutrisi setelah diguncang covid 19.

Bapaknya mengonsumsi sesuai instruksi dokter. Saya bikin aturan sendiri, minum sebiji saja sebelum tidur malam. Hari pertama minum B komleks + anti biotik, besoknya vitamin D + anti biotik. Terakhir, Twister-C Vitamin C 500 mg + anti biotik. Begitu seterusnya.

Jadwal minum vitamin C, saya hentikan makan buah. Takutnya terlalu doble asam-asaman  masuk ke perut. Selama menjalani isoman, stok buah di rumah ada rasa asamnya semua . Kalau-kalau tubuh ini tak kuat menerima.

Alhamdulillah, semua obat kiriman si sulung sukses saya konsumsi sampai habis. Tanpa efek samping apa pun.  Yang belakangan selesainya malah Twister-C Vitamin C. Karena satu botol isinya 30 kapsul lunak.

Sekarang saya telah menemui vitamin C yang benar-benar pas dan  bersahabat dengan lambung saya.

Saya tak was-was lagi menelan Twister-C Vitamin C, bersamaan dengan makan jeruk. Meski jeruknya agak dibatasi. Sebab, saya mantan pengidap mag.

Bagi Anda pemilik lambung sensitif terhadap vitamin C,  tak ada salahnya mencoba pindah ke Twister-C Vitamin C.  Terutama selama pandemi covid 19 saat ini.

Twister-C, Vitamain C  500 mg
 Agar tak tertipu oleh barang palsu, sebelum membelinya ketahui dulu keabsahan identitasnya. Pada botol kemasannya tertera indek sebagai berikut;

1. Label :  Twister-C Vitamin C 500 mg
2. Nomor POM :  SD 202374661
3. Isi per kemasan :  30 kapsul lunak. (Maaf, saya tak tahu apakah ada kemasan lebih besar atau lebih kecil dari itu)
4. Aturan minumnya :  1 x sehari 1 kapsul lunak atau sesuai petunjuk dokter
5. Kegunaan  :

  • membantu memelihara daya tahan tubuh
  • membantu memenuhi kebutuhan vitamin C
  • suplementasi vitamin C
  • suplementasi vitamin C pada keadaan sariawan pendarahan gusi, kondisi penyembuhan setelah sakit atau operasi, serta bagi yang berusia lanjut
  • membantu pembentukan kolagen.

6. Petunjuk penyimpanan: Disimpan pada suhu di bawah 300C

7. Peringatan dan Perhatian: Tidak dianjurkan untuk anak di bawah 12 tahun dan jauhkan dari jangkauan anak-anak

8. Bandrol :   Rp 85.000,00 (harga musim pandemi di Kota Jambi)

Demikian Pengalaman  menemui Twister-C, Vitamain C ramah di lambung. Semoga bermanfaat. Bila sakit berlanjut, hubungi dokter. He he ... 

Baca juga: 

****
Penulis,
Hj. NURSINI RAIS
di Kerinci, Jambi


26 komentar untuk " Akhirnya Saya Menemui Twister-C, Vitamain C Ramah di Lambung"

  1. wah... tak sedap bacanya, soal keracunan obat ini....

    Alhamdulillah, akhirnya ketemu supplemen yang pas.... semoga sehat selalu.

    Thank you telah berbagi pengalaman.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Terima kasih kembali, Mas Tanza. Faktanya begitu. Alhamdulillah saya tak khawatir lagi minum vitamin C. Tapi Twister-C. Selamat malam dari tanah air.

      Hapus
  2. Wah, baru tahu kalau ada vitamin C yang tidak ramah dengan Lambung. Biasanya saya minum saja Vit C yang saya beli di Apotek untuk menajga imun tubuh. Nah, baru tahu juga kalau ada Keracunan Obat Syaraf, Keracunan Obat Nutrisi tulang dan Keracunan Obat Kolesterol. Salam sehat dan selamat beraktifitas Bu Nur.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Berarti, lambung Pak Eko sehat, no problem. Masih muda. Saya mendekati kepala 7, Pak Eko. Terima kasih atensinya selamat malam.

      Hapus
    2. Semoga selalu sehat Bu Nur, jadi setelah ini kayaknya saya juga akan pilih pilih vitamin C.

      Hapus
    3. Amin, Pak Eko. Terima kasih doanya.

      Hapus
  3. Yeay, akhirnya ada yang ngasih tahu info vit C yang ramah di lambung. Saya juga memiliki riwayat penyakit lambung bu. Dulu pernah tumbang seharian karena asam lambung naik, sembuh setelah di bawa ke dokter. Maklum, anak kos yang telat makan. hehe. eh, ibu Nur sudah terkena covid? bisa di share bu pengalamanya?

    BalasHapus
    Balasan
    1. Rata-rata anak kos memang sering telat makan. Udah lapar, kadang-kadang disumpal mie instans. He he .... Selamat malam, ananda Supriayadi. Doa sehat selalu.

      Hapus
  4. Mantap banget bunda informatif jadi tau vitamin c yg ramah dilambung

    BalasHapus
    Balasan
    1. terima kasihananda Nita. Doa sehat untukmu selalu.

      Hapus
  5. Oh akhirnya tahu juga vitamin C yang ramah lambung, soalnya Ibuku punya penyakit lambung tidak bisa asal minum obat.

    Dulu ibuku juga pernah keracunan obat, jadi ceritanya badan gatal-gatal akhirnya minum obat, habis itu malah perut mual dan pusing, untungnya bisa muntah.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Artinya, Ibu Mas Agus persis seperti saya. Tidak bisa minum obat kimia. Tapi obat generik aman2 saja. Barangkali dosis dokter itu terlalu tinggi buat ukuran orang bermasalah pada lambung. Selamat pagi. Salam sehat dari jauh.

      Hapus
  6. aku belum pernah sih sampai keracunan minum obat, karna untungnya selama ini ga pernah punya penyakit yang aneh-aneh

    tapi ahirnya ketemu juga ya sama vitamin yang cocok :D..

    BalasHapus
    Balasan
    1. Mas Khanif masih muda. Ibarat mobil, mesinnya masih bagus, he ... he .... Terima kasih telah mengapresiasi. Doa sehat untuk keluarga di sana ya.

      Hapus
  7. Alhamdulillah menambah daftar obat yang recomended lagi nek,, aduh bahaya jg yh kalo ngomsumsi obat. Yg gak cocok bisa2 jd kyak racun yah

    BalasHapus
    Balasan
    1. Banget, ananda Fahrul. Super bahaya. Terlebih nenek 2. Perut ini sudah tua.

      Hapus
  8. Akhirnya ada juga vitamin c yang ramah di lambung, soalnya saya punya penyakit asam lambung dan maag tidak berani sembarang minum vitamin c. Terima kasih atas referensinya, bu

    BalasHapus
    Balasan
    1. Sama-sama Mas Hermansyah.Tapi minunya juga hati-hati, Mas. Harus makan dulu. Jangan dalam keadaan perut kosong.

      Hapus
  9. Aku yang liat obat aja udah stress karena emang gak bisa makannya hehe
    Sejujurnya aku anti banget sama pil-pil kecuali kepepet gitu si bu. Btw makasih rekomendasinya ya bu

    BalasHapus
    Balasan
    1. Artinya daya tahan perut kita sama-sama lemah ya ananda Zakia. Terima kasih telah mampir. Selamat sore, salam sehat penuh berkah dari jauh.

      Hapus
  10. Mencari vitamin C untuk penderita penyakit lambung itu memang agak sulit, bunda. Saya pun mengalaminya. Salah pilih malah bisa berujung opname di RS. Kalo untuk nutrisi tulang saya pernah mendapat saran dari dokter, sebaiknya minum likokalk saja atau lebih dikenal dengan kalk, tabletnya berwarna putih. Sementara tablet yg dibuat effervescent lbh banyak kandungan asam dan soda yg tidak ramah bagi lambung. Kata dokter, untuk vitamin C, kalau kita terbiasa makan buah dan sayur, kita gak perlu konsumsi vitamin C tambahan lagi, karena buah dan sayuran sudah cukup untuk memenuhi kebutuhan vitamin C perhari.

    BalasHapus
    Balasan
    1. "Kalo untuk nutrisi tulang saya pernah mendapat saran dari dokter, sebaiknya minum likokalk saja atau lebih dikenal dengan kalk, tabletnya berwarna putih." Terima kasih, ananda Naia. Bunda dapat pengetahuan baru.
      Betul, bunda makan vitamin C hanya masa pemulihan paca diserang covid sebulan lalu. setelah itu, tidak lagi. Terima kasih informasi tambahannya.

      Hapus
  11. Semoga sehat selalu Ibu.
    Repot juga ya kalau sering alergi obat kimia.
    Kalau saya bersahabat banget ama obat kimia, asal yang dosis rendah sih.

    Yang murahan gitu loh Bu, obat generik, hahahaha.
    Soalnya sejak kecil sering minum ya obat generik.

    Pernah saya pulang, terus kena malaria, mama saya kasih obat Malaria dosisnya ditambahin, yang ada saya merasa bola mata saya tuh muter terus, hahaha.

    Pernah juga drop karena temanin anak diopname di RS.
    Sekalian diajak ke UGD, diresepin anti biotik yang sebiji hampir ratusan ribu, ampyun deh.
    Baru minum sebiji, bukan cuman ngerasa mata saya muter-muter, tapi juga kulit saya mendadak jadi gatal.

    Tapi, Alhamdulillah sih selalu aman minum vitamin apapun.
    Termasuk vit C.

    Sedih juga kalau terbatas bisa minum vitamin ya Bu, apalagi di masa pandemi gini, untung nemu vitamin C yang ramah di lambung :)

    BalasHapus
    Balasan
    1. Nenek ini juga cocok dengan obat generik.

      Duh, ngeri ya. Makan obat malaria efeknya sampai begitu parah.

      Alhamdulillah, wasyukurillah. Enaknya nenek ini jarang sakit.
      Terima kasih telah mengapresiasi. Selamat malam.

      Hapus