Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Bila Suami Tak Romantis Lagi, Anda Harus Tahu 5 Ini Penyebabnya

Ilustrasi Suami Tak Romantis Lagi (Sumber foto: dikutip dari orami.co.id)
 
Setiap wanita normal pasti mendambakan suami romantis, berprilaku manis dan mesra. Royal perhatian, tidak pelit pujian, sehinga sang istri merasa spesial di hati suaminya.

Sayangnya tersebab berbagai hal, sikap suami sering berubah. Dari yang sebelumnya romantis, jadi cuek bahkan sampai jadi sosok pemarah. Terutama setelah punya anak. Kadang-kadang usia perkawinanya  pun belum genap tiga tahun.

Semasa pacaran, mesra dan romantisnya bikin orang di sekitarnya ngiler. Mirisnya lagi, dahulu  untuk mendapatkan cinta si gadis, doi melalui perjuangan yang maha berat. Mulai menyingkirkan lawan saing, sampai tak mendapat restu dari orang tua. Setelah jadi bini, eh ..., sang suami berubah 180 derajat.

Berdasarkan informasi dari berbagai bacaan, plus curhatan dari nara sumber,  ada beberapa hal yang menyebabkan suami berubah menjadi cuek alias  tidak romantis lagi. Di antaranya saya rangkum dalam 5 catatan berikut sekalian solusinya.  

Sebab pertama suami tidak romantis lagi: Karena bawaan dari lahir

Sebenarnya susah menarasikan bagaimana type suami  romantis. Karena setiap orang punya karakter yang berbeda-beda.  Ada sosok suami yang hiper romantis. Laki genre ini tidak  malu-malu mengumbar kemesraan di depan umum.

Banyak pula suami yang bawaannya biasa-biasa saja. Serius bin cuek. Romantisnya mungkin saat ritual percintaan saja. he he  ....

Tetapi bukan berarti dia  tidak mencintai istrinya. Hanya dia kurang pandai  mengungkapkan sisi romantis pada pasangannya tersebab berbagai hal. Misalnya faktor bawaan, diturunkan dari ayah atau bundanya yang notabene pribadi pemalu dan pendiam. Atau pengaruh lingkungan keluarga tempat dia dibesarkan.

Istri tak perlu gondokan  menyikapi suami model begini. Apalagi memaksanya menjadi romantis, seperti suami Si Ana teman SMA-nya dulu. Atau seperti mantan dan istrinya yang sering ketemu berduaan belanja di Mall.

Sudahlah. Anda ditakdirkanNya  punya suami pendiam. Terimalah apa adanya. Yang penting dia tetap menunjukkan perhatian dan kesetiannya terhadap istri dan keluarga. Dibalik ke tidakromantisannya pasti ada keunikan dia yang tidak dimiliki oleh suami orang lain. 

Biasanya suami pendiam itu tidak neko-neko dan sabar dalam menghadapi masalah. Hargai dia sebagai pria yang paling Anda cintai  sedunia. Dan tak akan tergantikan sampai dipisahkan oleh maut.

Tetapi awas, fakta nyata pernah berkata. Apabila dia tertekan kelewat batas oleh istrinya, sekali marah, marahnya segede langit dan bumi.

Diam-diam dia kabur dan tiada menoleh ke belakang lagi. Tak peduli anak istri, tak sayang harta gonogini. Belum setahun, eh ..., tersiar kabar dia punya bini baru lagi.  

Sebab  ke dua suami tidak romantis lagi: Karena kecewa alasan perselingkuhan

Nah ini dia. Siapa yang tahan hidup bersama mantan peselingkuh, ngacung! Seromantis apapun mereka puluhan tahun  pasca menikah.

Kecuali sosok pemaaf. Umumnya mereka adalah kaum emak-emak. Sudah diselinguhi berkali-kali, dia masih bertahan dan menerima suaminya dengan segudang maaf. Meskipun tidak semua korban berprilaku begitu.

Beda dengan sebagian kaum Adam. Dalam hal yang satu ini kebanyakan mereka sangat rapuh. Setelah ketahuan istrinya berselingkuh, dalam seribu jarang satu suami yang masih sanggup bersabar. Sisanya cepat-cepat banting setir.

Bukannya mereka tak pernah mencoba menerima kondisi. Tetapi  kuatnya cuman beberapa bulan. Selepas itu  beliau-beliau itu memilih bubar. Ibarat piring retak, susah ditautkan kembali. Kapan romantisnya, coba! he he ...

Istri pun tak kuat selalu diomelin. “Dikit-didikit dia bilang saya pelacur, perempuan pendosa” curhat Id kepada saya. Id adalah mantan peselingkuh yang sempat baikan 6 bulan  dengan suami syahnya.

Itulah laki-laki. Mereka  terlanjur ditakdirkan sebagai makhluk pembusung dada. Ha ha ... Saya laki-laki. Berpantang tunduk dan mengemis pada perempuan (istri). Termasuk dalam hal cinta dan kasih sayang. (Mudah-mudahan saya tidak keliru).

Kecuali semasa pacaran. Suasana dan momennya tentu berbeda.  Disuruh ngelap ingus adiknya  pun si cowok juga mau.

Sebab  ke tiga suami tidak romantis lagi: Karena dendam pada mertua

An dan suaminya Sr, bukan nama sebenarnya. An orang dekat saya. Awal berumah tangga mereka terbilang pasangan romantis. Sering pergi berduaan.

Setelah punya anak 2, suami berubah menjadi kasar dan jauh dari kata romantis. Dikit-dikit marah. Sedikit saja sang istri bersuara, suaminya menanggapi dengan nada kasar.

Jangankan label suami romantis, Merk suami cuek pun tak pantas disandang lagi oleh sosok begini. Dia lebih cocock disematkan titel “suami kejam”  yang suka memperlakukan isterinya seperti pembantu.

Saya berpikir, “Aneh ini orang. Sekali dua tahun anak bayi  nongol terus. Apakah saat  minta “barang” istrinya dia juga marah-marah? He he ....

Saya salut pada An. Penyabar dan selalu menjawab suaminya dengan santun dan muka yang  jernih. Kadang-kadang saya yang jengkel. Kalau berkunjung paling saya betah 15 menit. Kecuali saat Nr sedang pergi.

Berdasarkan bisik-bisik tetangga, rupanya Sr sakit hati pada mertua. Katanya sang mertua pilih kasih dengan menantu dalam hal materi.  

Perjodohan An dan Nr berakhir dengan perceraian setelah mereka  punya anak empat. Si sulung  masih SMP, yang bungsu 4 tahun. Semuanya ikut Emaknya.

Menyiksa istri lalu bercerai gara-gara sikap mertua, sungguh suami yang keterlaluan dan  tidak manusiawi. Patut diduga,  mungkin dari awal niat Nr menikahi An motifnya mengaharap harta? Allahualam bish shawab.

Kasian Nr. Barangkali dia tidak berpikir, bahwa harta yang paling enak manis itu adalah hasil cucuran peluh sendiri.

Sebab  ke empat suami tidak romantis lagi: Kerena dendam pada masa lalu istri

Sama dengan pasangan lainnya, mulai berumah tangga Ml dan Wr berhak dinobatkan sebagai sejoli romantis dan berbahagia. Walaupun mereka tinggal di kontrakan  dua petak kecil.

Wr  matang mengayomi istrinya. Ekonominya lumayan mapan. Disela kesibukannya  sebagai pedagang Wr dan Ml sering juga berduaan, nonton di bioskop, ke pesta, dan menemani istrinya jalan pagi saat hamil.

Setelah punya anak satu, Prahara rumah tangganya mulai  membadai. Suaminya berubah menjadi sosok pemarah dan garang.

Romantisme yang selama ini menjadi kebanggaan mereka berdua,  berganti dengan siksaan batin yang mendalam bagi Ml. Dia sering dimarahi dan didiamin oleh suaminya. 

Pasalnya, Wr mengendus isu tak sedap, bahwa sebelum menjadi istrinya, Ml pernah diterpa gosip miring. Merasa dibohongi,  Wr sakit hati. Anehnya, mereka sempat juga nambah anak, yang tadinya satu jadi dua. 

Tak tahan  dipojokkan terus menerus dan  sering diusir, Ml memilih kembali ke orang tuanya yang tinggal jauh di rantau berbeda.

Kebetulan, Sabtu lalu Pak Ustad bertausiah di Taklim ibu-ibu  Musala Nurul Haq, desa saya. Kata beliau, Menurut Islam menikah itu memerlukan proses panjang. Sebelum melakukan akad nikah, ada beberapa tahap yang harus ditempuh  oleh kedua calon pengantin,

Yang pertama dan paling utama, kedua pihak wajib mengetahui kondisi calon pasangannya. Baik lahiriah maupun batiniah. Mulai kesehatannya, kondisi kejiwaannya, dan lain sebagainya. (Termasuk tentang keperawanan si cewek. Red). Tentu saja dengan cara yang Islami. 

Jika ada masalah yang ditutup-tutupi, ternyata setelah menikah menimbulkan koflik, pernikahan mereka hukumnya haram.

Saya sepakat dengan kajian tersebut. Coba dari awal Ml mengakui kondisi dirinya secara terus terang, kasus yang dialaminya tidak akan terjadi. Sudah kecewa dibuang suami, menanggung malu pula karena ocehan para tetangga. 

Sebab  ke lima suami tidak romantis lagi: Karena suami menyimpan masalah

Masalah di sini boleh jadi menyangkut kepercayaan diri, akibat adanya gangguan kesehatan. Umpanya setelah mengalami kecelakaan atau melakukan operasi tersebab penyakit-penyakit tertentu, kejantanan  suami hilang total.  Dia tak berdaya lagi menunaikan tugas batinnya terhadap istri. Banyak kok suami menyimpan kelemahan, malah dia yang meradang.

Tak tertutup juga kemungkinan, si suami punya problem rumit di luar sana, dengan atasan, teman kerja, atau dia telah berbagi cinta dengan wanita lain. Memarahi istri adalah pelampiasannya. Masa romantis yang telah mereka reguk bertahun-tahun berganti dengan api kinflik yang tak kunjung padam.  

Menurut saya, kalau kondisi tak mungkin lagi bisa berdamai, lebih baik bubar saja. he he ....

Waduh, mohon maaf. Nyinyiran saya terlalu jauh. Demikian 5 penyebab suami berubah menjadi tidak romantis lagi versi saya. Semoga bermanfaat.

Baca juga:  

*****
Penulis,
Hj. NURSINI RAIS
di Jambi

57 komentar untuk "Bila Suami Tak Romantis Lagi, Anda Harus Tahu 5 Ini Penyebabnya"

  1. jujur sih poin ke 4 seperti membayangi, tapi semoga semakin hari semakin dewasa jadi bisa ikhlas aja melupakan

    BalasHapus
    Balasan
    1. Alhamdulillah kalau suaminya bisa ikhlas ya, Bang Siregar. Udah jadi bini sendiri. Ibu anak2 sendiri. Seburuk2 masa lalu seseorang, masa depannya masih suci. Terima kasih telah mengapresiasi. Selamat sore.

      Hapus
  2. Makasih infonya nek, jadi nambah wawasan ternyata ada yah yg kayak gini,, harus nya dr awal gak usah dinikahin klo gitu...

    BalasHapus
    Balasan
    1. Iya, makanya sebelum menikah harus direncana dan dipertimbangkan dengan matang. Terkait calon istri yang akan dipilih. Selamat sore, cucunda. Doa sehat selalu untukmu.

      Hapus
  3. Makanya, kedua ortu saya dulu, hati-hati banget memperlakukan calon, sejak kami masih pacaran.
    Kalau ngomong diperhatikan takut nyinggung hatinya.
    Kebalikan dari kenyataan, biasanya ortu perempuan tuh kebanyak tingkah, nah ortu saya malah enggak sama sekali.

    Baik mama maupun bapak, padahal ya, bapak saya tuh galaknya minta ampun, tapi ketika kami dewasa, bapak beneran memenuhi janjinya, yang katanya bakal ngasih kami kebebasan memilih siapapun pendamping kami.

    Justru saya yang harus mengalami kayak diospek dulu ama camer, hahaha.
    Kebalik ya Bu :D
    Namun setelah menikah, bapak mertua justru paling bijak, selalu jadi penengah dan berusaha mati-matian menyelamatkan masalah kami.

    kalau suami saya, berubahnya karena banyak tekanan hidup Bu, tapi saya sih mulai menganggap semua itu bukan masalah besar, ga usah romantis, karena romantis bagi saya adalah duit lancar teroosss *plak wakakakaa

    BalasHapus
    Balasan
    1. Menyangkut memilih jodoh, kami berdua juga memberi kebebasan pada kedua anak-anak. Untuk si bungsu, awalnya dicoba dulu ngajukan pilihan kami. Ternyata dia tidak mau. Sempat juga si cewek saya plonco. Mengingat saat kami diminta datang, ortunya agak kasar. Meskipun semua yang disampaikannya benar. Mungkin masalah budaya saja.


      Akhirnya saya setujui saja. Kasian si cewek. Waktu orang tuanya minta diundur sampai selesai S2-nya saja dia nangis nelepon saya dari Jakarta.

      Cowoknya juga begitu. Dia bilang emaknya ini nunggu anak jendral jadi menantu. He he ... Untung si kakak bijak ngambil alih. Katanya Dedek anak santun, taat pada ortu. "Coba anak lain pasti dia nikah sendiri tanpa persetujuan orang tua." he he ...

      Sekarang mereka punya anak 4. tampaknya mereka bahagia bin romantis. He he dalam hati saya berkata, "Andai dulu saya paksakan nikah dengan gadis lain mungkin dia tidak seromantis sekarang. Eh ... Eh ..., maaf, balasan nenek terlalu panjang.

      Hapus
    2. Masha Allah Bu, jadi pengen baca juga sudut pandang seorang calon mertua memandang calon mantunya deh, ayo ditulis Bu *lah, nyuruh nih si Rey, hahahaha

      Hapus
  4. ya, banyak problem dalam rumah tangga... tak bisa diatasi kalau tidak ikhlas.

    Menambah wawasan.... thank you for sharing.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Setuju, Mas Tanza. Ikhlas adalah kunci segala penyelesaian konflik. Terima kasih telah mengapresiasi. Selamat berhari minggu.

      Hapus
  5. Jika ada masalah yang ditutup-tutupi, ternyata setelah menikah menimbulkan koflik, pernikahan mereka hukumnya haram

    Saya sepakat dengan ini Bu Nur 😅✌️

    BalasHapus
    Balasan
    1. Setuju, Mas Warkasa. Kalau memenag sudah tidak suci lagi akui saja terus terang, Tidak semua cowok zaman sekarang yang mendewakan keperawanan. Selamat siang, selamat berhari minggu bersama keluarga.

      Hapus
  6. Kalau saya Eyang, berusaha tetap seperti pacaran. Walaupun menikah tetap pacaran. Kami usahakan itu Eyang. Sudah 12 tahun pernikahan tetap saja kalau belanja mingguan sang suami menemani berbelanja, ini pernah aku tulis tapi di paltform lain, salam sehat selalu Eyang, terima kasih telah berbagi cerita 🤗❤️

    BalasHapus
    Balasan
    1. Ini nikmat terindah yang harus disyukuri, ananda Erina. Jaga dan pupuklah pernikahan itu dengan kasih sayang dan ikhlasan. Selamat siang terima kasih telah mengaresiasi.

      Hapus

  7. Terima kasih telah berbagi bunda, setelah membaca artikel bunda seraya saya merasa takut untuk membina hubungan serius tau lah bunda bahwa misal sang wanita udah pintar, cantik, wawasan luas, pendidikan tinggi, karier bagus namun suaminya ??? Jadi parasit doang gak mahu kerja, cuma makan tidur, jahat ke mertua, dll. Kan jadinya makan hati suasana rumah pun jadi berasa seperti neraka betul gak bunda ???

    BalasHapus
    Balasan
    1. Duh, ananda Tari selalu dibayangi rasa takut berumah tangga. Isilah pikiranmu dengan energi positif, supaya hasil atau kenyataan yang diberikanNya jadi baik. Terima kasih telah mengapresiasi. Selamat sore.

      Hapus
  8. Semoga selalu sayang sama istri dan Istri juga selalu sayang sama suami ya Bu. Sering kuliner bersama dengan istri, berlibur bersama dengan istri, berkebun tanaman hias bersama mertua, berolah raga bersama dengan istri, paling tidak bisa mempertahankan romantisme ya Bu, . Terima kasih sharingnya Bu Nur. Salam sehat dan selamat beraktifitas.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Amin Pak Eko. Dan minimal romantisme jangan berubah jadi sadisme. Pemarah, ringan tangan, pelit pula. Terima kasih telah singgah. Selamat sore.

      Hapus
  9. Ga romantis no problem, yang penting anggaran bulanan lancar jaya :D

    Karena saya juga nemu bbrp suami yg (nampak) romantic, tapiiii medhit pelit bin bakhil ke bininya

    BalasHapus
    Balasan
    1. Ha ha
      .
      Untuk apa romantis2an kalau dia pelit bin medit. Setuju ananda nurul. Selamat sore.

      Hapus
  10. Yang sulit adalah kalau suami memang tidak romantis orangnya, haha. Bawaan dari lahir. Jangan dibaperin ya kalau begini, emmang sifat aslinya begitu.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Itu gampang, ananda Rindang. Pakai banyak kiat. He he .... Yang susah itu awalnya romantis, kemudian berubah jadi cuek, marah-marah pula.

      Hapus
  11. wah, lengkap alasan suami ga romantis lagi ya
    Kalau suami saya bawaan lahir ya..ga romantis. Tapi boleh satu lagi, penyebab dia dari asalnya ga romantis karena lihat teladan dari ortunya juga. Mertua saya hubungannya kurang baik. Bahkan suami dan saudara kandungnya bisa dibilang anak-anak broken home.
    Maka ini bisa dijadikanpelajaran. Kalau suami istri romantis akan diteladani anak-anaknya nanti, Insya Allah

    BalasHapus
    Balasan
    1. Mungkin karena lingkungan ya, Mbak Dian. Kalau dari awal memang suami kurang romantis, bisa diterima, jangan baper, terima apa adanya. Yang bikin sedih ini berubah belakangan. Kadang ngomongnya kasar, sampai bilang istri bodoh, dungu, dan kata-kata yang merendahkan lainnya.

      Hapus
  12. Suami saya ngga bisa memberikan romantisme ala drama, tapi saat dia mau masak sendiri, main sama anak, meluangkan waktu untuk bercanda bersama, menurut saya itu sudah romantis eyang. Mungkin karena usia penikahan (dan usai kami) sudah cukup matang, jadi kini kami memiliki pandangan berbeda tentang romantisme.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Terlebih kami pasangan lansia. Nikahnya hampir setengah abad. Gak butuh mesra2an lagi. Asal tidsk dimarahi terus, itu sudah lebih dari romantis. Banyak kok, kakek2 tiada menghagai istrinya. Bilang istri bodoh lah, tuli lah, dan kata2yang membuat istri tertekan. Terima kasih telah singgah, ananda Era. Selamat malam.

      Hapus
  13. Suami sya malah kalau romantis akan sya curigai, Bun. Hehheehe. Tapi memang ada karakter laki laki yg dirm namun menunjukkan perhatian dgn cara lain. Sya pribadi sih ga masalah suami ga romantis yg penting tetap setia sama istri, hehehe

    BalasHapus
    Balasan
    1. Maaf typho maksud sya ada laki laki yg tidak romantis

      Hapus
    2. Ya, kalau romantisnya tiba2 harus perlu dicurigai. Mana tahu ada sesuatu yang tidak beres. He he ... Misalmya di luar udah ada yang lain. Biar istri tidak curiga, dia membungun kepura2an. Pura2 romsntis. He he .... Terima kasih telah singgah ya, ananda. Selamat malam.

      Hapus
  14. Sejujurnya aku agak geli membayangkan di romatisin sama orang si bu, tapi kalau nggak romantis gara-gara alasan negatif juga gamau. Kalau sekedar bawaan dari lahir yowes lah hehe

    BalasHapus
    Balasan
    1. Miris ya, Mbak. Kalau ada suami beralasan mencuekin istri gara2 alasan negatif. Padahal semasa pacaran, duh .... Romantisnya kayak artis. Terima kasih telah singgah. Selamat malam.

      Hapus
  15. Komunikasi menjadi kunci utama dalam berumah tangga ya Bund, agar tidak terjadi salah paham dan miskomunikasi. Meskipun tidak ada rumah tangga yang bebas dari pertengkaran dan perselisihan. Apalagi adanya perubahan sikap suami karena masalah istri, sepertinya komunikasi di awal harua dibangun dengan kuat, dan jangan lupa terus berdoa. Makasih bu Nur atas sharingnya.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Betul, ananda Ulfa. Kuncinya komunikasi. Bagi kita2 kaum perempuan ini tak selalu nuntut harus bermesraan sepanjang hari. Yang penting dia tidak memperlakukan kita sebagai pembantu. Terima kasih telah mengapresiasi. Selamat malam.

      Hapus
  16. Membaca tulisan bunda yang ini, saya jadi bertanya-tanya, apakah saya termasuk suami romantis atau tidak ya? hmm... auto tanya istri juga lah.. hehe

    BalasHapus
    Balasan
    1. He he .... Silakan ditanya sama istrinya, ananda Regen. Romantis itu tak selalu harus bermesraan, walau hanya sebuah epura2-n. Tapi yang penting hatinya tulus mencintai.. Selamat malam, Terima kasih telah singgah.

      Hapus
  17. Wah, saya kok jadi kepikiran kalau kelak menjadi seorang suami. harus pandai-pandai menjaga perasaan baik terhadap istri maupun mertua. dan dendam harus segera dientaskan nih tampaknya, kalau tidak bisa ga romantis lagi. Betul begitu Ibu Nur?

    BalasHapus
    Balasan
    1. Sepakat ananda Supriadi. Orang yang suka menyimpan dendam itu sangat tidak baik untuk kesehatan jiwanya. Selamat sore. Terima kasih telah mengapresiasi.

      Hapus
  18. Wah saya sepertinya orangnya pendiam nih, kurang romantis sama istri, Alhamdulillah istri biasa saja sih. Padahal awal menikah dulu romantis, mungkin karena sudah lama kali ya? 🤔

    BalasHapus
    Balasan
    1. Kslau istri biasa2 saja, berarti tiada kesenjangan antara keinginannya dan kondisi yang ada. Itu sudah lebih dari romantisme. He he .... Selamat sore, Mas Agus. Terima kasih telah mengapresiasi.

      Hapus
  19. Harus dicatet nih, Nek. Kalau suami saya memang bukan tipe yang romantis, saya pun demikian. Kayaknya memang sudah bawaan lahir. Hehe..

    BalasHapus
    Balasan
    1. Kalau dari sono tipeny tidak romantis, tak masalah ya, ananda Ima, Yang jadi tanda tanya, dahulu romantis, tiba-tiba berubah garang dan pemarah ... Terima kasih telah menanggapi, selamat malam. Doa sukses dari jauh.

      Hapus
  20. Wah akurat nih bu artikelnya. Kadang istri gak ngeh ya bahwa ada alasan lebih dalam dibalik suami nggak romantis. Harus peka dan sabar

    BalasHapus
    Balasan
    1. Asal alasan tidak dicari-cari atau mengada-ngada ya, Mbak Andina. He he ... Selamat malam doa sehat dari jauh.

      Hapus
  21. Terima kasih infonya bu, MasyaAllah. Kalo suami tipe romantisnya memang pendiam tapi selalu punya cara sendiri untuk menunjukannya, alhamdulillah

    Tapi kami terutama saya memang sering komunikasikan apa yang mengganjal dan yang diinginkan dengan hati-hati

    BalasHapus
    Balasan
    1. "... sering komunikasikan apa yang mengganjal dan yang diinginkan dengan hati-hati," >>> Nah inilah kunci penyelesaian semua masalah. Selamat malam, Mbak April. Doa sehat untuk keluarga di sana.

      Hapus
  22. Ini bisa jadi bahan introspeksi sebagai seorang istri yaa, Bunda.
    Tapi memang masalah itu datang dari arah yang tidak di sangka-sangka, sungguh perlu melihat dari akar masalahnya agar bisa menyelesaikannya dengan baik.
    Semoga hubungan suami-istri tetap hangat dan dijauhkan dari yang buruk-buruk.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Amin,ananda Lend. Dalam rumah tangga itu sedikit banyaknya pasti ada masalah. Tapi kalau tiba2 suami berubah drastis, itu perlu dicurigai dan secepatnya dikomunikasikan dengan baik. Selamat malam, terima kasih tanggapannya.

      Hapus
  23. Alasan suamiku gak romantis lagi pasti ya no. 1, nah yang ini kudu diajari dan dikasih ide, haha mang gitu orangnya. Kalo nomor selanjutnya sudah pasti enggak.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Setuju ananda Atin. masalah nomor 1 itu gampang. Seribu satu teknik bisa dijalani insyaallah dia bisa romantis. "Gila" aja bisa dipelajari, apalagi bikin suami jadi romantis. Ha ha ... Selamat malam. Terima kasih partisipasinya.

      Hapus
  24. Lengkap sekali ibu, bisa jadi remainder nih, semoga bukan Kita sebagai istri jadi penyebab tidak romantisnya suami... Hihihi lumayan seram ya but ternyata para suami ini pendendam hehehe

    BalasHapus
    Balasan
    1. Insyaallah tidak semua suami yang pendendam ya, Mbak Aisyah. Cuman oknum tertentu saja. Yang kasian itu awalnya romantis, kemudian berubah jadi pemarah. Terima kasih telah mengapresiasi. Doa sukses dari jauh.

      Hapus
  25. Alhamdulillah dikarunia suami yang cukup romantis versi saya, wkwk. Mungkin bukan versi oppa2 di drakor, tapi buat saya suami yang mau bantu pekerjaan rumah tangga, mau terlibat dalam pengasuhan anak, ngasih kebebasan istrinya untuk berekspresi dan berkarya, itu romantis banget, hehe.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Sepakat, ananda Marita. Romantisme itu bisa diwujudkan dalam banyak cara. Tergantung tipe suaminya. He he ... Selamat malam, Doa berkah penuh rahmat dari jauh.

      Hapus
  26. Wah ternyata ada juga ya faktor dendam pada mertua

    BalasHapus
    Balasan
    1. Faktanya begitu, Mbak Endang. Terima kasih telah singgah. Doa sehat penuh berkah untuk keluarga di sana ya.

      Hapus
  27. Duh ngeri juga ya kalau suami sampai dendam sama mertua trus jadinya ringan tangan. Kalau suami saya sebenarnya juga bukan tipe yang romantis sih. Heu.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Romantis gak terlalu penting ya, ananda Antung. Sebagai istri, yang paling menyakitkan jika suami pemarah dan main tangan. Selamat sore. Terima kasih telah singgah.

      Hapus