Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Begini Ritual Ngopi Meramal Nasib yang Tetap Eksis di Kerinci

Ilustrasi Ritual Ngopi Meramal Nasib yang Tetap Eksisi di Kerinci

Semasa sekolah di Kota Sungai Penuh, Kerinci Jambi, salah satu hiburan bagi  kami sesama anak kos adalah meramal nasib menggunakan ampas kopi. 

Masyarakat setempat menyebutnya “ngopi”.  Peramalnya dikatakan tukang kopi. Beliau-beliau ini dianggap memiliki intuisi yang dalam, dan dipercaya mampu menermahkan suatu pertanda.  

Dengan keahliannya itu tukang kopi  dapat membaca apa yang terjadi pada diri pasien untuk masa akan  datang.

Hasilnya boleh dipercaya boleh tidak. Bagi yang percaya, mungkin akan dijadikannya pedoman untuk bersikap dalam menghadapi kasus-kasus tertentu. Yang tidak yakin,  menganggapnya  sebagai iseng dan hiburan belaka. 

Objek Ramalan 

Objek ramalannya disesuaikan dengan kondisi. Mulai masalah usaha (ekonomi), kesehatan, sampai ke  perjodohan dan sebagainya. 

Lazimnya, tukang kopi itu bijak memahami. Jika yang datang anak usia  SLTA seperti kami-kami  saat itu (1972), fokusnya  pada persoalan muda-mudi. Meskipun sering juga menyentuh hal-hal lain. Misalnya, masalah  rezeki, nilai ujian, dan sebagainya.  

Dengan membawa uang alakadarnya, pasien mendatangi rumah tukang kopi.  Beliau-beliau ini semuanya perempuan muda dan tengah baya. Di Kota Sungai Penuh jumlahnya lebih dari 5 orang. Mereka  punya tempat praktik masing-masing. 

Seperti  profesi lainnya usaha mereka ada yang biasa-biasa saja, ada pula yang terkenal.  Hal ini ditandai  dengan  ramai tidaknya jumlah pengunjung. 

Teknik pelaksanaannya 

Begitu tamu datang dan menyampaikan maksudnya,  tuan rumah  langsung  menyeduh kopi ditambah gula. One pelanggan one gelas. Kurang lebih 7 menit  kemudian kopinya baru boleh diminum. Tujuannya menunggu ampas kopinya mengendap di dasar gelas. 

Tak ada aturan apakah si hitam manis itu diminum sampai habis atau sebagiannya saja. Namun, rata-rata tamu menyeruputnya cuman seteguk.  Kemudian airnya yang tersisa dibuang. Endapan ampas kopinya  dilumuri ke seluruh dinding gelas bagian dalam. 

Caranya dengan memutar dan menggungcang-guncang  gelas tersebut dalam posisi miring. Bukan dioles pakai tangan atau sendok. 

Ritual puncak

Setelah semua permukaannya  terbalur rata,  gelas ditaruh di atas selembar  kain dalam kondisi terbalik  (mulutnya ke bawah landasan ke atas).  Dari luar gelas akan tampak guratan-guratan  yang  terbentuk oleh lelehan ampas kopi tadi. 

Ritual puncaknya dimulai. Sang  peramal mengangkat gelas. Terus mengamati pesan-pesan yang terukir pada  dinding wadah ampas kopi itu, sekaligus membacanya  dengan intonasi  bahasa khas tukang kopi. ha ha ..... 

Misalnya,  “Kopimu bagus. Dua hari lagi ada sesesorang yang akan memberi keputusan. Perawakannya sedang, kulitnya kuning langsat. Sekarang dia lagi bingung, harus memilih satu di aiantara dua.  Begini begitu, Bla ..., bla ....” 

Sang pasien menyimaknya seriuas. Hatinya berbunga-bunga  jika informasi yang dia dengar adalah kabar genbira. Dan senyumnya  redup bila kopinya  membawa pesan yang  tidak sesuai dengan ekspektasinya.

Umpanya, “Kamu harus hati-hati.  Kayaknya sainganmu berat. Ada yang  coba-coba dekat sama  si doi. Tapi tidak masalah. Delapan puluh persen hatinya masih condong ke kamu. Kabar baik Inyaallah menyusul. Kwartal ini  nilai ujianmu bagus.”  

Temuan tukang kopi barusan  menjadi perbincangan hangat di tempat kost.  Bagi teman-teman yang punya pacar, boleh-boleh saja meyakini bahwa ramalan tersebut tepat dan benar adanya. 

Giliran saya, otak ini dibanjiri oleh pertanyaan, “Siapa ya, yang akan memberi keputusan. Saya sendiri  belum punya pacar.”  Ha ha .... 

Bagi saya persoalan begini hanya merupakan hiburan.  Tidak menanggapinya dengan serius.  Saya orangnya percaya dengan hal yang realistis saja. 

Lucunya, di era digital saat ini ritual ngopi  untuk meramal nasib tersebut masih eksis di Kerinci dan  Kota  Sungai Penuh umumnya. Malah titik-titik penyedia layanannya bertambah banyak.  Mereka memasang tarif yang lumayan tinggi. Minimal seharga  satu bungkus nasi Padang. He he ....

Penutup

Sejatinya selain ngopi, ada beberapa kiat lain untuk urusan  ramal- meramal ini.  Di antaranya menggunakan kartu remi. 

Caranya  simpel. Juru ramal cukup mengetahui nama pasien. Kemudian dia mengocok-ngocok sejumlah kartu remi beberapa kali. Kurang dari 2 menit hasilnya langsung terbaca. 

Tetapi, metode kartu ini tidak sepopuler ngopi. Mungkin karena zaman itu penyedia layanannya terbatas, dan dimonopoli kaum Adam. Sementara  konsumennya rata-rata cewek. 

Beginilah cara ngopi  meramal  nasib yang sampai kini masih eksis  di Kota Sungai Penuh dan  Kerinci. Semoga bermanfaat. Terima kasih.

Baca juga:

*****
Penulis,
Hj. NURSINI RAIS
di Kerinci

17 komentar untuk "Begini Ritual Ngopi Meramal Nasib yang Tetap Eksis di Kerinci"

  1. asiik juga....
    iseng iseng berhadiah, siapa tahu ramalan yang baik akan jadi kenyataan....
    😁👍🤣

    BalasHapus
    Balasan
    1. Ha ha .... Yang namanya ramalan boleh di percaya boleh tidak. Asal jangan gantung diri jika hasilnya tak sesuai harapan ya, MasTanza. Selamat pagi. Salam literasi yang tak pernah terhenti.

      Hapus
  2. Aku oernah denger bunda, tapi ga pakai kopi, melainkan serbuk teh. Tapi caranya mirip2lah begitu 😄.

    Sama sih Bun, aku juga ga percaya yg beginian, lagian takut musyrik 🤣. Walopun duluuuu zaman msh SMP, pada rajin tuh liat ramalan bintang wkwkwkwk

    BalasHapus
  3. Bagi yang serius kayaknya muji2. Katanya ramalan Uni Kopi tadi tepat. "Lok dia bisa tahu ya?" ... Ha ha ... Padahal kadang2 apa yang dibacakan sang tukang kopi mirip peristiwa yang telah terjadi pada diri pasiennya.

    BalasHapus
  4. hehehe unik ya.. kalo kopinya enak bisa diminum sampai habis, kan sayang udah dibeli mahal2.. eeeh...

    BalasHapus
    Balasan
    1. Dahulu ngopi kayak gitu, hiburan asyik. Maklum TV belum ada, Hp jauh banget. He he .... Terima kasih telah mengapresiasi, ananda Naia. Doa sehat untuk keluarga di sana ya.

      Hapus
  5. baru tahu cara meramal seperti ini. banyak ya caranya bahkan yang unik sekalipun

    BalasHapus
    Balasan
    1. Itung2 nambah pengalaman ya, Mbak. Terima kasih telah singgah. Selamat malam.

      Hapus
  6. Unik banget cara meramalnya pakai sisa ampas kopi yang diminum kalau di film-film biasanya pakai kartu atau pasir.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Bagaimanapun teknisnya, yang namanya ramalan itu boleh dipercaya boleh tidak. Kekadar iseng. He he .... Terima kasih telah mengapresiasi. Selamat malam.

      Hapus
  7. wah menarik banget cara ramalnya :D terimakasih sudah berbagi info ya kak

    BalasHapus
    Balasan
    1. Sama2 Mbak / Mas. terima kasih juga telah singgah.

      Hapus
  8. Emang ramalannya udah oernahh sampe kejadian yahh kok bisa eksis sampe sekarang sihh

    BalasHapus
    Balasan
    1. Yanv pasti buat hiburan dulu, ananda Alul. Soal bukti itu bukan janji. Eh ...., Gak nyambung ya. He he ...

      Hapus
  9. Ibuuu, nenek buyut saya bisa ramal kayak gini, kemampuannya itu diturunkan ke nenek saya, dulu mama saya pernah minta diramal sekali, karena ramalannya nggak sesuai ekspektasi mama saya, akhirnya mama memilih nggak mau main ramal-ramal lagi, bikin kepikiran aja :D

    Tehniknya mirip, cuman seingat saya, ampas kopinya ditaruh di piring, dan sisa ampas di dinding cangkir yang di 'baca' sama nenek saya itu :D

    BalasHapus
    Balasan
    1. Ada juga tukang ramal yang membalik/menumpahkan ampas kopi di gelas ke dalam piring. Tetapi yang dibaca ya sama. Yaitu garis2 pada dinding gelas.
      Zaman kami (tahun 70an) ngopi hanya sekedar hiburan. Tukang kopinya tidak nuntut besarnta bayaran. Tetapi sekarang kabarnya sudah jadi lahan bisnis. Sang peramal menetap tarifnya tertentu. terima kasih sharingnya, ananda Rey. Selamat sore.

      Hapus