Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Gambaran Umum Pengelolaan Sekolah Dasar di Sally Oak Birmingham

 Catatan Perjalanan ke Inggris (7)

Raddlebarn Primary School, Sally Oak, Birmingham. Foto Istimewa

Tak jauh dari kediaman anakku di Sally Oak, Birmingham, Inggris, ada 2 Sekolah Dasar. Raddlebarn  Primary School  dan Tiverton Academy.

Raddlebarn School siswa British-nya lebih banyak. Boleh dikatakan sekolah ini  sebagai sekolah penduduk asli.

Sementara di Tiverton Academy lebih banyak siswa campurannya. Bocah-bocah tersebut anak kaum imigran dari banyak negara di dunia.  Mereka datang dan pergi silih berganti, ikut orang tuanya study di berbagai Universitas di Birmingham.

Tetapi di sekolah, siswa campuran tersebut tetap berkomonikasi pakai Bahasa Inggris. Tak tahu apakah ketika ngumpul di luar sekolah mereka sibuk dengan bahasa negaranya masing? Allahu alam bish shawab.

Lokasinya pun (Tiverton Academy) lebih dekat dengan pemukiman mahasiswa. Sedangkan di Raddlebarn School jaraknya agak jauh. Putra saya menyekolahkan kedua anaknya di Raddlebarn School.

Berikut disajikan gambran umum terkait pengelolaan  Sekolah Dasar di Inggris. Khususnya di  Raddlebarn Primary School.

Klasifikasi  Siswa

Cucuku Razita Berpakaian seragam sekolah. Foto Istimewa

Lama pendidikan 7 tahun. Siswa diklasifikasikan berdasarkan usia. Bukan menurut kelas seperti di  negara kita.

Pertama: Kelompok Infant : usia 4, 5, dan 6 tahun. Disebut tahun ke 0, 1, dan 2. Atau year 0, year 1, dan  year 2. Gabungan ini dikategorikan sebagai tingkat persiapan untuk masuk Sekolah Dasar. Namun tetap bernaung di bawah Primary School.

Ke dua: Kelompok Children : umur 7, 8, 9, dan 10 tahun. Disebut tahun ke 3, 4, 5, dan 6. Atau year 3, year 4, year 5, dan year 6. 

Usia siswa dihitung per tanggal 01 September. Bertepatan dengan awal tahun ajaran baru. Andaikan seorang anak pada tanggal dan bulan  tersebut belum genap 4 tahun, dia belum diklasifikasikan ke dalam kelompok Infant.

Begitu juga untuk  partai ke  2. Jika pada tanggal 01 September seorang murid kurang dari 7 tahun, maka dia belum memenuhi syarat untuk masuk ke golongan Children

Ke tiga: Kelompok Nursery. Raddlebarn Primary School, juga menyelenggarakan pendidikan Nursery gratis untuk anak 3 > < 4 tahun. Setingkat TK Satu Atap kalau Di Indonesia. Kegiatannya 2,5 hari perminggu. 2 x masuk sehari penuh, plus 1 x 0,5 hari.

Namun, bagi orang tua yang ingin menitipkan anaknya lima hari atau seminggu jam kerja juga boleh. Tapi dikenakan biaya tambahan. Masuk dan pulangnya barengan dengan siswa kelompok Infant dan Children.

Sama dengan beberapa sekolah di Indonesia, ruangan Nursery dan kelompok Infant dipenuhi barang mainan. Bedanya, di Raddlebarn peralatannya lebih lengkap, canggih dan tertata. Tapi tidak semua Primary School di Inggris menyelenggarakan kelompok bermain Nursery.

Jadwal Libur

Kalender pendidikan tahun 2015. Foto Istimewa

Sekolah dibuka Senin sampai Jumat. Bersamaan dengan hari kerja, Sabtu Minggu "Libur akhir pekan". Para pekerja memanfaatkan momen 2 hari ini untuk ber-weekend ria. 

Libur panjang Juli sampai Agustus. Selanjutnya siswa kembali ke sekolah pada tahun ajaran baru.

Hari besar Islam, tidak diadakan libur nasional. Tetapi, sekolah-sekolah tertentu yang terdapat siswa yang beragama Islam, ada kebijakan khusus dari sekolah untuk mengizinkan muridnya libur. Biasanya hanya pada 2 hari raya. Idul Fitri dan Idul Adha. 

Namun ada pula di tempat-tempat tertentu, dimana pada sekolah itu siswa muslim sebagai mayority, maka sekolah diliburkan.

Sebaliknya kalau jumlah siswa Muslimnya minority, orang tua siswa biasanya minta izin pada pihak sekolah untuk libur. Tapi ada juga umat muslim yang membiarkan anaknya tetap sekolah. Walaupun hari raya. 

 Baca juga:  Keanehan Bermunculan di Cyti Centre 

Tiada Tidur Siang

Bu Guru Miss Garby membimbing cucuku Ridho belajar menggambar. Foto Istimewa 
 
Ketika ada siswa yang kurang mood atau mengalami gangguan kesehatan, menjelang dijemput orang tuanya mereka dibolehkan tidur. Tak heran, dalam setiap kelas disediakan tempat tidur.

Tetapi pihak sekolah tidak menjadwalkan secara khusus bagi siswa untuk tidur siang. Beda dengan di China. Beberapa Sekolah Dasar mewajibkan siswanya tidur siang di dalam kelas. Mereka menyebutnya Wu  Jiao.

Beberapa sekolah favorite independent di Indonesia juga sudah menganut sistem tidur siang di dalam kelas. Yayasan Pendidikan Al Azhar Jambi misalnya. Jadwalnya setelah makan siang.

Bantal, selimut, dan tikar termasuk perlengkapan yang harus di bawa ketika anak-anak mendaftar masuk Sekolah Dasar.

“Bangun tidur anak-anak akan merasa lebih tenang,” ujar Miss Lisa salah satu guru di Al Azhar Jambi..

Tetapi aturan itu hanya berlaku efektif bagi siswa kelas 1- 4. Dasar anak-anak. Setelah naik ke kelas 5, usai makan siang mereka lebih memilih ngobrol dan kejar-kejaran daripada tidur. 

Baca juga:  Meluncur ke Sally Oak

Sarapan Pagi dan Menu Makan Siang

 Ilustrasi menu makan siang  siswa Raddlebarn School. Foto Istimewa

Kegiatan belajar menngajar di Raddlebarn School,  berlangsung mulai pukul 08.45 s.d 15.00. Siswa kelompok Children diharuskan membawa bekal masing-masing.

Pihak sekolah hanya menyediakan menu gratis bagi siswa Nursery dan Infant. Pagi sebelum belajar, minum susu plus buah dan wortel mentah. Siang disediakan aneka roti.

Sebagai orang kampung, saya merasa ada ketidaklaziman. Mosok pagi buta anak dikasih buah dan sayur mentah. Jadi ingat nasehat alamarhumah nenekku. Makan buah pagi hari, membuat perut kembung, dan maaf, ketek menjadi basah.

Keheranan saya terjawab. Mengutip dari Merdeka.com, 21 Agustus 1015, Makan buah di pagi hari dapat meningkatkan energi. karena buah kaya karbohidrat. Bagus untuk pencernaan, makanya buah disebut makanan pembersih tubuh. Kaya enzim untuk membantu tubuh menyerap nutrisi. Meningkatkan mood sepanjang hari. Menurunkan stress.

Karena aktivitas kita dimulai dari pagi hari, seharusanyalah dipenuhi kebutuhan tubuh terlebih dahulu. Sebelum tuannya menuntut dia untuk menghamba. 

Baca juga: Kos-kosan dan Grasi Mobol di Sally Oak

Karakter Guru

Cucuku Ridho dan Bu Guru  Miss Phillips. Foto Istimewa

Pada part sebelumnya pernah saya senggol, bahwa di mana-mana, guru itu karakternya nyaris sama. Senyum, penyayang,  berdedikasi  tinggi, dan ramah kepada semua orang. Itulah kesan yang saya tangkap sebulan mengantar jemput cucu di Raddlebarn School.

Tenaga pendidik tersebut terdiri dari berbagai ras, suku bangsa, dan warna kulit. Namun, dalam menjalankan tugas, satu dengan lainnya saling merangkul dalam semangat hormat-menghormati.

Tidak ada larangan bagi Ibu Guru muslimah mengenakan jilbab, meski ada keganjilan menyentuh penglihata. Berjilbab? Ya. Tapi  bajunya you can see dan berkerah lebar. Ini sudah menjadi pemandangan hari-hari di Raddlebarn School. Meskipun jumlahnya tidak banyak. 

Tak ada aturan yang mengikat Bapak dan Ibu Guru untuk  berseragam ke sekolah. Seksi? tidak masalah. Ngejreng? boleh-boleh saja.

Dan kebebasan yang paling azazi adalah, menjalani hidup tanpa ikatan pernikahan. Oknum Ibu guru hamil berstatus nona bukanlah aib..  

Baca juga: Kepedulian Bertetangga di Sally Oak, Birmingham,Inggris

Pergaulan Antar  Siswa

Acara penyerahan Headteacher Award di Raddlebarn School.  Foto Istimewa

Yang enak dilihat,  interaksi antar peserta didik. Bule putih, bule hitam, dan kuning langsat, menyatu dalam suatu kawah pendidikan Raddlebarn School. 

Anak-anak Muslimah yang berkerudung, tidak membuat mereka tersisih di tengah kelompok mayoritas. Asalkan warna pakaiannya disesuaikan dengan seragam sekolah.

Yang patut diacungi jempol, solidaritas antara anak-anak muslim yang kental. Bila bertemu, tanpa dikomandoi mereka saling hug. Lebih-lebih sesama bangsa serumpun seperti Indonesia, Malaysia, dan Brunei.

Demikian sekilas gambaran umum tentang pengelolaan Sekolah Dasar di Sally Oak, Birmingham Inggris. Paparan ini berdasarkan kondisi tahun 2015. (Bersambung). 

Baca juga: Ingin ke UK? Kenali Dulu Kebiasaan Masyarakatnya

****

Ditulis oleh:

Hj. NURSINI RAIS

Kerinci, Jambi

 

43 komentar untuk "Gambaran Umum Pengelolaan Sekolah Dasar di Sally Oak Birmingham"

  1. ternyata engga jauh berbeda dengan kita di Indonesia ya mba, cuma ada perbedaan di makanan, yang lainnya hampir mirip, mantap, ilmu baru nih, jadi tahu aktivitas anak di inggris itu seperti apa

    BalasHapus
    Balasan
    1. Sependapat, Mas Kuanyu. Bukankah manusia itu lahir dengan kodratiah bawaan. Yang membuatnya beda watak adalah sosial budaya di lingkungannya masing-masing. Terima kasih telah berkenan singgah, Mas. Selamat siang.

      Hapus
  2. Wah sepertinya menyenangkan sekolah disana, ternyata nggak ada diskriminasi juga buat anak-anak yang berhijab, saluuut ...

    Emang budayanya beda juga ya, jadi pernikahan nggak sesakral di Indonesia. Gurunya hamil belum nikah nggak ada tetangga yang julid :D

    BalasHapus
    Balasan
    1. Gak ada orang kiri kanan yang julid, Mas Edotz. Malah dia cerita ke menantu saya, kalau sekian bulan lagi akan lahiran. He ... He .... Terima kasih telah mengapresiasi, Mas.

      Hapus
  3. keren deh.....ada nursery untuk anak dan gratis...
    thank you for sharing

    BalasHapus
    Balasan
    1. Di sini paud dan TK ada juga yang gratis kan Mas. Terima kasih telah mengapresiasi, Mas. Selamat malam.

      Hapus
  4. Seruuu ceritanyaa, nggak sabar baca lanjutannya. Penasaran kalau anak-anak bisa akrab tanpa membeda2kan sara gitu harusnya ke depannya makin sedikit juga ya diskriminasi, tapi kalo dari yang saya baca-baca atau nonton berita kebanyakan diskriminasi terjadi di luar negeri. Hmm di manakah cikal bakal bullying dan diskriminasi itu berasal? Harus diputus mata rantainya supaya dunia lebih damai. Hehe..

    BalasHapus
    Balasan
    1. Mungkin tergantung lingkungannya juga, ananda Ima. Sebulan saya di sana tak ada keluhan dari cucu-cucu. Yang terlihat di mata kondisinya begitu (damai). Menurut anak saya, di Raddlebarn Schol itu ada bulan-bulan tertentu untuk latihan anti bullying, ada bulan membudayakan antre. Tak tahu apakah ini berlaku di seluruh Inggris atau tidak. Terima kasih telah hadir. Salam sehat selalu untukmu.

      Hapus
  5. Selalu menyenangkan membaca tulisan eyang. Terima kasih sudah membagikan kisah yang menarik ini pada kami.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Terima kasih, ananda Era. Siap, episode berikutnya nunggu antre. He he .... Terima kasih telah mengapresiasi. Salam sehat untukmu sekeluarga.

      Hapus
  6. Waaa, menarik banget, Bundaa.
    Ga sabar menantikan cerita2 selanjutnya.

    Bunda nih warbiyasaak, sanggup meng-capture hal2 semacam ini jadi cerita yg enaaakk dibaca :D

    BalasHapus
    Balasan
    1. "Bunda nih warbiyasaak, sanggup meng-capture hal2 semacam ini ..." Kebetulan di sana bunda berteman dan tinggal di lingkungan mahasiswa asal Indonesia, ananda Nurul. Setiap ada yang ganjil langsung bertanya kepada mereka. Jawabannya dicatat, Hal seperti ini mungkin tidak kita peroleh kalau sekadar melancong bersama jasa traveling. Terima kasih telah hadir. Selamat beraktivitas.

      Hapus
  7. Senang membaca tulisan Bu Nur, jadi punya wawasan mengenai England. Bisa nih jadi rujukan orang-orang yang mau bawa keluarga sembari melanjutkan kuliah di Birmingham.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Sebaiknya begitu ananda Mugniar. Kuliah ke luar negeri bawa keluarga. banyak untungnya. Kalau suami atau istri yang lihai/kreatif bisa kerja. Minimal jualan makanan ke mahasiswa kita di sana. Kelak pulangnya bawa tabungan yang lumayan. Ilmu dapat, uang dapat, anak pintar bahasa Inggris. Terima kasih telah menanggapi. selamat beraktivitas.

      Hapus
  8. Wah, ibu Nur udah top leve; domain nih blognya. Selamat ya Bu. Semoga terus semangat ngeblognya.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Weh, weh ..., Nenek ini tersanjung, ananda Wid. terima kasih doanya. amin. Doa sehat pula untukmu sekeluarga.

      Hapus
  9. Senang membaca ceritanya, Bunda. Saya jadi membayangkan suatu saat nanti anak saya tinggal di sana, dan cucu-cucu sekolah di sana juga. 😍

    BalasHapus
    Balasan
    1. Amin, ananda Arinta. Kalau ada niat disertai usaha insyallah tercapai. Tapi untuk nuntut ilmu. Untuk berdomisili, mikir dulu seribu kali. Lingkungan di sana sangat jelek, untuk moral anak. terima kasih telah mengapresiasi. Selamat malam.

      Hapus
  10. Senangnya ya Bunda, bisa mengamati perkembangan cucu dan sekolahnya di LN. Toleransi malah kental ya di sana. Di sini sesama Muslim malah dijulidin...

    BalasHapus
    Balasan
    1. Sebenarnya dimana-mana bullying, juliding, nakaling he he pasti ada. Cuman ada yang parah ada yang sewajarnya saja. Namanya anak-anak. Tapi si cucu, katanya tak pernah diganggu tenannya. Terima kasih telah mengapresiasi ananda Hani. Selamat malam, salam untuk keluarga di sana.

      Hapus
  11. Sebenarnya dimana-mana bullying, juliding, nakaling he he pasti ada. Cuman ada yang parah ada yang sewajarnya saja. Namanya anak-anak. Tapi si cucu, katanya tak pernah diganggu tenannya. Terima kasih telah mengapresiasi. Selamat malam, salam untuk keluarga di sana.

    BalasHapus
  12. Menyenangkan banget bacanya kalau ternyata di negara maju juga masih ngga jauh beda dengan kita soal persekolahan. Soal bullying memang ngga mengenal batasan negara, di mana-mana ada. Tapi toleransi dan saling menghargai penting dikedepankan sedari dini agar bibit-bibit julidisme bisa ditekan seminimal mungkin.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Betul, ananda Rella. Asalkan ada kerja sama dan contoh teladan dari semua pihak, terutama guru dan orang tua, segala problem pasti bisa kita lewati. Terima kasih telah singgah. Salam sehat untuk keluarga di sana.

      Hapus
  13. Adem membaca sesama muslim saling memeluk. Andaikan semua begitu ya, gak di negara asing saja. Menarik deh bu baca kebudayaan di sekolah asing

    BalasHapus
    Balasan
    1. Tidak hanya antar anak-anak di sekolah, ananda Andina. Asal ketemu di sembarang tempat sesama Muslim (Berjilbab) dewasa, pasti mereka saling mengucapkan salam. Walau tidak kenal mengenal. Ini berlaku untuk semua warna kulit. Terima kasih telah singgah. Salam sehat untuk keluarga di rumah.

      Hapus
  14. Aku jadi penasaran sama cara mereka pakai kerudung. Di sini juga banyak kan yang begitu. Lakai kerudung panjang, terus dasteran pendek. Wkwkwk..

    Tapi, kan itu di rumah. Meski agak aneh juga buat tetangga yg liat.

    BalasHapus
    Balasan
    1. He he ... Cantiknya dapet, Mbak Aprilely. Cuman, maaf, waktu ngangkat tangan ada bagian lain yang tampak. Tentu hal begitu tidak lazim di negeri kita. Selamat malam minggu. Terima kasih telah singgah.

      Hapus
  15. wahh ini jadi cerita menarik ya mbak, bisa tahu bagaimana sekolah di inggris
    btw aku lihat seragamnya kok sepintas mirip seragam sekolah Harry Potter ya, hehe

    BalasHapus
    Balasan
    1. Karena memang negara Harrry Potter kali ya, Mbak. terima kasih tanggapannya. Selamat bermalam minggu, Mbak Dee.

      Hapus
  16. Di Inggris malah anak-anak cenderung bisa lebih mingle ya, Bu. Jadi penasaran dengan kurikulumnya gimana kalau di sana, Bu?

    BalasHapus
    Balasan
    1. Waduh, Kurikulumnya itu yang tidak dapat kita pelajari, ananda Alfa. Makanya bunda berani mengulas gambaran umumnya saja. Yang tampak dari luarnya saja. ditambah hasil tanya-tanya pada emak-emak kita asal Indonesia, yang anaknya sekolah di sana. Selamat istirahat. Terimakasih apresiasinya.

      Hapus
  17. Seragam sekolahnya seperti yang digambarkan di novel dan film-film yaah...Bun.
    Lucu dan so cute.
    Cucu Bunda mashaAllah... Pakai hijab dengan rapih dan gurunya dengan baik menerima.

    Barakallahu fiikum, Bunda.
    Senang sekali membaca sekolah di Sally Oak, Birmingham Inggris.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Terima kasih, ananda Lend. Setahu bunda, rata-rata anak-anak cewek muslim bersekolah di Raddlebarn pakai jilbab.
      Betul, guru-gurunya ramah dan lembut. Selamat bermalam minggu.

      Hapus
  18. Ramah terhadap muslim ternyata di Raddebarn ya, bu. Kan ada juga tuh wilayah Eropa yang agak diskriminasi, walau tidak semua sih. Senang juga ya kalau tetap bisa bersosialiasi dengan semua anak meskipun beda-beda etnisnya gitu.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Faktanya begitu, Mbak Uniek. Menurut cerita mahasiswa kita yang kuliah di sana, yang agak sinisme terhadap muslim warga Eropah daratan. Terima kasih tanggapannya. Selamat malam minggu.

      Hapus
  19. Terima kasih sharingnya, Bu.. saya selalu suka membaca cerita-cerita tentang sistem pendidikan di sekolah-sekolah yang berbeda-beda di tiap negara. Terbayang saya bisa menyekolahkan anak saya di sekolah yang tepat untuknya.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Terima kasih skembali, Mbak Wiwin. Di sana hubungan orang tua siswa dan guru juga bersahabat, Mbak. Khusus orang tua dari luar negeri (luar Inggris), sekali dua minggu, ada workshop. Sebelum menerapkan metode dan bahan pembelajaran tertentu kepada siswa, Terlebih orangtuanya yang dibelajarkan (diberi pelatihan). Terima kasih atensinya. Selamat bermalam minggu.

      Hapus
  20. Wah, sarapan buah itu bagus. Anak-anak dibiasakan dengan hal menyehatkan ya, Bund. Itu mirip konsep pola makan food combining :)
    Tentang tidur siang, mulai banyak memang sekolah di Indonesia yang ada jadwal tidur siangnya. Anak-anak jadi lebih fresh gitu.
    Kisah menarik tentang sekolah di Inggris, nih :)

    BalasHapus
    Balasan
    1. Kalau makan buah insyaallah anak SD mudah menerima. Tapi disuruh tidur siang lumayan susah, Mbak Tatiek. Kecuali dipaksa. he he ... Terima kasih tanggapannya. Selamat Berhari minggu. salam sehat untuk keluarga di sana.

      Hapus
  21. Wah, seru banget tuh. Jadi brasa sedang pergi ke sana. Pasti cerita lainnya gak kalah seru

    BalasHapus
    Balasan
    1. Terima kasih, Mbak Emmy. Selamat berhari minggu. Doa sehat untukmu selalu.

      Hapus
  22. Terharu ya membaca tentang solidaritas anak2 muslim, meski beda negara yang penting muslim jika bertemu mereka saling berpelukan ya, merasa ada keterikatan. Luar biasa. Nice share ya Bu Nur

    BalasHapus
    Balasan
    1. Anak-anak Indonesia tak kalah hebat dengan anak Bule, Mbak Nurhilmiyah. Bukan tentang solidaritas saja. Di sekolah mereka juga pintar. (He he ... Nenek ini sok). Terima kasih telah hadir. Salam hangat untuk keluarga di sana.

      Hapus