Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Sukseskan Pesta Pernikahanmu tanpa Diguyur Hujan! Hindari 2 Hal Ini

Ilustrasi Pesta Pernikahan tanpa Diguyur Hujan!

Hari Selasa , 21 Desember  lalu  tetangga saya mengadakan pesta pernikahan putrinya. Kami para  jiran sempat  khawatir karena seminggu sebelumnya hujan turun setiap hari.  

Malahan dua hari sebelumnya  hujan  mengguyur  siang dan malam. Bagaimana mungkin acara bisa sukses  di tengah cuaca yang tidak bersahabat.

Kondisi ini dapat dimaklumi, karena  Desember itu identik dengan musim hujan. Belum  lagi puncaknya  yang rata-rata terjadi pada bulan Januari dan Februari.

Syukur, pas  hari H-nya cuaca cerah dari pagi sampai sore. Sepertinya malaikat penolong benar-banar  hadir di tengah kecemasan yang sedang melanda saat itu. Saya tak tahu apakah tuan rumah minta bantuan pawang hujan atau tidak.

Sehari setelahnya hujan berlanjut. Meskipun tidak terlalu lebat dan durasinya tidak lama tapi putus nyambung. Namun lumayan mengganggu.  Karyawan EO-nya mencopot wedding venue  di bawah hujan rintik-rintik. Malahan  sampai sekarang. Kadang-kadang pagi, malam , lain kali siang atau sore.

Belajar dari kondisi tersebut saya ingin menyampaikan 2 saran pendapat  bagi  Anda yang sedang merencanakan  acara pernikahan putra putri kesayangan.  Syukur-syukur jika  Anda sendiri (blogger muda) yang akan naik pelaminan. 

1. Hindari menggelar pesta pernikahan pada musim hujan

Jika memang tamu menghormati tuan rumah, hujan petir pun dia pasti hadir. Bagaimana kalau yang diundang orang kebanyakan. Bukan teman akrab atau  tiada hubungan keluarga , naik motor  pula. Apa betul mereka mau berkuyup-kuyupan demi membahagiakan pemilik acara. Allahu alam bish shawab.

Mending lokasi pestanya bukan di daerah rawan banjir. Apa jadinya undangan telah tersebar,  wedding venue  telah terpasang, katering sudah dibayar lunas dan mahal,  banjir datang melanda negeri.

Untuk itu,  kasus ini patut dan dijadikan pertimbangan  bagi  Anda atau keluarga yang akan menggelar pesta pernikahan.  

2. Hindari melaksanakan pesta pernikahan pada hari Jumat

Sebagian  masyarakat pedesaan (khusus desa saya),  sengaja memilih hari Jumaat untuk melangsungkan acara pernikahan. Fasalnya, tradisi warga setempat  hari Jumat adalah hari libur bekerja di sawah dan aktivitas lainnya. Terutama kaum adam.

Jadi, saat  acara kenduri adat, bapak-bapak banyak yang hadir. Di luar itu, apapun acaranya yang berkaitan  dengan undang mengundang, hampir dipastikan sepi.

Namun, pengalaman sering membuktikan, andaikan  hujan turun pada pagi Jumat,  teduhnya mendekati  waktu salat  Jumat. Kalaupun berlanjut, biasanya usai Jumatan. Tapi maaf, bukan berarti  hujan itu turun setiap hari Jumat.  

Sehubungan dengan itu, tak ada salahnya poin ke dua ini menjadi bahan masukan yang patut diperhitungkan.

 Uniknya, saudara kita dari suku Jawa punya hitung-hitungan tersendiri  buat menetapkan hari terbaik  untuk melaksanakan acara pernikahan. Apakah hal tersebut  mencakup ketepatan cuacanya atau tidak.  Saya kurang mengerti, dan tidak berkompeten menyentuhnya terlalu dalam. Takut salah.

Sejatinya,  di luar kontek cuaca tadi masih  banyak pertimbangan lain yang perlu  dikalkulasikan sebelum melaksanakan hajatan. Baik dalam rangka peresmian pernikahan, maupun perhelatan lainnya yang sifatnya  melibatkan tamu undangan.

Di antaranya menetapkan hari paling pas. Sebagian masyarakat memfavoritkan akhir pekan sebagai pilihan untuk menyelenggaraan  acara spesial yang diharapkan sekali seumur hidup itu.  Sebab, Sabtu dan Minggu hari libur bagi PNS dan karyawan swasta. Hingga mereka enjoi menghadiri undangan.

Namun di daerah saya  kayaknya sengaja memilih hari kerja (Senin-Jumat).  Alasan  pertama,  sebagian karyawan enggan keluar rumah. Sebab, akhir pekan full  jatah  bermesraan bersama keluarga. 

Alasan ke dua, pada hari kerja para ASN bisa memanfaatkan kesempatan sekalian pulang kerja. Atau jika memungkinkan bisa curi-curi waktu. He he  ....  Apabila sudah sampai di rumah, malas keluar lagi.

Tidak sedikit pula pasangan pengantin yang memilih hari dan tanggal spesial untuk menggelar pesta  pernikahannya. Mereka menyebutnya tanggal cantik atau hoky. Saya tak mengerti  bagaimana  rumus perhitungannya. He he .... Maklum nenek-nenek ndso.

Demikian ulasan singkat ini ditulis. Anda boleh percaya sekiranya saran pendapat  ini masuk akal. Kalau tidak,  abaikan saja.    Sebab ini bukan hasil penelitian ilmiah. Hanya perkiraan berdasarkan pengalaman harian. 

Intinya,  segala-galanya kita serah kepada Allah Yang Maha Kuasa. Jangankan menurun hujan, selembar daun pun tak akan jatuh tanpa seizin Beliau. Manusia hanya bisa berencana dan berusaha. Semoga bermanfaat. 

Baca juga:   

*****
Penulis,
Hj. NURSINI RAIS
di Kerinci, Jambi

18 komentar untuk "Sukseskan Pesta Pernikahanmu tanpa Diguyur Hujan! Hindari 2 Hal Ini"

  1. kalau poin 1, sudah hampir pasti....

    poin 2, baru tahu.....

    Informatif.... thank you for sharing

    BalasHapus
    Balasan
    1. Terima kasih juga apresiasinya, Mas Tanza. Selamat pagi dari tanah air.

      Hapus
  2. Tahniah buat mempelai
    Di sini pun sedang musim hujan

    BalasHapus
    Balasan
    1. Ya, Desember identik dengsn mudim hujan. Selamat pagi dari negeri jiran, sobat. Terima kasih telah singgah.

      Hapus
  3. setuju buk, Allah yang maha segalanya. kepadaNya-lah kita berserah dan sebagai manusia kita layak mentaatinya..

    BalasHapus
    Balasan
    1. Benar ananda. Karena kekuasaan Dia tak bisa dihalsngi oleh kekuatan apapun. Terima kasih telah singgah. Selamat beraktivitas.

      Hapus
  4. Setuju dengan kalimat penutup artikelnya, inspiratif, segala sesuatu itu sebaiknya kita serahkan kepada Allah SWT..

    BalasHapus
    Balasan
    1. Setuju, Mas Warkasa. Terima kasih telah mengapresiasi. Selamat pagi.

      Hapus
  5. Menghindari musim hujan bukan perkara mudah. Apalagi Indonesia adalah negara dengan curah hujan yang lumayan tinggi. Kalo hitungan bulannya pas, musim hujan pun tetap dilangsungkan. Tapi tetap berdoa semoga cerah pas pelaksanaan.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Betul, ananda. Karena manusia dilengkapi akal dan ilmu pengetahuan, segala sesuatu bisa disiasati. Termasuk menyiasati waktu dan tanggal pernikahan. Selamat pagi, ananda Nisa.

      Hapus
  6. Betul juga ya Bu, banyak waktu lain buat bikin acara, hindari deh musim hujan, repot kalau hujan, apalagi kalau sampai banjir ya Bu

    BalasHapus
    Balasan
    1. Tapi bagi sebagian orang, saat merencanakan pesta tidak pernah memperhitungkan masslah yang satu ini. selamat malam, ananda Rey. Semoga cepat pulih ya.

      Hapus
  7. Memang bulan Desember dan juga Januari itu hujan lagi kencang kencangnya, untuk menggelar pesta pernikahan sepertinya kurang tepat. Kasihan sama tamu, kasihan juga empunya hajatan kalo sepi.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Iya, Mas Agus. Sedih banget jika segalsnya sudah disiapkan, tamu tak bisa datang karena hujan. Terima kasih telah mengapresiasi. Selamat siang.

      Hapus
  8. Benar sekali Nek, setuju banget tulisan di atas. Perlu persiapan matang dalam menggelar acara pernikahan.

    Apalagi Musim hujan itu saat suhu sedang sejuk-sejuknya, enaknya tidur di rumah hehe😂😂.

    BalasHapus
  9. Balasan
    1. Waw .... Mantap, ananda Icha. Nenek doakan semoga lancar.

      Hapus
  10. Iya bener banget. Banyak yang milih hari kerja selain karena harga gedung jauh lebih murah. Hehe

    BalasHapus